CHAPTER 30: PERHATIAN

42 9 2
                                    

Kak Winwin

'Hari ini ada meeting, tapi kakak masih ada kelas lain dan nggak bisa dateng'

'Iya kak'

Rasanya masih aneh Dasha mendapatkan pesan dari cowok yang mengirim kabar kepada dirinya. Seperti kali ini pesan masuk dari Winwin tepatnya.

Walaupun Dasha sudah menolak pengakuan suka dari cowok tersebut, namun dia tetap bersikeras untuk mendekat kepada Dasha. Karena memang hati manusia tak selamanya sama, pikir Winwin.

Bersama Nana Dasha berjalan cukup jauh menuju tempat dimana gedung organisasi berada. Nana berulang kali mengeluh capek sambil menutup wajah dengan tangannya dari panas matahari membuat Dasha ingin segera menelpon Chenle agar bisa menjemput Nana membiarkan dirinya sendiri jalan kaki sendirian, namun Nana tetap menolak perlakuan Dasha.

***

Jae baru saja menyelesaikan kelas siangnya, sembari menunggu kelas berikutnya yang akan tiba dua jam ke depan Jae meminta meeting hari ini untuk dimajukan. Untunglah semua setuju keinginan ketua yang mendadak, walaupun tidak sepenuhnya bisa hadir seperti Winwin. Dia berjalan sendiri menyusuri lorong kampus sedangkan teman yang lain mungkin sudah berada di gedung organisasi.

Di ujung lorong terdapat dua gadis yang tengah tersenyum sendiri sambil memandangi Jae yang tengah melangkah ke arahnya. Pandangan Jae yang melihat aksi kedua gadis tersebut biasa saja dan tetap stay cool seperti Jae pada umumnya.

"Kak tunggu!" cegah salah satu gadis sambil menghampiri Jae yang hampir masuk ke dalam lift.

Pintu lift yang tadinya terbuka, tertutup kembali. Perempuan dengan rambut terurai dengan mengenakan kemeja kotak-kotak menyerahkan sekaleng minuman manis berwarna hijau. Jae menerima pemberian gadis itu dan menunduk sebagai tanda terima kasih lalu menekan tombol masuk ke dalam lift.

Setelah Jae masuk ke dalam lift kedua gadis itu kegirangan karena dua minuman kaleng tersebut di terima oleh Jae. Keduanya mengusap keringat yang membasahi dahinya saat tadi dapat menatap wajah Jae dari dekat.

"Sumpah ganteng banget aww.." ucap gadis yang memakai tas branded dengan logo H tersebut.

"Gue hampir pingsan rasanya." Perempuan yang berambut hitam tergurai tersebut juga ikut loncat-loncat.

Jae sampai di lantai satu, minuman pemberian dua gadis tadi masih dia pegang di tangannya. Dia segera masuk ke dalam mobilnya menaruh tas dan minuman tadi di kemudi sebelah mobil yang dia tumpangi menuju ke arah gedung organisasi.

Seperti dugaannya disana sudah banyak anggota dan petinggi yang lain. Namun mata Jae hanya menangkap kedua temannya saja.

Jae duduk tepat di sebelah Taeil, "kemana Winwin?" tanyanya.

"Gue juga nggak tahu." Taeil mengangkat bahunya.

Jae menatap satu persatu anggota yang hadir, walau memang tidak semua anggota bisa berkumpul karena masih ada kelas yang lain. Pandangannya singgah sejenak pada seorang perempuan yang dia ajak untuk masuk organisasi ini.

Dia tampak mengibaskan buku di tangannya sambil menyatukan rambutnya dengan scrunchie. Melihat hal itu Jae segera bangkit.

"Pantas saja." Jae melihat remote AC yang berada pada suhu 27 derajat.

Dia segera mengatur AC agar dingin hingga mencapai suhu 16 derajat pada remotenya. Jae juga pergi untuk menyalakan blower yang berada di ruangan tersebut.

Ada beberapa anggota perempuan yang sedari tadi memperhatikan gerak gerik Jae, termasuk Mina yang juga ikut tertarik apa yang Jae lakukan. Dia tersenyum, mendapati sikap Jae yang perhatian seperti biasa.

Titik Rasa | Jung Jaehyun (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang