[sembilan]

174K 16.2K 441
                                    

BIASAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA
HAPPY READING
AND ENJOY
🙆

Saat ini Evan dan kedua teman nya baru saja keluar dari kelas, mereka berjalan di koridor berjalan ke arah ruangan pribadi Daddy nya, di sana terdapat Aya yang tengah tertidur pulas, tadi saat di kantin selesai makan adiknya mengeluh karena rasa kantuk nya, dengan telaten Evan mengusap punggung Aya hingga tertidur pulas, hal itu lagi-lagi membuat semua siswa tertegun melihat sifat sabar Evan yang selama ini jarang terlihat.

"Lo umpetin Aya dimana Van, perasaan setiap kita maen kaga pernah ngeliat tuh Dede gemes?"tanya Gio

"Dia selama ini tinggal sama Oma di Kanada,"jawab Evan menghela nafas

"Sejak bayi?"timpal El

"Ya,"

"Tega kali,"saut Gio membuat Evan menggaruk belakang telinga nya dan mempercepat langkah kaki nya menuju ke ujung koridor di mana ruangan Daddy nya berada, bisa mereka lihat Edward tengah berdiri tegak di depan pintu dengan muka datar nya tak peduli dengan beberapa siswi yang menggoda nya terang-terangan, hey jangan salah, wajah Edward memang tampan dan masih bisa di bilang pantas untuk ukuran wajah anak SMA.

"Apa dia terbangun Ed?"tanya Evan saat sudah di depan pintu

"Tidak tuan,"jawab Edward membuat Evan mengangguk dan langsung membuka pintu dengan pelan takut mengganggu tidur adiknya, ia lantas masuk di susul kedua teman nya.

Objek yang pertama kali mereka lihat adalah seorang gadis mungil yang tengah tertidur meringkuk seraya memeluk guling, persis seorang bayi di tambah dengan wajah nya yang polos

Tv di dalam ruangan ini masih menyala menampilkan tokoh kartun menandakan sang empu sempat bangun menyalakan tv dan malah tertidur kembali. Gio dan El berjalan ke arah sofa dan memakan beberapa cemilan di meja yang terdapat di sana.

"Kita tunggu aja Van, jangan di bangunin, kasian,"ujar El yang di balas anggukan oleh Evan, dari awal memang niat nya seperti itu

Tanpa memperdulikan kedua teman nya yang asik berebut camilan, Evan beranjak ke arah Aya yang masih asik dalam mimpinya, dengan pelan ia memindahkan guling dari dekapan Aya, lalu membaringkan tubuhnya menjadikan badan nya yang sekarang di peluk oleh Aya mengira sebagai guling. Lama ia menatap wajah damai Aya, pahatan nya sungguh sempurna untuk garis keturunan keluarga Charon, ia tersenyum dan mengecup singkat kedua mata Aya yang tertutup, lalu menenggelamkan wajahnya di ceruk leher sang adik, menghirup nya dalam-dalam seolah tiada hari esok untuk menikmati nya

"Inget, itu Ade lo Van,"celetuk Gio yang sebenarnya iri karena ingin punya adik perempuan dan bermanja-manja seperti Evan

"Otak lo,"gumam Evan yang masih terdengar oleh mereka

"Pengen punya Ade kan lo?"tuding El,"bikin sono!"lanjut nya

"Heh!"sentak Gio

"Bunda lo maksudnya,"jawab El cepat

"Ga ah, takut yang keluar orang,"saut Gio

"Lah, lo pengen nya alien!"

"Gue pengen nya kaya boneka idup mirip Aya,"rengek Gio membuat El bergidik ngeri

"Jangan ngerengek lo, jadi mistis suasana nya,"ujar El serius, membuat Gio yang mendengar berdecak kesal seraya menggeplak kepala El

"Kekerasan dalam pertemanan anjir,"keluh El seraya mengusap kepala yang di geplak oleh Gio

Perdebatan mereka berhenti kala mendengar deringan ponsel yang berasal dari milik Evan

"Ponsel lo Van,"ujar El

ALTHAIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang