{CHAPTER 34~Sosok Serigala~}

616 72 3
                                    

"Maksudku, jika kau tidak berhasil menemukan keberadaan Klanmu maka kau akan menjadi pewaris Klan Louise berikutnya. Aku yakin itu adalah tugas yang berat. Oleh karena itu, biarkan aku yang menjadi pewaris klan berikutnya, lalu kau akan kembali ke kehidupan normalmu."
Ujar Drake Writliz.

___Claryn POV___

"Haus kekuasaan rupanya."
Aku terkekeh mendengar penjelasan dari Drake Writliz.

"Terserah kau mau menyebutku apa... Tapi itulah kenyataannya. Bagiamana pun kau bukan makhluk Immortal, kau tidak bisa berada di sini selamanya."
Timpal Drake Writliz.

.
.
.

Keesokan Harinya

Hari dimulainya Event Lostlife. Hari dimana sebuah kekuatan yang diwariskan 5 abad sekali kepada seorang Drake Writliz muda. Sebuah kekuatan dimana hanya seorang Drake Writliz yang mampu mewarisinya.

"Apa ada masalah Claryn?"
Tanya Drake Writliz yang menyadari tatapan kosong ku.

"Tidak, memangnya kenapa kau bertanya?"
Aku melemparkan kembali pertanyaan dari Drake Writliz.

"Tatapanmu kosong, seperti sedang memikirkan sesuatu."

Aku mengangguk pelan.

"Begitu ya."
Ujarku sambil tersenyum untuk menutupi rasa gugupku.

Aku mengedarkan pandanganku, mencoba untuk melihat sekelilingku lebih leluasa. Perasaanku seketika jauh berbeda ketika merasakan sentuhan di pundakku.

"Kau lagi..."
Rutukku kesal.

Leon hanya berdiri tegak di belakangku, tanpa mengalihkan pandanganku aku menunggunya berbicara.

Setelah sekian lama menunggu, aku akhirnya kehilangan kesabaran dan langsung membuka kalimat pertanyaan.

"Apa maumu?"
Tanyaku singkat.

"Aku mau kau menatapku sebagai lawan bicara."
Jawaban dari Leon membuatku menghela napas pelan.

Aku membalikkan badanku, menatap manik hitam milik Leon. Leon tetap menatapku datar seperti biasanya.

"Dengar. Jangan mati diawal. Kau harus membantuku sebagai tim."
Leon kini menatapku lekat.

"Tim? Bukannya kau membenciku?"
Tanyaku dengan perasaan bingung dan kesal.

"Ya. Aku memang membencimu, tapi mau bagaimanapun kau adalah tim ku."

Aku tidak habis pikir, kenapa kata-kata nya membuat seolah aku memohon kepadanya.

"Jangan membalikkan peran di sini. Jelas-jelas kau membutuhkan kekuataku. Memperoleh kekuatan 5 abad yang nantinya akan kau wariskan pada klanmu. Apa aku benar?"
Tanyaku pada intinya.

Sejenak angin berhembus, membuatku suasana menjadi dingin.

"Maaf. Tapi aku membantumu karena memiliki hal yang lebih penting."
Aku memutus kontak mata dengannya.

"Baiklah. Butuh lebih dari seorang untuk mewujudkan tujuan mu."
Leon mengakhiri percakapan diantara kami.

.
.
.

Kini seluruh siswa yang mengikuti perlombaan tengah berdiri di depan hutan. Tempat dimana mereka akan memulai perlombaan.

Aku tengah berdiri memegang busur dan beberapa panah di punggungku.

"Kau yakin memilih panah sebagai senjatamu?"
Leon bertanya padaku, tanpa menatap wajahku sama sekali.

"Tentu saja. Kenapa aku harus ragu?"
Aku menjawab dengan penuh percaya diri, membuat Leon terkekeh pelan.

The Magical Academy [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang