CHAPTER 40: BAYANG TITIK TERANG

31 6 3
                                    

Cowok tersebut memandangi benda kecil di genggamannya, panggilan dari arah belakang khas dari suara sahabat nya yaitu Winwin membuat Jae mempercepat gerakannya mengantongi benda tersebut ke saku hoodienya.

"Lo nggak cek persiapan di luar?" Tanya Winwin begitu mendekat.

"Ini gue mau keluar." Jawabnya yang langsung pergi begitu saja meninggalkan Winwin.

"Dasar." Winwin mengumpat melihat aksi Jae.

Setelah Jae keluar, Jae memantau satu persatu kegiatan anggota Kala Krisis yang menyiapkan semuanya sebelum acara dimulai. Tapi, sepanjang pengecekan itu pula matanya tidak menangkap seseorang yang memang ingin ia temui.

Barulah dia masuk ke dalam gedung tempat dimana acara inti diadakan. Dan benar saja perempuan itu tengah bersama sahabat nya sibuk menghias background panggung.

Jae menghampiri ke arah perempuan tersebut, "Sha," Panggilnya.

Bukan hanya Dasha, Nana juga ikut menoleh kebelakang diikuti Mina yang juga sedang berada di pojok ruangan. Termasuk para anggota cewek Kala krisis yang lain.

Dasha saling berpandang ke arah Nana. Perasaan Nana ikut heran melihat ketua organisasinya tersebut memanggil nama sahabatnya.

Dasha menyerahkan kertas abjad yang akan di tempel kepada Nana, "bentar ya Na?" Pamitnya.

Nana hanya mengangguk paham. Dasha melangkah mendekat ke arah Jae.

"Ada apa?" Tanya Dasha langsung.

"Boleh gue bicara sama lo?" Jawabnya.

"Bicara saja."

"Tapi tidak disini."

"Lalu?" Dasha menoleh kearah sekitar melihat reaksi mahasiswa yang lain, karena obrolan mereka juga terbilang keras tentu yang lain juga mendengar.

"Oke." Ucap Dasha memahami.

Jae melangkah ke luar diikuti Dasha di belakang Jae. Mereka memilih tempat yang agak jauh dari keramaian. Entah apa yang akan di bicarakan Jae hingga membuat mereka harus menjauh dari keramaian, pikir Dasha. Tapi hal ini juga lebih aman jika nantinya Jae mengatakan hal yang tidak-tidak dan akan menimbulkan kesan negatif pada beberapa mahasiswa yang ada di gedung tempat dimana dia berada tadi.

Mereka saling berhadapan, tak ada satu anak sedikitpun. Ya, mereka benar-benar menjauh dari keramaian.

Jae merogoh saku hoodie berwarna abu yang dia kenakan, "ini punya lo kan?"

Dasha memandang ke arah tangan Jae, dia melihat dompet kepunyaanya yang berada di genggaman seseorang yang Dasha sukai tersebut.

"Iya," Dasha meraih dompet tersebut.

Saat benda tersebut hampir berada di tangan Dasha, ada sesuatu yang jatuh ke bawah. Sontak hal itu menjadi perhatian mereka berdua. Dengan sigap Jae memungut benda itu namun Dasha kalah start dengan Jae.

Dasha memandang Jae, yang tengah sibuk melihat benda yang jatuh miliknya tersebut dan buru-buru mengambilnya "itu fotoku."

Jae terdiam sejenak, "maaf."

Dasha tersenyum ragu, "tak apa." Buru-buru Dasha masukkan kembali foto tersebut ke dalam dompetnya.

"Apa ada yang ingin dikatakan lagi?"

"Ah, sudah tidak ada." Jae tampak bingung.

Selepas itu, Dasha pergi meninggalkan Jae sendirian tanpa pamit. Jae masih terdiam di tempat, memandang kepergian Dasha.

***

"Kemana aja sih Sha?" Tanya Nana yang sudah bersantai di kursi yang sudah tertata rapi.

"Nggak kok, dia cuma mau ngembaliin dompet." Dasha yang juga ikutan duduk di sebelah Nana.

Titik Rasa | Jung Jaehyun (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang