CHAPTER 34 (A): FLIGHT AND DATE

30 7 0
                                    

Tiga hari sudah berlalu semenjak kejadian Dasha yang mengungkapkan rasa sukanya kepada Jae. Dan selama itu pula Dasha tidak pernah bertemu dengan Jae. Kelas Jae yang dijadwalkan minggu kemarin juga ditunda.

Namun kali ini Winwin sahabat Jae yang mengajak Dasha untuk menemaninya pergi jalan-jalan. Tentu saja Dasha menyambut ajakan itu dengan senang, karena memang Dasha juga merasa tidak enak jika harus menolak ajakan Winwin.

Winwin mengajak Dasha ke sebuah cafe yang baru saja di buka milik temannya. Selama perjalanan di mobil Winwin sibuk mengoceh agar tidak ada kecanggungan di antara mereka.

"Kamu suka kucing?" tanya Winwin sambil sibuk menyetir.

"Iya suka kak, tapi yang nggak terlalu suka banget." jawab Dasha yang duduk di sebelah kursi kemudi.

"Syukurlah kalau begitu." Winwin mengangguk paham.

"Memangnya kenapa kak?" Dasha menoleh, memandang ke arah Winwin.

"Karena cafe temanku ini unik, dengan mengusung tema kucing dan nanti kamu akan menjumpai beberapa kucing."

"Wah rupanya teman kakak ingin caffenya berbeda dengan yang lain."

"Iya berasa unik."

Mobil yang ditumpangi mereka berdua berhenti tepat di lokasi bergaya hitam putih dengan kaca bangunan tersebut yang dihiasi dengan gambar kucing. Dasha merasa terpanah akan hal itu. Acara pembukaan cafe rupanya belum juga dimulai.

"Ayo masuk." ajak Winwin setelah dia merapikan rambutnya melalui kaca spion.

Dasha mengikuti Winwin dari arah belakang. Sontak Dasha merasa gemas melihat beberapa kucing dengan berbagai jenis, lengkap dengan kostum yang menggemaskan. Sayangnya dia harus menemui pemilik cafe terlebih dahulu. Padahal dia sudah tak sabar ingin menggendong kucing tersebut ataupun kalau bisa ingin sekali dia pelihara di asrama.

"Hai johnny selamat ya?" Winwin memeluk pria bertubuh tinggi yang mempunyai khas bicara seperti orang yang mahir berbahasa inggris.

"Thank you, for coming." Jawab pria bertubuh tinggi tersebut, lalu melepaskan pelukan mereka.

Pandangan Johnny jatuh kepada Dasha, dia terlihat kaget dan segera ingin meminta penjelasan kepada Winwin kiranya siapa perempuan yang dia lihat. Winwin tersenyum, melihat ke arah Dasha.

"Sha kenalin dia Johnny, dan John kenalin dia Dasha adik tingkat gue."

"Hi, nice to meet you." Dari sapaan Johnny yang ramah sudah terlihat dengan jelas bahwa Johnny sangat mudah sekali bersosialisasi.

Dasha membalas sapaan Johnny dengan senyuman, "hai kak aku Dasha adik tingkat kak Winwin."

"Aku Johnny, terima kasih karena sudah berkenan hadir di acara pembukaan cafe."

"Kalau gitu silahkan duduk, dan pilih menu apa saja yang kalian suka." Johnny pamit pergi untuk menyapa tamu yang lain.

Winwin memilih duduk di pojok ruangan dekat jendela. Pelayan datang menghampiri meja mereka.

Segera Winwin dan Dasha memilih menu yang sudah tertera di meja sejak tadi. Setelah mencatat pesanan mereka berdua pelayan tersebut pamit pergi, dan meminta Winwin dan Dasha menunggu pesanannya.

"Kenapa kucing itu lucu sekali." tunjuk Dasha pada sebuah kucing putih yang berbulu lebat.

"Johnny merawat kucing-kucingnya semenjak masih kecil. Ide cafe ini sendiri katanya muncul saat dia tidak tega meninggalkan kucingnya sendirian di rumah apalagi Johnny tipikal yang gila beraktifitas di luar rumah."

"Tapi, apa dia asli orang sini?" Dasha yang tertarik dengan pembicaraan Winwin.

"Iya, lebih tepatnya orang tuanya sekarang pindah ke Bali tapi Johnny lebih memilih untuk tinggal disini."

Titik Rasa | Jung Jaehyun (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang