CHAPTER 7: MISPERCEPTION

46 12 2
                                    

'Kesalah artian hanya dari satu kata bisa membuat fatal segalanya'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Kesalah artian hanya dari satu kata bisa membuat fatal segalanya'

Sinar pagi sudah menyingsing indah, matahari pagi sudah menampakkan dirinya dari arah timur. Jalanan mulai rame dipadati oleh mobil dan juga motor suasana masih pagi motor dan mobil saling mengebut bebas mempercepat laju kendaraan bukan tanpa alasan karena memang agar datang tepat waktu entah itu untuk bekerja, berangkat sekolah dan yang lainnya. 

Diantara banyaknya manusia di bumi ini, di kamar asrama nomor dua puluh dua terdapat perempuan yang masih tertidur nyenyak. Alarm yang dia setel berbunyi, sang pemilik kamar menggeliatkan tubuhnya posisi tidurnya yang sudah tidak teratur akibat ketiduran karena begadang mengerjakan tugas.

Siapa lagi jika bukan Dasha, dia yang biasanya sebelum tidur harus cuci muka, gosok gigi, dan membersihkan tempat tidur lalu tidur tapi karena sesuatu hal yaitu tugas membuat Dasha menghilangkan kegiatan itu dan langsung terlelap tidur.

"Matahari sudah muncul ya, rasanya gue tidur cuma sepuluh menit." Dasha mengerjapkan matanya sambil melihat jam.

Setelah kesadarannya penuh dia turun dari ranjang, mengambil gelas dan mengisinya dengan air lalu menegaknya. Masih dengan mata yang mengantuk, Dasha menarik handuk yang dia taruh di gantungan lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar mandi.

Seperti biasanya memakai pakaian simpel yang menurutnya nyaman adalah hal yang utama, Dasha memilih memakai rok kain motif kotak berwarna hitam sebawah lutut lalu memakai kaos manset berwarna putih dipadu dengan outer pendek sebahu polos berwarna denim.

Pantulan dirinya kini terlihat di cermin dia sibuk mengoleskan lipbalm dan lipstick. Setelah usai, dia mengambil tas serta ponselnya dan jangan lupakan flashdisk yang sudah siap di atas meja. Sepatu kets berwarna putih pilihan dia hari ini.

Nana juga sudah bersiap di depan kamarnya sedang memakai sepatu, setelah siap Nana menghampiri ke kamar asrama Dasha.

"Lo kenapa sih kok kaya gak bersemangat begitu?"

Dasha menalikan tali sepatu dengan lemas dan tidak bertenaga, "Gue masih ngantuk."

"Memang lo tidur jam berapa?"

"Gue baru tidur jam tiga pagi."

"Astaga ngapain aja lo." Kaget Nan.

"Lo lupa?! Gue ngerjain tugas."

"Kasihan banget sih lo hahahaha."

"Kurang ajar banget lo ngetawain gue, hari ini gue nggak bawa motor gue bonceng lo aja ya?"

"Baik tuan putri."

Setelah berkendara kurang lebih lima menit mereka telah sampai di depan gedung fakultasnya, Dasha meununggu Nana yang masih memarkirkan sepeda. Setelah usai, mereka berdua berjalan menuju ke kelas bersamaan.

Titik Rasa | Jung Jaehyun (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang