Titik Rasa | Jung Jaehyun (END)

CHAPTER 1: KUPU-KUPU

Suasana di kelas hening hari ini mata kuliah diajar oleh professor yang terkenal killer, beliau sangat disiplin jika terlambat saat beliau sudah masuk kelas maka beliau tidak akan segan-segan menyuruh dia keluar dan tidak bisa mengikuti kelas.

Raut wajah mahasiswa dan mahasiswi tegang sepanjang kelas beliau suka mengajukan pertanyaan dan berakhir panjang mengajak debat para mahasiswanya. Panjang jarum jam sudah mencapai angka dua. Professor tersebut melirik ke arah jam dan keluar kata dari mulutnya diawali dengan 'sekian' satu kata pertama yang membuat seisi kelas bisa tenang dan merilekskan jantungnya.

Kelas hari ini telah usai, Dasha keluar dengan lega beserta temannya Nana. Dasha Iona bukan tipikal mahasiswi rajin yang seharian akan berada di kampus melainkan dia mahasiswi dengan tipe kupu-kupu yaitu kuliah-pulang. Dasha berpewarakan tinggi seperti wanita pada umumnya dengan rambut hitam legam lurus yang menjadi ciri khasnya karena Dasha tidak pernah mengganti gaya rambutnya, kulit putih layaknya cewek pada umumnya, hidung mancung, wajah agak bulat.

"Sha lo mau balik asrama?" tanya Nana teman dekat Dasha.

"Iya emang kemana lagi."

"Jangan balik dulu lah. Selalu aja sih lo kayak kupu-kupu."

"Kupu-kupu?"

"Kuliah-pulang, yaudah yuk ikut gue."

"Mau kemana?"

"Lo sudah sarapan?"

"Belum, gue tadi cuma minum susu doang."

"Yaudah ikut gue ke kantin makan dulu, baru setelah itu terserah lo deh mau balik apa bagaimana?"

"Oke, makasih lo udah ngingetin gue makan."

"Gue tuh emang perhatian banget sama lo."

"Iya-iya."

Dasha merangkul Nana, mereka segera keluar dari ruang kelas menyusuri koridor dan menuruni tangga melangkah menuju ke kantin, untung saja kali ini Nana mengajak temannya itu untuk sarapan jika tidak pasti Dasha akan lupa untuk sarapan kegiatannya jika kembali ke kos pasti dia akan disibukkan oleh ponsel pintarnya.

Nana merupakan teman Dasha semenjak duduk di bangku SMA, namanya Ryujina Syahira tapi sapaan akrabnya yaitu Nana. Dulu Nana sempat bingung untuk masuk ke kampus mana hingga Dasha mencoba merayu Nana untuk satu kampus dengannya, awalnya Nana menolak tapi selesai lulus sekolah Nana tertarik dan akhirnya mereka belajar bersama agar dapat lolos ke universitas yang mereka pilih dan untunglah semesta berpihak pada mereka, mereka lolos dan sekarang akhirnya satu kampus di Universitas Garuda selain itu mereka satu kelas bersama.

Nana berbeda dengan Dasha, dia berperawakan tomboy dengan rambut pendek, dengan khas nada bicara nya yang nge-gas bukan karena dia sedang marah tapi memang pembawaanya seperti itu, Nana anaknya juga gampang bersosialisasi tak heran jika dia banyak kenalan kakak tingkat ditambah lagi kesukaannya selalu nongkrong tiap malam.

Makanan kini sudah tersedia di hadapan mereka, mereka membeli nasi dengan lauk ayam. Tidak menunggu lama lagi mereka langsung menyantap tapi sebelum itu tidak lupa mereka berdo'a. Seorang cowok dari arah luar kantin menghampiri meja mereka.

"Kelas kalian udah selesai dari tadi?" Chenle atau sapaan akrabnya Lele menghampiri meja Dasha dan Nana.

"Iya udah dari tadi." Jawab Nana.

Lele mengambil sepotong ayam di piring Dasha, "Gue minta ya?" Lele langsung melahap potongan ayam goreng ke mulutnya.

"Iya ambil aja." Dasha yang sama sekali tidak keberatan karena tingkah Lele teman lekakinya itu.

Dasha dan Lele kenal semenjak ospek karena kebaikan hati Lele, pada saat itu mereka harus membawa biskuit yang susah dicari dan kebetulan Lele yang bilang di grup mahasiswa baru bahwa dia punya dua, dengan cepat Dasha mengirim pesan pada Lele untuk mengganti biskuit yang Lele punya dan meng-iya-kan. Paginya saat Dasha mengambil biskuit tersebut pada Lele, Lele menolak uang Dasha. Lele memberikan biskuit itu cuma-cuma alias tanpa membayar. Dasha tidak enak dia tetap memaksa agar Lele menerima uangnya namun Lele juga tetap kekeh untuk menolak uang itu.