CHAPTER 45: PERJALANAN BERDUA

27 8 2
                                    

Dasha tidak bisa tidur karena ponselnya yang terus saja berbunyi dia melihat jam di ponselnya yang sudah pukul sembilan malam. Notifikasi dari Jae terus saja mengganggu ketenangan tidurnya. Laki-laki tersebut tengah berusaha membujuk Dasha agar ikut ke Bali.

Jae
Aku sudah beli tiket, jadi tidak ada alasan untuk menolak dan juga satu lagi aku juga rela mengganti jadwal dinas.

Begitulah pesan yang dikirimkan Jae ke room chat mereka, ada sekitar dua puluh lebih Jae mengirim chat dengan isi yang sama. Dasha merasa jengah, ini namanya pemaksaan, batinnya.

Dia memandang koper kecil yang dia letakkan di atas almari. Dia sedang memikirkan cara agar dia bisa kabur dari ajakan Jae, namun malam ini akal bulusnya tidak dapat berjalan sama sekali.

Dengan langkah gontai Dasha turun dari ranjang. Dia menarik kursi belajar dan menaruhnya di dekat lemari lalu dia menaiki kursi itu untuk mengambil koper kecil berwarna hijau tosca tersebut.

Dasha
Iya aku ikut, tapi hanya tiga hari! tidak lebih!

Karena tidak ingin pesan Jae mengganggu ketenangan hidup Dasha, akhirnya dia memilih membalas pesan tersebut. Dia memilih beberapa baju di lemari yang kiranya cocok dia pakai saat dia berada di Bali.

***

Di sisi lain, Jae yang sudah bersiap dengan kopernya terus-terusan memandang ponselnya menanti jawaban dari Dasha. Satu notifikasi masuk yang membuat Jae langsung tersenyum sumringah.

"Lo yakin mau ke Bali?" tanya Hendery.

"Tentu saja."

"Sebagai konsekuensinya kalo lo izin lo bakalan sering lembur dinas Jae, pikir-pikir aja dulu deh."

"Nggak gue sangat yakin kali ini." Jae yang tadinya tengah duduk di kasur sambil memandangi handphone nya kini bersiap untuk tidur.

"Lo mau tidur?" tanya Hendery melihat Jae yang siap-siap untuk tidur, sedangkan dirinya masih sibuk memainkan game online.

"Iya, sudah jangan ganggu gue jangan lupa nanti kalau mau tidur lampunya dimatiin." Jae menutup tubuhnya dengan selimut sampai ke atas kepala.

"Nggak asik banget jam segini sudah tidur." sewot Hendery pada Jae.

Hendery dan Jae koas di rumah sakit yang sama sehingga mereka berdua memilih untuk kost bersama. Awalnya Jae menolak permintaan Hendery untuk kost bersama namun Jae juga sempat berpikir bahwa saat mereka koas jika terlalu capek maka dia bisa tidur di rumah sakit maka tidak setiap hari juga dia harus melihat wajah Hendery di kost.

Saat Jae berpamitan kepada Hendery untuk mengambil libur karena ke Bali, Hendery sangat khawatir kepada sahabatnya tersebut karena otomatis nantinya dia harus mengganti jadwal dinas tiga hari. Tapi untung saja, Jae natinya merasa tidak capek-capek banget selama dia kost berdua, karena kegiatan apapun selalu dibagi dua seperti bersih-bersih, cari makan, ataupun cuci piring. Bahkan keduanya tidak sungkan untuk meminta bantuan jika memang jadwal mereka tengah repot.

***

Dasha terbangun karena bunyi dari handphonenya yang sangat nyaring dan mengganggu tidurnya. Dengan mata yang masih belum terbuka sepenuhnya dia dapat melihat bahwa orang yang menelponnya adalah jae.

'hm'

'jangan bilang kamu masih tidur?'

'kenapa?'

'tiga puluh menit lagi aku sampai di asrama'

'apa?'

Dasha melotot mendengar penuturan Jae. Panggilan terputus sepihak. Dengan buru-buru Dasha langsung melepas kaos kakinya dan turun dari ranjang mengambil handuknya secara cepat dan menuju ke kamar mandi.

Titik Rasa | Jung Jaehyun (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang