"Lo mau kemana?"
Rea melepaskan tangannya dari cekalan tangan Taeyong. "Bukan urusan lo." Jawabnya ketus.
Ia tidak sedang ingin main-main. Rea panik. Sesegera mungkin ia harus tiba dirumah.
Ponsel digenggamannya berdering. Panggilan masuk dari mamanya. Rea menjauh dari Taeyong, mengangkat panggilan itu.
"Iya, ma. Aku lagi coba cari driver, dari tadi belum nemu. Aku masih dikampus, iya aku pulang sekarang, ma."
Rea lantas mematikan panggilannya setelah dapat Taeyong dengar, jika ia dimarahi.
"Lo mau balik sekarang? Lo gak ada kos deket sini? Lo mending nginep di kos temen lo dulu."
Gadis itu menghela nafasnya. Lantas menoleh kearah Taeyong, memasang wajah tak suka. Ia tak suka urusannya dicampuri orang lain.
"Bukan urusan lo. Gue udah bilang, gue gak mau punya urusan sama lo. Jadi tolong, pergi dari sini, Yong."
"Kenapa gue gak boleh tau urusan karyawan gue sendiri?"
Ingatkan Rea untuk tidak memukul orang yang notabenenya bos nya ini sekarang.
"Yong, please. Tinggalin gue sendirian."
"Gue anterin lo balik."
"Gue masih punya kaki, gue masih bisa balik sendiri." Nada suara Rea mulai berubah, kesal dan panik.
"Ini udah malem. Dan rumah lo jauh. Gila kalik gue biarin lo balik sendirian. Gue cuman mau nganterin lo balik. Bukan mau jual lo ke mucikari."
Rea terdiam. Tepatnya memilih diam.
"Lo bisa nginep di kos temen lo dulu. Bilang ke nyokap lo, kalo lo gak mungkin buat balik sekarang. Udah malem banget buat pulang kerumah lo."
Rea menoleh, setelah menahan air matanya mati-matian. "Urusan lo? Minggir."
Dan lagi, Taeyong lebih dulu berhasil mencekal pergelangan tangannya. Kali ini, ia terkesan lebih ke menyeret Rea untuk menuju mobilnya.
"Lo balik, tapi gue anterin lo." Ujarnya, tegas. Harus nya Rea ingat, orang disampingnya ini terkenal dengan keras nya.
"You've cross the line, Yong. Lo gak seharusnya punya urusan sama gue." Rea berujar lirih ketika mobil mulai melaju. Menahan tremor ditangannya yang mendadak muncul karena panik.
Sekarang sudah hampir pukul delapan. Pesan masuk dari mamanya sudah menumpuk, tapi Rea memilih untuk tidak membukanya kali ini. Bahkan ia mengubah ke mode senyap, membiarkan mamanya terus memanggilnya tanpa terjawab.
Diam-diam Taeyong mengiyakan. Iya, ia melewati batas. Ia memang tak seharusnya memiliki urusan dengan Rea. Tapi, setengah hatinya memberontak, ia harus tetap peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
dive in the blue || lee taeyong [SELESAI]✔
Fanfiction"Gue hidup bukan buat diri gue lagi. Gue cuman takut sakit waktu mau mati. Meskipun hidup gue rasanya lebih sakit." -Kang Zurrea, 2021