CHAPTER 20: NECKLACE STAR

49 12 0
                                    

Pagi ini kelas yang di jadwalkan full sampai sore, mendadak dibatalkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini kelas yang di jadwalkan full sampai sore, mendadak dibatalkan. Sehari tanpa kuliah adalah kenikmatan yang benar-benar harus dinikmati. Cuaca seakan mendukung Dasha dan Nana untuk bermalas-malasan pagi ini karena hujan di luar cukup deras.

"Kalau kita libur gini gue bingung malah mau ngapain." ujar Nana yang sekarang tengah tiduran di kamar Dasha dengan saling berbagi selimut.

"Kalau hujan-hujan gini sih enaknya tidur." Dasha menyahuti masih dengan mata yang terpejam.

"Apa emang kita tidur aja?" Nana menengok ke arah Dasha.

Dasha yang semula memunggungi Nana, membalikkan badan mencoba membuka matanya pelan. "Iya kita tidur aja."

Nana melirik jam di dinding, "Tapi ini sudah jam delapan."

"Masih pagi banget lah." Walaupun Dasha memejamkan mata namun masih tetap menyahuti Nana.

"Lo nggak sarapan?" Nana yang merasa perutnya mengkode minta di isi makanan pagi.

"Sarapan apa? Hujan lagian di luar males gue." Dasha memeluk guling dengan erat sambil menaikkan kembali selimutnya.

"Mie instan?" Saran Nana.

"Lo pilih aja deh itu banyak mie di kardus." Dasha menunjuk sekotak kardus yang dia taruh di sebelah almari.

Nana bangkit dari tidurnya menuju ke kardus yang ditunjuk Dasha. Dan Nana terheran melihat banyaknya mie di kardus. Bukan hanya mie ada susu, sereal, dan snack-snack. Jika sudah begini Nana sudah pasti tahu bahwa ini paket yang Dasha terima beberapa hari lalu dari Sang Mama.

"Sha ayo bangun, kita bikin mie bareng." Nana menarik lengan Dasha hingga kepalanya mencapai sisi kasur.

Dasha mengucek matanya, "Sekarang? Makannya?"

"Nggak! besok!" Nana yang sudah memilih mie rasa rendang di tangannya.

Dasha duduk mengerjapkan matanya, masih mengumpulkan nyawa. Rambutnya yang sudah tidak karuan seperti singa.

"Lo mau mie apa biar gue bawa ke dapur." Nana yang kembali ke posisi di dekat kardus.

"Gue mau mie sehat."

Mendengar jawaban Dasha, Nana langsung paham dia mencari mie yang katanya sehat dengan mie yang berwarna hijau. Nana segera turun ke bawah menuju ke dapur untuk memasak mie.

Sedangkan Dasha dia harus menuju ke kamar mandi terlebih dahulu untuk mencuci muka. Mereka menikmati santapan sarapan hangat di ruang makan dapur bawah sambil ditemani suara rintikan hujan dari luar yang bergesek dengan atap.

"Oh iya lo mau ikut organisasi nggak?" tanya Dasha seusai melahap mie.

"Organisasi? Kala krisis?" tanya Nana antusias.

Dasha memutar bola matanya melihat Nana yang terlihat bersemangat, "iya mau organisasi apalagi."

"Tentu saja dong gue mau banget." Ungkap Nana dengan mata berbinar.

Titik Rasa | Jung Jaehyun (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang