BIASAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA TEMAN-TEMAN_🌸_HAPPY READING_🌈_AND ENJOY_🙆_✴️✴️✴️
Dua hari sudah berlalu, sejak Damian mendatangi dirinya di rumah sakit, Aya selalu kepikiran tentang hal itu, entah dia harus senang atau sedih, senang karena ayah nya kembali menganggap dirinya dan sedih karena buka Aya asli yang merasakan nya.
Keadaan nya kini semakin membaik, hanya saja perban nya belum di lepas dengan alasan belum kering, ia juga sudah bertemu dengan papa Joson, sepertinya dia sudah di beritahu Oma atau mungkin Opa jika Aya akan tinggal bersama Damian, dia datang dan memberi nasehat pada Aya tentang dirinya yang harus bahagia bersama ayah kandung nya, ia juga berjanji walaupun mereka akan berjauhan papa dia selalu memantau dan menjaga Aya dari sini, ah Aya jadi terharu, dia memang sosok papa yang idaman.
"Aya, ini sudah jam istirahat mu, tidur lah,"seru Oma membuyarkan lamunan Aya , opa juga ikut menghampiri dan duduk di samping Aya dan dengan lembut mengusap rambut Aya
"Aya belum mengantuk Oma,"ujar Aya dengan memelas, ia sebenarnya jengah jika harus makan tidur,makan tidur.
"Tidur lah sayang,"ujar Opa, dengan lembut ia mengusap rambut Aya perlahan, hingga sang empu merasa nyaman, entah sihir apa yang mereka gunakan hingga Aya menguap lebar dan segera menutup matanya
"Kau tahu, kita sangat menyayangi mu,"ujar Oma yang masih samar-samar terdengar oleh Aya membuat ia tersenyum dalam tidurnya.
Waktu berjalan begitu cepat, detik berubah menjadi menit, dan menit berubah jadi jam. Aya yang merasa tidurnya merasa cukup, lantas mencoba membuka mata indah nya seraya melenguh
"Eunghh,"lenguh Aya seraya mengerjap kan kedua bola mata terang nya, hal pertama yang ia lihat adalah jendela dengan awan di luar nya, tunggu awan? Apakah ia masih di alam mimpi, tidak mungkin kan kaca rumah sakit menampilkan dengan jelas awan yang sangat dekat dengan kaca, kecuali jika ia ada di pesawat. Eh pesawat?
Dengan cepat ia mendongak, dan benar saja tatapan nya langsung bertemu dengan tatapan datar dari orang yang dua hari yang lalu bertemu dengan dirinya.
Damian ternyata sangat licik, ia membawa Aya dalam keadaan terlelap, agar menghindari penolakan yang siapa tahu Aya ajukan, jika sudah begini mau gimana lagi?, Mau kabur dari pesawat? Lewat mana anjir, sekali nya ketemu jalan keluar , jadi burung tanpa sayap, auto nyusruk dah lah!
Dengan cepat Aya menundukkan kepalanya nya, entah kenapa ia merasa sangat canggung sekarang, niat awal ingin balas dendam malah jadi gini, jiwa asli Cia memang selalu kalah sama yang namanya cogan.
Tanpa sadar ia meremas kuat kemeja putih milik Damian, Aya melirik sekeliling nya seperti yang ia pikirkan ini adalah jet pribadi, holkay mah beda ye:)
Ia juga baru sadar jika sedari tadi ia nemplok alias duduk di pangkuan Damian, Aya hanya bisa menggeliat risih karena tak terbiasa.
"Tidurlah, perjalanan masih panjang,"ujar Damian datar dengan tangan yang menepuk-nepuk punggung Aya pelan.
Aya sedikit kaget merasakan perlakuan Damian, dengan keberanian yang sudah ia kumpulkan, Aya kembali mendongak seraya menatap tepat di bola mata Damian, ia mengerjapkan kedua mata nya dengan eskpresi gelisah mencoba membuat Damian mengerti jika dia tidak nyaman dengan posisi ini, di luar dugaan dengan wajah datar nya Damian malah semakin mengeratkan dekapan nya dan menarik wajah Aya agar bersandar di dada bidang nya.
Diam-diam Damian tersenyum samar saat melihat tingkah sang peri kecil dengan wajah yang begitu menggemaskan menurutnya, ia sebenarnya mengerti akan maksud anak nya, namun ia akan tetap berusaha membuat princess nya nyaman bersama dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHAIA
Fantasy"Daddy.." "Hm." "Daddy.." "Yes baby?" "Daddy.." "Apa hm?" "Peluk lagi.."rengek bocah imut dengan pipi merona. *** Apa yang kamu lakukan saat terbangun dan mendapati tubuh mu yang mengecil? Tidak! lebih tepat nya setelah Cia mengalami kecelakaan, jiw...