[empat puluh satu]

94.5K 11.6K 3.3K
                                    

BIASAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA
TANDAI JIKA ADA TYPO 👌

KANGEN GUE GA? EH MAKSUDNYA KANGEN AYA DEWA GA? HAHA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KANGEN GUE GA? EH MAKSUDNYA KANGEN AYA DEWA GA? HAHA

🌠

"Hati-hati,"

"Siap uncle!"gadis mungil itu dengan kocak nya memberikan hormat pada seorang pria bersetelan jas hitam seperti biasanya.

Edward hanya geleng-geleng kepala, setelah itu langsung menjalankan mobil menjauh dari kawasan sekolah.

"Aya,"

Gadis itu sedikit terlonjak kaget saat merasakan tepukan ringan di kepala nya. Ia lantas mendongak dan mendapati remaja tampan yang senantiasa menatap nya datar.

"Dewa,"Aya mengerjapkan mata saat Dewa menatap nya dari atas sampai bawah. Sampai suatu ketika Dewa berjongkok menatap luka gores di lutut Aya yang di perban kecil.

"Sakit?"

"Sedikit,"jawab Aya seraya menunduk, ia tiba-tiba menatap sekitar yang ternyata sedikit riuh akibat perlakuan Dewa terhadap nya.

"Ada luka lain?"

"Ga ada,"gadis imut itu menggeleng lucu, Dewa lantas berdiri.

"Aku sudah memberinya hukuman,"Dewa meraih lengan mungil itu, menggandeng nya menuju kelas.

"Ha?"

"Lupakan,"

Aya mendengus, ia lantas mendongak menatap rahang kokoh remaja yang gemar memakai hoodie berwarna hitam itu.

"Dewa ga penasaran kenapa Aya bisa luka?"

"Kamu jatuh,"Aya yang mendengar sontak cengengesan.

"Kok tau?"

"Karena kamu gadis ceroboh,"

Aya berdecak mendengar nya, salah kan saja insiden penembakan dan Cessa yang terlalu panik hingga menyeret nya sekuat tenaga.

"Di mall kemaren itu ada penemb---,"

"Jangan pergi tanpa aku,"potong Dewa membuat ucapan Aya terhenti seketika.

"Ya?"beo Aya seraya mengerjap kan mata, sorot mata tajam Dewa sekarang benar-benar menusuk nya. Namun sepersekian detik Dewa mengubah kembali ekspresi wajah nya.

"Masuk,"ujar Dewa.

Aya hanya menggaruk kepala nya karena baru menyadari mereka kini berdiri tepat di depan kelas Aya.

"Okay kapten!"seru Aya semangat, tentu saja hal tersebut mampu membuat senyum kecil terbit di wajah pria berhati iblis di depan nya.

Dewa mengacak gemas puncak kepala Aya dan berakhir mencubit hidung mungil gadis itu pelan.

ALTHAIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang