BIASAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA
HAPPY READING
AND ENJOY
🙆Gelak tawa anak kecil terdengar di lapangan khusus dekat kandang singa besar, di sana terdapat Aya yang tengah berlarian membawa mainan kertas panjang yang di gerakan seraya mengejar Zander.
Sedari tadi ada dua pasang mata yang memperhatikan kegiatan nya dari pinggir lapangan
"Dia sangat pemberani Ed,"ujar Lean dengan pandangan yang sama sekali tak ia lepaskan dari adiknya sedikit pun
"Itu benar,"setuju Edward, ia masih ingat saat pertama kali menemui Aya di lapangan ini dengan keadaan badan yang nyempil di sel besi kandang. Huh mana ada anak yang seumuran Aya seberani itu, seperti nya nona kecil nya memang tak kenal takut.
"Aya!"panggil Lean sedikit berteriak
"Iya bang!"sahut Aya seraya berlari kecil menghampiri tempat dimana Lean berada
"Kamu belum puas main sama Zander?"tanya Lean seraya mengusap peluh keringat di pelipis sang adik
"Heum, emang kenapa?"bukannya menjawab Aya malah balik tanya
"Abang mau ajak kamu main di luar,"ujar Lean seraya memasukan kedua tangan nya ke saku celana, Aya yang mendengar kata luar lantas berbinar senang
"Aya mau, Aya mau!"seru Aya antusias membuat kedua pemuda yang ada disana terkekeh gemas
"Ayo,"ajak Lean seraya menyodorkan tangan kanan nya yang di sambut oleh tangan mungil Aya
"Ayo cepet!"seru Aya nyengir lebar yang membuat Lean tak kuasa mencubit pipinya, mereka lantas pergi beriringan meninggal kan Edward yang tersenyum senang. Tadi itu sungguh pemandangan yang menyejukkan, ia pikir Lean akan tetap bersikap dingin pada Aya, namun nyatanya tidak.
Kembali pada Aya dan Lean yang tengah menuju garasi mobil, namun saat membuka mobil Aya berhenti membuat Lean menatap nya bingung
"Kenapa?"tanya Lean
"Tangan Abang,"ujar Aya seraya menunjuk tangan kiri Lean yang masih di balut perban
"Kan masih bisa pake yang ini,"ucap Lean seraya mengangkat tangan kanan nya
"Jangan deh,"
"Bawa sopir,"usul Lean yang di jawab gelengan oleh adiknya
"Kita jalan kaki aja,"seru Aya membuat Lean bingung
"Abang mau ngajak kamu ke mall padahal,"gumam Lean yang masih terdengar oleh Aya
Lean reflek menunduk saat tangan kanan nya di genggam oleh Aya, lalu adiknya itu menuntun nya menuju gerbang
"Kita keliling kompleks aja,"ujar Aya yang membuat Lean tertegun, dulu dia dan Evan sering sekali bermain di luar sampai terkadang pulang sore dan berakhir di marahi Amara
Lean akhirnya mengangguk mengiyakan, melirik salah satu bodyguard di sana mengkode untuk memberi tahu pada Edward agar memantau mereka dari jauh
"Oke,"sahut Lean membuat Aya tersenyum lebar
Mereka lantas keluar dari gerbang mewah tersebut di sambut dengan beberapa kendaraan yang lewat, tak jauh dari sana terdapat lapangan kecil serta taman bermain anak-anak, dan sudah pasti kaki Aya menuntun mereka untuk kesana.
Mereka berjalan di pinggir trotoar pejalan kaki, sesekali menyapa tetangga yang menatap mereka bingung dan tentunya kagum.
"Abang main itu,"tunjuk Aya pada sebuah ayunan besi
"Biar Abang yang dorong,"jawab Lean seraya mengacak rambut Aya gemas
Aya yang mendengar tercengir lucu serta langsung bergegas mendekati ayunan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHAIA
Fantasy"Daddy.." "Hm." "Daddy.." "Yes baby?" "Daddy.." "Apa hm?" "Peluk lagi.."rengek bocah imut dengan pipi merona. *** Apa yang kamu lakukan saat terbangun dan mendapati tubuh mu yang mengecil? Tidak! lebih tepat nya setelah Cia mengalami kecelakaan, jiw...