40.

80 11 6
                                    

Rea berulang kali mengganti posisi tidurnya. Merasa tidak nyaman. Padahal tidak ada yang berbeda dari biasanya. Masih tidur berdua dengan Taeyong. Cowok itu tidak pernah berbuat macam-macam dengannya. Benar-benar menjaganya sepenuh hati.

"Re," Taeyong menepuk pundak Rea yang kini membelakanginya. Sedangkan dirinya masih sibuk bermain ponsel sembari sandaran pada headboard.

Rea menoleh kebelakang, kemudian terlentang.

"Susah tidur?" Tanya cowok itu yang kini menaruh ponselnya diatas nakas.

Rea mengangguk. "Iya. Lo kenapa belum tidur?"

"Ada perlu dikit tadi."

Taeyong kini ikut merebahkan dirinya, mengambil posisi miring menghadap kearah Rea yang kini juga menghadap kearahnya.

"Need hug?" Tanyanya lembut, sembari memainkan surai rambut Rea yang terjatuh menutupi wajah ayu gadisnya itu.

Rea mengangguk. "Sedikit."

Lantas Taeyong menarik tubuh mungilnya kedalam dekapan hangat yang selalu nyaman. Rea menenggalamkan wajahnya didada cowok itu. Hening beberapa saat, karena mereka lebih memilih untuk saling menikmati waktu yang terus berjalan.

"Gue boleh jujur sama lo?" Rea mendongak, menatap wajah Taeyong.

"Sure. Mau bilang apa?"

Gadis itu kembali menunduk. Tak tega melihat wajah cowok yang sangat disayanginya itu.

"Gue takut, gue takut kejadian dulu terulang." Ujar Rea, lirih.

Taeyong berpikir sejenak. Kejadian yang mana?

"Gue takut orang-orang lebih judge gue. Gue– gue gak pernah siap buat dibenci kedua kalinya meskipun sekarang semua orang masih benci gue. Gue takut, Yong. Gue kotor."

"Sssh, kok gitu sih ngomongnya?"

Gadis itu menggeleng kecil dalam dekapan Taeyong. "Gue takut hamil lagi." Ucapan lirih itu cukup menikam hati Taeyong dengan dalam. Seperti meremas jantungnya dengan begitu kuat.

Taeyong menghela nafas panjang. "Gue yang nanti jadi ayahnya." Jawabnya, mantap.

Tapi Rea kembali menggeleng kecil. Ia menahan air matanya mati-matian. Pembicaraan ini sangat sensitif untuk keduanya. Rea tak ingin melukai Taeyong, tapi cowok itu juga tak ingin kehilangan dirinya. Mereka rumit.

"You deserve someone better than me."

Taeyong menggeleng. Ia merengkuh wajah Rea. Menyejajarkan wajahnya dengan wajah gadis itu, mencari tatapan Rea yang kini diselimuti takut dan khawatir. Taeyong benar-benar pantas mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik dari dirinya.

"Lo tau, gue jatuh cinta bukan karena ada apa sama lo. Tapi karena lo siapa. Gue jatuh cinta sama Kang Zurrea. Karena itu lo, bukan karena lo kenapa-napa."

Perlahan, mata mereka saling bertemu dalam. Rea tak pernah menyangka jika dirinya yang kotor masih mampu mendapatkan kesempatan jatuh cinta yang sedemikian indahnya.

"Gue sayang sama lo."

"Gue tau." Jantung itu berdebar hebat. Sangat bertalu-talu dan saling bersahutan satu sama lain. Seperti sedang saling berlomba.

Tidak ada lagi kata yang mampu mendeskripsikan perasaan Taeyong dengan Rea. Seharusnya ia sebatas peduli, tapi perasaan siapa yang pernah tau? Takdir begitu hebat mempertemukan mereka berdua dengan maha kisahnya yang tak pernah terduga.

Rea, yang sempat tidak mempercayai takdir akan baik padanya. Kini merubah pikirannya. Takdir akan baik, jika kita baik dengan diri kita sendiri lebih dulu. Dia mulai mempercayai jika masih ada orang yang peduli dengannya, dimana itu berarti dirinya mulai menerima takdirnya dengan baik.

dive in the blue || lee taeyong [SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang