[delapan]

177K 15.9K 318
                                    

BIASAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA
HAPPY READING
AND ENJOY
🙆

Saat ini Aya tengah menatap langit-langit kamarnya, setelah hampir satu jam dia memilih gaun yang dikirimkan oleh Damian, dirinya dibuat bingung karena begitu banyak nya pilihan gaun yang Daddy nya berikan, sungguh Daddy nya itu sangat berlebihan.

"Ini nona susu dingin nya,"ujar bibi Rona seraya menghampiri Aya yang tengah berbaring dengan kaki menjuntai di pinggiran ranjang.

"Terimakasih bibi,"seru Aya seraya bangkit dan menggapai segelas susu dengan beberapa potong es batu, dengan semangat Aya meneguk susu tersebut dengan cepat membuat bibi Rona yang melihat hanya bisa menggelengkan kepala gemas

"Ah seger nyaaaa!"seru nya

"Jika sudah tidak ada yang nona inginkan, saya permisi,"pamit Rona seraya menerima gelas yang sudah kosong dari tangan Aya

Aya yang mendengar hanya mengangguk seraya tersenyum dan kembali membanting tubuh mungilnya di atas ranjang disusul dengan helaan nafas nya

"Bosen,"gumam nya dengan mata melirik kearah atas bantal yang terdapat ponsel, Damian yang membelikan nya , sebenarnya saat dia di Kanada ia juga punya memegang ponsel,namun papa Joson lah yang sering memegang nya.

Seketika matanya berbinar saat menatap layar ponsel yang ada di genggaman nya, ia lantas beranjak keluar dari kamar seraya berlari kecil menuju lift

Saat sampai lantai bawah, Aya dengan semangat keluar dengan berlari ceria membuat beberapa maid dan bodyguard bergegas menyingkirkan sesuatu yang kecil kemungkinan membahayakan nonanya saat berlari, ya sesayang itulah mereka pada Aya

"UNCLE EDWARD!"teriak Aya saat keluar pintu utama dan melihat Edward yang sedikit terlonjak kaget saat mendengar pekikan nya.

Edward yang sadar akan suara nona nya diam-diam mengelus dada sabar, sungguh sifat nona nya itu di luar dugaan. Ia yang saat ini baru saja keluar dari ruangan khusus untuk mengintai kegiatan di penthouse ini hampir saja menjatuhkan tab nya akibat panggilan nona kecil yang kini tengah berlari kecil menghampiri nya dengan poni tipis yang bergoyang lucu.

"Ada apa nona?"tanya Edward seraya menunduk menatap Aya yang tengah mendongak menatap nya

"Ah uncle kaku banget,"gerutu Aya membuat Edward menghela nafas mendengar gerutuan Aya yang sering di lontarkan padanya, alasan karena tidak suka dipanggil nona

"Kenapa Aya?"tanya Edward lagi mencoba memahami nona kecil nya

"Aya bosan,"ujar Aya yang terdengar seperti rengekan

"Lantas?"tanya Edward bingung

"Ck, Aya ingin keluar uncle,"ujar Aya seraya melirik gerbang penthouse yang menjulang tinggi

"Hm, apa Aya sudah izin sama tuan Damian?"tanya Edward yang tak mau bertindak ceroboh

"Udah,"seru Aya. Bohong! Memang sejak kapan dia menelepon Damian, Edward yang mendengar hanya mengangguk mengiyakan

"Baiklah,"putus Edward membuat Aya loncat kegirangan, ah akhirnya dia bisa keluar dari tempat ini, sungguh ia sangat bosan, ya walaupun disini terdapat banyak fasilitas yang ia perlukan bahkan untuk bermain juga ada, namun dia sudah terlanjur jenuh dan sedikit kesal yang hanya bisa menatap dunia luar dari kaca besar penthouse milik Daddy nya.

Mereka lantas berjalan menuju mobil mewah yang berjejer di garasi dengan Aya yang mengikuti Edward dari belakang seperti anak ayam. Edward hampir saja membuka mulut ingin berbicara saat melihat Aya duduk di kursi depan, astaga! Disinikan dirinya akan menjadi sopir

ALTHAIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang