{CHAPTER 42~Sama Sekali Tidak Berubah}

360 48 10
                                    

"Orang yang kalian yakini masih bertahan, mereka... Telah tiada."
Secara tiba-tiba aku mengatakan kenyataan pahit itu dihadapan Drake Writliz dan Evan.

.
.
.

Claryn POV

"Apa maksudmu?!!"
Drake Writliz tampak tidak terima dengan kenyataan yang aku katakan.

"Itulah kenyataannya. Kedua orang itu, Raja Vettle dan Ratu Melissa. Keduanya, telah terbunuh!"
Aku berusaha memperjelas kata-kataku. Namun sepertinya itu hanya membuat Drake Writliz semakin naik pitam.

Evan hanya menatap ku dengan tatapan tidak percaya. Kekecewaan terpancar jelas di matanya.

"Bagaimana kau mengetahuinya..."
Evan bertanya dengan nada tidak terima.

"Aku, melihat ingatan salah satu dari mereka, Mellisa Louise. Hanya ia yang menyaksikan peperangan dan semua yang terjadi dimasa lalu."
Aku menjawab dengan sejumlah fakta yang aku ketahui beberapa bulan terakhir.

"Semua ingatannya berakhir saat ia terbunuh."
Lanjutku dengan singkat.

Keadaan berubah kembali menjadi hening. Evan hanya terdiam mencoba untuk menerima kenyataan. Sedangkan Drake Writliz masih tidak percaya dengan apa yang aku katakan.

"Ini—mustahil."
Gumam Drake Writliz pelan.

Aku hanya bisa tertunduk, perlahan aku mulai merasakan duka dari kedua makhluk dihadapan ku ini.

Kurasa, kita akan bertahan hidup tanpa mereka lagi.

"Apa mereka mewariskan Eviezt nya padamu? Atau mereka melepaskannya begitu saja?"
Pertanyaan dari Evan membuatku berpikir sejenak.

Jika dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya, aku memang merasakan peningkatan pada Eviezt ku.

Tapi, ini tidak menutup kemungkinan bahwa akulah yang berhasil menjadi pewaris 5 abad mendatang setelah Event' LostLife.

"Itu—aku tidak yakin."
Jawabku dengan keraguan.

Evan hanya menghela napas, entah ia lega atau justru tertekan.

"Raja dan Ratu tidak mungkin melepaskan Eviezt nya begitu saja. Salah satu dari kita akan mewarisi nya suatu saat nanti. Dan untuk itu, kita harus mempersiapkan diri."
Ujar Drake Writliz memperingatkan.

Aku memutuskan untuk diam. Entah mengapa, Drake Writliz tampak ambisius saat ini.

Ia benar-benar tidak menyerah pada satu kenyataan. Dan yang dia katakan, tidak terdengar seperti sebuah keputusasaan.

"Aku tahu. Apa yang akan kau lakukan selanjutnya?"
Tanya Evan dikala ia merasa putus asa.

"Kita harus membuktikan bahwa kita layak mendapat kekuatan besar itu. Dan untuk itu, kita akan membalaskan dendam klan kita."
Drake Writliz tampak serius kali ini.

Pupil mataku membulat sempurna, membalaskan dendam, entah mengapa ini mengingatkan ku akan sebuah peperangan.

Sedikit ragu untuk bertanya, namun akhirnya aku berusaha untuk memberanikan diri.

"Kau tampak serius dari biasanya. Kau tidak berpikir untuk memulai perang, kan?"
Aku mencoba untuk bertanya tanpa memperhatikan ekspresi ku sama sekali. Namun kurasa itu tidak berhasil.

Seakan udara di sekitar ku berhenti. Evan menatapku dengan tajam, begitu pula kehadiran Drake Writliz yang seakan-akan menatapku.

"Apa kau mulai ragu, Claryn?"
Evan bertanya dengan nada mencekam.

The Magical Academy [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang