CHAPTER 46: I FOUND THEM

32 8 1
                                    

"Sini biar aku bawa." Jae mengambil alih koper yang di bawa Dasha.

"Aku bisa kok." Dasha menolak dan akan merebut kembali kopernya yang sudah berada di tangan Jae.

Setelah membayar ongkos, taxi tersebut pergi menurunkan Dasha dan Jae di depan rumah khas Bali. Dasha tetap terdiam membatu menyaksikan sudut luar rumah tersebut.

Jae menengok ke arah belakang, lantas dia berbalik menggenggam tangan gadis tersebut agar masuk ke dalam. Akibat ulah Jae, Dasha membelak tak percaya apa yang Jae lakukan.

Bau kemenyan menyeruak saat mereka masuk ke dalam gerbang rumah yang berbentuk gapura tersebut. Dasha kembali mengabsen setiap sudut rumah, namun atensinya terhenti pada sebuah lukisan. Lukisan bergambar dua orang gadis kecil yang saling bertautan.

Perempuan tersebut membatu, pikirannya melayang menerawang lukisan tersebut. Dasha teringat masa dulu, dimana dia mengambil gambar di foto box bersama dengan sang kakak.

"Ayo kita berfoto di sana." Tunjuk gadis dengan proporsi yang lebih tinggi rambut lurus dengan kuncir sederhana.

"Hah? Foto? Memang bisa kak?" Gadis dengan tubuh yang lebih pendek berambut lurus dengan hiasan pita berwarna biru tersebut bertanya.

"Bisa, ayo." Gadis dengan tubuh yang tinggi tersebut menarik gadis yang satunya lagi, sepertinya gadis itu yang lebih tua alias sang kakak.

Dengan berbagai gaya mereka berfoto, juga memanfaatkan properti yang sudah di siapkan di dalam set foto box. Mereka membayar hasil foto tersebut dengan patungan, karyawan foto box itu lantas menyerahkan dua lembar foto.

"Ini buat kamu, ini buat kakak." Ucap gadis bertubuh tinggi tersebut.

"Yeay, akhirnya kita ada foto berdua lagi." Sorak gadis kecil tersebut dengan raut wajah sumringah.

Kenangan itu hadir kembali dalam ingatan Dasha. Lukisan itu adalah salah satu pose foto yang dia ambil bersama kakaknya, tidak sadar air mata sudah jatuh di pelupuk matanya.

"Sha.. Kamu kenapa?" Jae memandang Dasha penuh khawatir.

Detik berikutnya, seseorang pria paruh baya dengan rambut memutih dan mulai keriput datang. Pria tersebut merupakan Pak Ngah seseorang yang sering Jae temui saat ke Bali.

Jae langsung datang menyapa Pak Ngah, meninggalkan Dasha yang masih membatu. Pertahanan Dasha hilang membuat dia jatuh bersimpuh saat netranya menemukan seseorang yang selama ini sangat dia rindukan.

Jae yang hendak menyapa Pak Ngah langsung menoleh saat mendengar gubrakan suara di belakang. Jae khawatir melihat Dasha yang sudah terisak dengan terduduk di lantai.

Jae langsung berlari berbalik menghampiri Dasha, tangannya meraih dagu Dasha dari sorot mata Jae dia tampak khawatir memandang dengan lekat wanita di hadapannya yang tengah menangis sejadi-jadinya. Hati Jae rasanya juga ikut teriris melihat Dasha menangis.

Laki-laki itu mengusap pipi Dasha yang sudah basah, "Sha lihat aku, sekarang kamu bangun dulu." Jae sudah tahu alasan dia menangis, namun dia memilih menenangkan Dasha terlebih dahulu dan membantunya berdiri.

Sementara itu Pak Ngah dari jauh merasa bingung melihat pemandangan di depannya. Jae membantu Dasha berjalan menggenggam erat tangan dan bahu perempuan tersebut sampai di dekat Pak Ngah.

"Ayah.." Ucap Dasha kepada Pak Ngah, dia mengatakan hal tersebut tanpa memperdulikan kehadiran Jae.

Pak Ngah memandang Dasha dengan bingung, akibat sebutan yang baru saja keluar dari mulut Dasha. Pak Ngah tidak mengenali anaknya karena waktu memisahkan mereka sangat lama sekali.

Titik Rasa | Jung Jaehyun (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang