[lima puluh]

75.2K 10.3K 3.9K
                                    

BIASAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA
TANDAI JIKA ADA TYPO 👌

UWAA HALOO🤗
UP LAGI NIHHHH

SPAM AYA DEWA DULU DI SINI👉

BTW KALIAN AKTIF BACA WP SEJAK KAPAN AND JALUR APA?

∆∆∆

Wasit meniup peluit tanda pergantian pemain.

Semua penonton serentak menahan nafas saat seorang gadis mungil berlari kecil memasuki lapangan.

Dengan baju basket kebesaran berwarna merah, Aya dengan pede nya melangkah, nama punggung yang tadi nya 'ARYA' kini berubah menjadi 'A  YA'.

Ya, sebelum di pakai oleh Aya, Cessa sempat menempelkan lakban merah untuk menutupi huruf 'R' dalam nama yang tertera di baju tersebut.

Di sudut kanan tempat penonton terdapat tim basket rombongan Sultan yang tengah beristirahat, tentu saja ada Dewa yang duduk terdiam seraya menatap lurus objek yang sejak tadi menyita perhatian nya bahkan mereka semua.

Kuncir di atas rambut Aya bergerak lucu ketika sang empu berlari. Mereka semua yang melihat tidak tahan untuk memekik gemas.

Sultan menyandar kan badan ke kursi seraya menghela nafas."Kenapa bisa segemoy itu."lirih nya pelan, namun cepat-cepat ia tercengir saat mendapati tatapan tajam Dewa.

"Cekik aja Wa, asal ngomong tuh mulut."kompor Aven membuat Sultan mendengus.

Dewa kembali menatap punggung mungil Aya datar. Sedikit tak suka saat melihat gadis nya memakai baju milik pria selain diri nya.

Kembali pada Aya yang tengah mengulurkan tangan nya pada Ghea.

Gadis mungil itu melirik papan waktu."Gue ga bisa bantu banyak Ghe.."

"Ga papa Ay, berusaha sebelum menerima kekalahan itu lebih baik kan,"jawab Ghea seraya menerima uluran tangan Aya. Kedua nya berdiri tegak, badan Aya yang pendek membuat kedua nya terlihat seperti Kaka adik.

Aya mengangguk, sedetik kemudian ia menggeleng kan kepala membuat kuncir mirip jamur di atas kepalanya bergoyang lucu."Kaya nya kita ga bakal kalah Ghe...ada gue soalanya."ujar Aya seraya menoel hidung nya sombong.

Ghea tertawa, baru saja akan berjalan tiba-tiba gadis itu meringis.

"Lo ga papa?"tanya Aya. Ia sedikit khawatir, lutut Ghea terlihat memar.

"Ga papa."

Aya berdecak."Lo jaga pertahanan, gue yang nyerang."

"Tapi Ay.."

"Lo ga percaya sama gue?"

Ghea gelagapan, cepat-cepat ia mengangguk mantap."Gue percaya."

"Sip!"seru Aya seraya menepuk pundak Ghea.

ALTHAIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang