[delapan belas]

131K 13.3K 3.2K
                                    

[BIASAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA]
[HAPPY READING]
[ENJOY]
🙆

[BIASAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA][HAPPY READING][ENJOY]🙆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan nangis Aya - Dewa

🌠

Setelah kejadian kemarin, Aya izin tidak masuk sekolah dengan alasan proses penyembuhan luka di lutut nya, sebenar nya ini ulah Damian yang kelewat posesif, oh ayolah ini hanya luka kecil, lagian nulis menggunakan tangan bukan lutut, lalu apa masalah nya?

Dewa juga sama hari ini tidak masuk sekolah, tapi beda nya dia bukan izin melainkan tengah di skorsing, nama nya kini menjadi perbincangan bahkan sampai kalangan SMP dan SMA. Bocah itu berhasil membuat yang lain bertanya-tanya, jika kecil nya sudah bisa membuat anak orang masuk rumah sakit, lantas gimana jika sudah besar? Ingin merobohkan sekolah heh!

Damian kini tengah melipat kedua tangan nya di dada seraya menatap bocah laki-laki yang tengah berdiri di depan pintu seraya menenteng skateboard

"Apa?"tanya Damian datar

"Aya,"jawab Dewa tak kalah datar, apakah ini yang di sebut devinisi percakapan antara tembok dan kulkas?

Damian sejenak berfikir seraya meneliti Dewa dari atas hingga bawah, ia akui anak nya Dion memang unik, di saat anak seusia nya takut menatap wajah datar diri nya, beda dengan Dewa yang dengan tanpa rasa takut nya menatap Damian dingin.

Jangan tanya mengapa Damian harus turun tangan berdiri di depan pintu, sebenar nya tadi dia sudah menyuruh salah satu Maid untuk mengusir Dewa pulang, tapi anak itu kekeh berdiri di sana tak bergeming sama sekali

"Masuk,"ujar Damian, ia tak ingin membuang tenaga dengan memaksa anak itu pulang, karena nyatanya Dewa sangat keras kepala

Damian membawa Dewa ke ruang makan, di sana sudah ada Lean yang tengah meyesap secangkir coffe, tanpa sungkan Dewa langsung duduk di mana itu adalah tempat yang biasa Aya duduki, pergerakan yang di buat anak tersebut lantas membuat Lean mendongakkan kepala, ia mengangkat satu alis nya menatap Dewa.

"Dia ingin menjenguk Aya,"ujar Damian membuat mata Lean melotot

"Cih,"decih Lean tak suka, Dewa yang melihat bukan nya takut, ia malah menggedikan bahu nya acuh

Hening, ketiga mahluk kutub itu hanya diam tanpa mau repot-repot membuka suara ataupun mengobrol, tak lama terdengar suara lift, di sana ada Evan yang sudah siap dengan seragam sekolah nya dan tentu nya terdapat mahluk mungil di gendongan.

Seketika ruangan makan tersebut di penuhi aroma telon ciri khas putri kecil di penthouse mewah ini

"Sejak kapan Om Dion jatuh miskin, hingga anak nya numpang sarapan di sini,"sindir Evan yang mendapat geplakan pelan dari adik nya

ALTHAIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang