Tak seperti hari-hari biasanya, hari ini menjadi hari terberat bagi Dasha bagaimana tidak dia harus merelakan orang yang di cintai untuk pergi sementara darinya. LDR kali ini sungguh berat Dasha harus berpisah dengan Jae tak hanya beda kota seperti hari-hari yang lalu namun berbeda negera.
Tubuh Dasha rasanya enggan untuk mengantar laki-laki itu ke bandara. Negeri ginseng adalah tempat dimana Jae akan hidup di sana beberapa bulan mengenyam ilmu baru di negara orang.
Saat ini Dasha sudah menaiki taxi menuju arah bandara. Di perjalanan itu ada dua hal yang membuat dia was-was. Pertama apa dia akan kuat dan tidak menangis melihat kepergian laki-laki yang di cintainya saat melambaikan tangan mengucapkan salam perpisahan kepadanya. Kedua, bukan hanya dirinya yang mengantar Jae ke bandara namun juga kedua orang tuanya.
Dasha berharap semoga kesan pertama yang dia tunjukkan kepada orang tua Jae baik dan sopan. Tak terasa taxi yang Dasha tumpangi sudah berada di bandara. Dasha memberikan ongkos kepada sopir taxi, setelah keluar dari taxi tersebut dia segera menelpon Jae untuk bertanya dimana keberadaan laki-laki itu sambil menengok jam di tangan kanannya takut-takut jika dia terlambat.
'Halo'
Sambungan tersambung, terdengar suara Jae di ujung telepon.
"Halo. kamu dimana?"
'Kamu sendiri ada dimana?'
"Ini dimana ya?" Dasha yang kebingungan, karena perempuan ini sangat bodoh sekali dalam hal mengingat arah.
'Kamu kirim foto ke aku kamu dimana biar aku jemput kamu'
"Eh.. nggak perlu."
'Dari pada kamu nyasar, sudah kamu tunggu di sana'
Panggilan terputus, Dasha menurut perkataan Jae untuk tetap berada di tempatnya tidak kemana-kemana kalau sampai dia nyasar nanti bikin tambah repot. Lima belas menit perempuan itu berdiri sambil melihat ke arah sekitar, akhirnya Jae muncul. Laki-laki itu tersenyum manis memperlihatkan lesung pipitnya kepada Dasha.
Jae berlari menghampiri Dasha, lantas menggenggam tangan perempuannya. "Ayo."
Keduanya berjalan beriringan menuju ke arah dimana keluarga Jae berada. Laki-laki itu menggenggam erat tangan Dasha, sedangkan Dasha hanya memandang Jae dan genggaman tangan itu namun hatinya merasa sendu.
"Kakak!" Adik perempuannya yang pertama kali melihat Jae bersama dengan perempuan merasa kaget alhasil membuat mama dan papanya menoleh dan menatap ke arah anak laki-lakinya.
Mama yang tampak bingung dan terkesan ingin segera dikenalkan sedangkan Papa nya hanya menatap sekilas ke arah Dasha dan Jae lalu kembali berpaling.
"Kenalin ini Dasha anak Pak Rion, dia.. pacar aku." Sempat Jae menjeda ucapannya sebentar hingga akhirnya dia yakin menyebutkan kata 'pacar'.
"Pak Rion? tetangga di komplek yang kita tinggali dulu. Tapi sebentar bukannya nama anaknya Laura?" Mama Jae yang bertanya kembali.
"Halo Om Tante salam kenal aku Dasha, memang benar aku anak dari Pak Rion yang kedua. Semenjak mereka berpisah aku tinggal bersama ibuku." Sekarang gantian Dasha yang memilih menjawab dan memperkenalkan diri.
"Papa kamu dulu tetangga kita saat Jae masih bersekolah." Lanjut mama Jae.
Penerbangan Jae sebentar lagi. Setelah acara perkenalan dan menunggu penerbangan akhirnya laki-laki itu bergantian berpamitan ke arah mama dan papanya. Pesan dari mamanya meminta anak laki-lakinya itu agar selalu menjaga kesehatan sementara papanya berpesan untuk fokus pada internshipnya.
"Kak jangan lupa kalau pulang beli oleh-oleh ya? Cosmetic buat aku." Jae memeluk adiknya sambil berkata. "Siap."
Terakhir salam perpisahan dari Dasha, perempuan itu dapat menghalau rasa sedihnya berkat mama Jae yang tampak tegar. Mamanya itu bahkan tersenyum bangga karena melihat anaknya yang sudah sehebat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Rasa | Jung Jaehyun (END)
Fiksi PenggemarJae Hyuno Pradipta merupakan primadona dari anak FK. Dia cowok yang dingin namun itulah pesonanya yang membuat semua wanita menyukainya. Aktif di salah satu organisasi dan juga seorang asdos adalah nilai plus bagi Jae, yang merupakan sapaan akrabnya...