"Kemari... Aku akan melakukannya lagi hanya untukmu."
.
.
.Claryn POV
Kata-kata itu, adalah kata-kata yang tidak pernah ku ekspetasi kan sebelumnya.
Tatapannya menatap ku lekat, ia benar-benar menganggapku sebagai lawan bicara kali ini.
Leon melayangkan tangannya ke arah kepalaku, mengelus perlahan rambut putihku.
Rasanya benar-benar menyenangkan bisa diperlakukan seperti ini.
"Kau menyukainya? Bukan?"
Tanya Leon memastikan.Aku menatap matanya sejenak. Sebuah kata kini terucap di mulut ku.
"…kau orang yang baik."
Hanya itu yang bisa ku katakan saat ini. Kepribadiannya benar-benar kepribadian yang belum pernah aku predeksikan.
Leon tersenyum kecil, membuatku menatapnya tidak percaya.
"Aku… akan selalu menjadi orang baik untukmu…"
Sebuah suara terdengar berbisik di pendengaran ku.Pupil mataku membulat sempurna, aku tidak yakin suara ini milik Leon. Ia bahkan tidak mengucapkan sepatah kalimat pun saat ini.
Suara ini… Jelas ini suara milik Ilusi…
Aku memegangi kepalaku yang seakan seperti tertimpa beban berat.
"Claryn! Kau baik-baik saja?"
Leon menangkap kepalaku yang kini terasa berat."Te-tentu saja…"
Jawabku berusaha bersikap tegar. Aku mencoba mengangkat kepalaku, namun percuma saja.Leon mengamati tingkah laku ku yang mencoba untuk tetap tegar.
"Apa perlu kita mundur?"
Leon mengeluarkan pernyataan yang membuatku menatapnya tajam."Kau bercanda?! Kita sudah sejauh ini!"
Aku terus menolak seluruh sarannya.Leon hanya menghela nafas, ia tidak tahu lagi apa yang harus dikatakan.
-Grep!-
Leon memegang erat pundakku.
"Dengar! Jangan sampai kehilangan nyawamu di pertandingan bodoh ini…"
Ia menatapku lekat, membuat suasana menjadi lebih dingin.Aku membulatkan pikiran ku dan mengangguk padanya.
.
.
.Salju mulai mereda, setidaknya ini tidak terlalu dingin dibandingkan yang sebelumnya… Beberapa arwah seakan menyambut kedatangan kami saat memasuki hutan lebih dalam.
-Srak-
Sebuah cairan bewarna hitam yang bercampur dengan salju berhasil mengenai sepatu ku."Ini…"
Gumamku saat menyadari bahwa cairan hitam ini tersusun di sepanjang jalan…"Darah."
Lanjut Leon sambil menghentikan langkahnya.Sebuah mayat yang terletak tidak jauh di hadapan kami menarik perhatian ku.
'Ada orang yang gugur?!'
Batinku tidak percaya.Aku melangkah menuju ke arah mayat tersebut, wajahnya tertutup salju, dengan tangan yang sangat pucat.
Aku menyingkirkan salju dari wajahnya perlahan. Dan pupil mata ku dikejutkan oleh orang yang telah gugur di depanku ini…
"Orang ini…"
Gumamku tidak percaya…
KAMU SEDANG MEMBACA
The Magical Academy [On Going]
FantasyManusia atau Penyihir? Dua jiwa ini bersatu di dalam seorang gadis Seperti es yang membeku, ia cukup dingin terhadap orang lain Terkadang memiliki Empati seperti manusia... Terkadang ia kurang berempati layaknya penyihir ...