{CHAPTER 41~Cahaya di Tengah Kegelapan~}

361 45 11
                                    

"Bagaimanapun… Ia adalah rekanku, semembosankan apapun dirinya, dialah yang akan membantu ku kedepannya."
Batinku saat menyadari tatapan datar dari Evan.

.
.
.


Claryn POV

Aku memasuki Gua tersebut. Perasaan ku tiba-tiba berubah, ada beberapa kebencian yang kurasakan saat ini.

Sebuah perasaan dimana setiap kali aku melangkah lebih dalam, justru aku merasa seperti sebuah boneka yang dikendalikan.

Layaknya benda mati yang dipindahkan oleh yang hidup.

Langkah terus tercipta di kaki ku. Seolah-olah diperintahkan untuk terus bergerak, mencari ujung kegelapan dari gua ini.

Kurasa aku tidak perlu mengkhawatirkan keselamatan ku di tengah kegelapan ini, aku memiliki orang yang terus saja mengawal ku di belakang.

"Kita sudah sampai…"
Ujar Drake Writliz yang membuat langkah kami berhenti begitu saja.

Kuedarkan pandangan ku, yang aku lihat hanya sebuah kegelapan di dalam gua. Kegelapan yang cukup luas.

"Kau serius? Ini masih terlihat seperti kegelapan bagiku…"
Aku menyangkal perkataan Drake Writliz.

Keheningan terjadi beberapa saat, hingga akhirnya Drake Writliz terkekeh, ia mencoba mencerahkan suasana saat ini.

"Kurasa, kau perlu melihat seperti apa yang kami lihat."
Evan menutup kedua tanganku dengan telapak tangannya.

Ia melakukannya cukup lama, hingga pada akhirnya membuatku mencengkram tangannya dan menepisnya begitu saja.

"Ini-"
Ucap ku terhenti begitu melihat sebuah bangunan es yang menjulang begitu tinggi. Sebuah kerajaan.

Beberapa bangunan yang tampak seperti rumah seakan mengelilingi kerajaan yang berdiri tegak diantara mereka.

Layaknya bangunan di abad pertengahan, yang membedakan adalah seluruh bangunan di sini tidak terbuat dengan material bangunan pada umumnya.

Melainkan terbuat dari sihir yang kuat. Aku tidak habis pikir, betapa luas sebenarnya gua ini.

"Selamat datang di rumah, Claryn. Kau telah mengetahui tempat tinggal klan yang telah lama bersembunyi."
Drake Writliz mencoba untuk membawa ku kembali di realita saat ini.

Aku hanya bisa terdiam, dan menoleh ke arah Evan.

"Apa yang kau lakukan pada penglihatan ku?"
Tanyaku saat mengingat bahwa ia menutup mataku beberapa detik.

Evan tersenyum saat melihat wajah kebingungan ku, baginya itu tampak seperti anak kecil polos yang kebingungan.

"Kau menertawakan ku?"
Aku menatap tajam ke arahnya.

"Maaf, maaf… Kau benar-benar tampak kebingungan, seperti baru saja di hidupkan kembali."
Evan kini memegang bahuku.

"Aku menggunakan mantra Ilusiez untuk menyadarkan penglihatan mu dari Ilusi ini. Singkatnya, aku membawakan cahaya untukmu di tengah kegelapan."
Jelas Evan secara ringan, namun bagiku itu tampak seperti kalimat yang aneh.

"Cahaya di tengah kegelapan? Kau bercanda?"
Aku tertawa ringan saat mengingat beberapa tingkah serius nya terakhir kali.

Kini Evan justru tampak seperti menggoda di tengah keberhasilan nya membawakan cahaya di tengah kegelapan.

"Tetap jaga langkahmu, kita hampir sampai."
Evan perlahan menggenggam tanganku.

Aku mengangguk pelan, lalu mulai melangkah lebih jauh, mendekati setiap bangunan dan menelusuri lebih banyak tentang kerajaan di bawah gua ini.

The Magical Academy [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang