CHAPTER 24: AJAKAN BERTEMU TEMAN

34 9 1
                                    

Dasha menggeliat di balik selimut putih yang menutupi tubuhnya. Sepasang matanya menangkap Nana dan juga Mina yang masih tertidur lelap, di kasur sebelah.

Jam dinding masih menunjukkan pukul lima pagi. Bukannya melanjutkan tidur, Dasha memilih bangkit untuk duduk dan mengumpulkan kesadarannya.

Hingga dia merasakan panas di badannya saat mengingat kejadian kemarin. Saat dimana ruang antara dia dan Jae berdekatan.

"Dasha sadar! Sudah jangan dipikirin lagi!" Dasha menepuk-nepuk kedua pipinya.

Dia menuangkan segelas air putih dari teko ke gelas yang berada di nakas. Kakinya melangkah memilih untuk keluar kamar, seusai cuci muka dan menyikat gigi dari kamar mandi.

Dasha terkaget saat melihat ada suara-suara di dapur. Karena ingin tahu siapa yang tengah berada di dapur pagi-pagi buta begini, Dasha menuju ke dapur.

"Kok sudah bangun?" Sapa perempuan paruh baya tersebut, siapa lagi jika bukan nenek Hendery.

"Nenek lagi ngapain?" Dasha mendekat ke arah nenek.

"Nenek bikin sarapan buat kalian." Jawab Nenek yang tengah sibuk memotong sayuran.

"Ya ampun kita disini jadi ngerepotin nenek." Dasha merasa iba melihat kebaikan Nenek.

Karena hal itu Dasha memakai apron berwarna biru yang dia temukan tergeletak di sebelah rice cooker. Lalu dia pakailah apron tersebut membalut tubuhnya.

"Ada yang bisa aku bantu nek?"

"Sudah kamu jalan-jalan saja keluar nikmati udara pagi, atau siap-siap mandi."

"Nggak nek, lagipula aku ingin membantu nenek. Sudah sini biar aku saja yang memotong ini."

Dasha mengambil alih tempat Nenek yang semula memotong sayur dilanjut dengam memotong beberapa bawang. Karena kegigihan Dasha nenek pun tidak bisa menolak dan lanjut mengerjakan yang lain.

Seperti chef dan juga asistennya. Dasha membantu Nenek hingga usai, sampai berbagai makanan tersedia di meja. Dasha merasa bangga karena dia dapat membantu Nenek.

Satu persatu teman-teman yang lain datang, karena matahari sudah mulai meninggi. Nenek menyambut mereka yang masih penampilan berantakan dengan senyuman.

"Ayo sarapan pagi dulu, setelah itu kalian semua mandi." Nenek mengomando Hendery dan teman-temannya.

"Siap nek." Jawab Hendery lesu yang sudah duduk di meja makan dengan masih setengah sadar.

Dari arah pintu kamar cowok, Dasha menangkap Jae keluar dengan memakai hoodie yang sempat dia kenakan kemarin. Dengan rambut depan yang basah karena terkena air saat cuci muka dan juga wajahnya terlihat putih sekali seperti vampir. Jae menuju ke arah meja makan, dan duduk di kursi asal.

Entah kenapa saat Jae mendekat, ada rasa gugup dalam diri Dasha jika mengingat kejadian kemarin. Dasha merasa kesal dengan dirinya sendiri, karena ini pertama kali dia sampai kepikiran seperti ini.

Banyak hal yang dulu sempat dia lakukan bersama Jae, namun kenapa sekarang Dasha merasa berbeda. Ada hal yang mengganjal sampai-sampai dia tidak mau bersama-sama Jae dalam waktu lama walaupun dari jauh, dia selalu ingin menghindari cowok tersebut.

"Sha ngapain masih berdiri, sini duduk di sebelah gue." Winwin menawarkan kursi kosong yang berada di sebelahnya.

"Oh iya makasih kak." Tanpa penolakan Dasha duduk di sebelah Winwin.

Sementara Jae, berada jauh di area Winwin sehingga Dasha tidak perlu menolak hanya sekedar untuk menghindari Jae. Karena memang meja yang berbentuk bundar mereka dapat menatap satu sama lain.

Titik Rasa | Jung Jaehyun (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang