{CHAPTER 29~Perjanjian di masa Lalu~}

921 98 14
                                    

"Hei, apakah itu gedung perpustakaan yang kalian maksud?"
Tanya Nathan yang memecahkan suasana diantara kami.

.
.
.

_Kelly POV_

"Iya, itu gedungnya nya"
Jawabku menanggapi pernyataan Nathan.

"Kalau begitu ayo"
Ujar Marien sedikit bersemangat.

Setibanya kami di depan pintu perpustakaan, kami disambut oleh kehadiran peri kecil yang tampak berterbangan.

"Ini pertama kalinya aku melihat peri"
Arlen tampak kagum dengan pemandangan di hadapannya saat ini.

Nathan tampak mengangguk, tanda ia ia setuju dengan pernyataan Arlen.

"Peri memiliki wujud fisik, selain itu ia juga berukuran berkali-kali lipat lebih kecil dari manusia"
Tambah Nathan yang sempat membuat peri tersebut mengambek.

Kami menatap Nathan kompak, sorotan mata kami mengisyaratkan bahwa Nathan harus membujuk peri yang mengambek tersebut.

"Tapi disisi lain, ia memiliki sihir yang cukup mengagumkan"
Sebuah kalimat keluar dari mulut Nathan, membuat peri tersebut kembali terlihat bersemangat.

Kami tertawa kecil melihat tingkah Nathan. Ia rupanya pandai membujuk seorang peri.

"Aku tidak tahu, kau orang yang bermulut manis Nathan"
Ujar Marien terus terang yang membuat Nathan menatap tajam ke arah Marien.

"Diamlah, lagipula kalian yang memintaku melakukan ini"
Ujar Nathan mengelak dari kalimat yang diucapkan Marien.

"Sudahlah, ayo mulai pencarian informasi"
Arlen tampak menyudahi perbincangab antara Marien dan Nathan, dengab tujuan menghindari perdebatan.

"Arlen benar."
Tambahku mendukung perkataan dari Arlen.

Marien menatap Nathan dengan tatapan anak kecil. Ia menjulurkan lidahnya, dan membiarkan Nathan tersulut emosi.

Nathan hanya mendiamkan tingkah kekanak-kanakan dari Marien. Ia memilih untuk diam agar mempercepat pencarian.

Kami betempat pun memasuki gedung perpustakaan tersebut, dengan dipandu oleh seorang peri kecil, akhirnya kami menemukan tempat dimana mereka menyimpan buku tentang Drake Writliz.

~Satu setengah jam kemudian~

Kami sudah membaca 1/4 buku tentang Penyihir di sini. Dan sayangnya, kami tidak menemukan informasi tentang jiwa Manusia yang bergabung dalam kelamnya jiwa seorang Penyihir.

"Semua buku ini benar-benar membuatku gila. Sudah berapa lama kita menatap lembaran ini?"
Ujar Marie yang tampak mengeluh akibat tidak mendapatkan satupun informasi.

"Satu jam 30 menit. Kita sudah membaca buku selama satu jam 30 menit."
Ujarku menanggapi pertanyaan Marien.

"Jujur saja, aku tidak pernah membaca buku selama ini"
Lanjut Marie saat mendengar tanggapan dariku.

"Ya… setidaknya lihatlah Arlen dan Nathan. Mereka tampak sangat serius dalam membaca"
Marien memperhatikan kedua orang yang seperti tengah berlomba dalam membaca tumpukan buku.

Aku memperhatikan raut wajah
Mereka dan juga tumpukan buku yang telah

"Ah… maafkan aku, tidak seharusnya aku membicarakan kalian."
Ujarku meminta maaf saat menyadari, ada tatapan tajam dari Nathan.

"Hei Kalian! Apa kalian sudah mendapat informasi? Setidaknya jangan membuat waktu kita terbuang sia-sia"
Arlen memecahkan suasana diantara kami.

The Magical Academy [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang