Hana datang dari arah luar melihat Dasha dari kejauhan jalan sendirian, Dasha juga dapat melihat kehadiran Hana. Dia menghampiri temannya tersebut.
"Hana... Kamu baru berangkat?" tanya Dasha yang sudah berada di dekat Hana.
"Iya aku ada kelas sore, mana Nana?" Hana celingak-celinguk mencari kehadiran Nana, karena memang biasanya kalau disitu ada Dasha maka ada Nana, begitu juga sebaliknya.
"Dia masih ada UKM, jadi gue pulang sendirian aja."
"Lo mau langsung balik ke asrama?"
"Iya."
"Kalau begitu gue duluan dulu ya?" Hana melanjutkan perjalanannya ke dalam kampus.
Saat akan menuju perjalan pulang ada sesuatu hal yang membuat Dasha berhenti melangkah. Di area parkiran sepeda, Dasha menangkap sosok Jae tengah jongkok.
Karena penasaran apa yang dilakukan Jae, Dasha bersembunyi di balik pohon untuk memantau Jae. Dia memfokuskan matanya dan juga berhati-hati agar dia tidak jatuh terpeleset kebawah karena jalanan di depannya tidak datar namun menjorok ke bawah.
Ngapain itu si asdos di situ jangan-jangan dia mau maling lagi, pikir Dasha yang sudah negatif karena dia terlalu tidak sukanya dengan Jae.
Jae sendiri memang tengah asyik jongkok, sambil matanya tengah mencari sesuatu hal.
"Meong... Meong..." ucap Jae sambil menjentikkan ibu jari dan jari jempolnya.
Tiga anak kucing datang menuju hadapan Jae, Jae tersenyum dia terlihat gemas pada kucing-kucing itu. Jae mengusap lembut kucing-kucing tersebut.
"Kalian pasti lapar."
"Meong." Ketiga kucing itu menyahuti pertanyaan Jae seakan paham maksud yang diucapkan Jae.
Jae mengeluarkan makanan kucing dari dalam tasnya. Dia taruh makanan itu di tanah. "Cepat panggil teman kalian yang lain."
Seakan kucing tersebut mengerti apa yang Jae katakan, seekor kucing pergi meninggalkan Jae. Dia tersenyum, seakan apa yang dia katakan sampai ke hati pada binatang kesayangannya itu.
Setelah beberapa saat kucing tersebut datang bersama dua kucing lain. Jae tersenyum lalu mengusap kucing lain yang baru saja datang tanda sapaannya.
"Terima kasih." Tak lupa Jae mengucapkan kata ajaib pada seekor kucing baik hati itu.
Tidak seperti Jae biasanya dia tersenyum lebar menampilkan dua lesung pipitnya secara jelas. Dan itulah salah satu hal kecil yang bisa membuat Jae tersenyum lebar melebihi kondiai dia biasanya.
Jae memang sangat suka kucing, dia ingin sekali memeliharanya namun saat di rumah papa nya melarang dengan keras hal itu. Jae sendiri bahkan berjanji bahwa kucing tersebut akan selalu berada di kamarnya namun tetap saja sang papa menolak dengan keras.
Maka dari itu sekarang Jae membeli makanan kucing dan selalu membawa di dalam tas nya untuk memberi makan pada kucing liar, alih alih dia membeli sendiri. Karena Jae takut dia tidak dapat mengurusnya dengan benar akibat kesibukannya di kampus.
Dasha yang melihat itu hanya bisa diam dia tidak tahu harus berespon seperti apa. Dia merasa dia sudah salah paham terhadap kebaikan asdos nya itu. Namun kebaikan yang sudah banyak terlihat tidak semerta-merta membuat dia menjadi luluh.
"Hai Dasha." Sapa Kiki dari arah luar kampus dengan sepeda kayuhnya sambil menepuk punggung Dasha.
Dasha yang tengah fokus kaget karena ulah temannya itu. Alhasil membuat Dasha terpelosok jatuh ke jalanan miring tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Rasa | Jung Jaehyun (END)
FanficJae Hyuno Pradipta merupakan primadona dari anak FK. Dia cowok yang dingin namun itulah pesonanya yang membuat semua wanita menyukainya. Aktif di salah satu organisasi dan juga seorang asdos adalah nilai plus bagi Jae, yang merupakan sapaan akrabnya...