{CHAPTER 38~Musuh~}

420 54 4
                                    

.
.
.

Claryn POV

Ia melakukan nya lagi. Bahkan kini di hadapan Drake Writliz, dengan cepat aku menoleh ke arah manusia serigala dan memperhatikan raut wajahnya.

Raut wajahnya cukup banyak berubah. Ia kini menatap ke arah Leon tajam, namun entah mengapa Leon justru mengabaikannya.

"Hentikan tindakanmu! Kau benar-benar tidak sopan!"
Manusia serigala kini mulai mencengkram erat tangan Leon, membuatnya menjauh sedikit dariku.

Leon hanya mendecih saat mendengar perintah dari manusia serigala.

Dengan tenaga yang tersisa, Leon kemudian bangun dari posisi duduknya, dengan luka yang masih belum teregenerasi dengan sempurna.

Aku menarik tangannya secara reflek dan membuatnya tertahan untuk berdiri.

"Jangan bodoh! Kamu belum teregenerasi dengan sempurna."

Leon dengan cepat menepis tangan ku.

"Apa aku akan terus mengandalkan musuh seperti mu? Bukankah kau menginginkan kematian ku?"

Aku kini berdiri dari posisi dudukku, mencoba untuk membantah bahwa yang kukatakan sebelumnya hanya sebuah ketidaksengajaan.

"Aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya, kesal tentang bagaimana kau terus mengatur ku!"

Leon hanya mendengarkan ku mengoceh di hadapannya, ia tampak menghindari perdebatan denganku.

"Aku, ingin keluar dari hutan ini. Kau membunuh Minotaur itu Claryn, kau akan menjadi pewaris kekuatan 5 abad mendatang."
Leon mengatakannya dengan singkat dan perlahan berjalan keluar dari hutan.

.
.
.

Sebuah cahaya, tampak terlihat jelas di hadapan kami. Aku dan Leon berjalan keluar dari hutan, sedangkan Manusia Serigala dan Drake Writliz mengawasi kami dari kejauhan.

Sebagian besar orang di akademi kini berada tepat di depan kami. Begitu pula pemimpin Veyland.

Ferryd Harvey yang merupakan raja di Veyland sekaligus sebagai Ayah Leon dan Ferline Harvey yang merupakan ratu dan juga Ibu dari Leon Harvey.

Leon kini melepaskan rangkulan ku, dan memutuskan untuk tidak membebani ku di saat ini.

"Kau melakukannya dengan baik, Leon."
Ujar Ferline Harvey, ibu dari Leon.

Ia memeluk Leon dengan cukup formal, tidak seperti sebuah kasih sayang bagiku.

Tak berapa lama kemudian, pandangan ku tersita pada sederet mayat yang berderatan tidak jauh dari tempat ku berdiri.

"TIDAK MUNGKIN!"
Suara bantahan seorang wanita terdengar histeris saat ini.

"Rainie Forster, ia telah gugur dalam pertarungan melawan Undead pembunuh."

Tatapan sebagian besar orang kini menatap ke arah seorang wanita yang tengah menangisi mayat dari Rainie Forster. Ditemani oleh seorang pria yang berpakaian formal, layaknya orang kelas atas di Veyland.

Wanita itu kemudian menatap ke arah Leon, ia perlahan berjalan ke arah Leon, dengan air mata yang terus mengalir.

"Katakan, bahwa kau telah membantu nya di waktu terakhir nya, katakan bahwa kau telah berjuang bersamanya!"

Leon hanya menatap acuh tak acuh ke arah wanita yang menangis di depannya.

"Ya, saya telah menepati janji anda, Nyonya Forster. Putrimu, saya yakin dia tidak lagi memerlukan bantuan dari anda, dia sudah dewasa, dia berhak memilih jalannya sendiri. Bertarung sendirian tanpa rekan, saya rasa kematian layak di dapatkannya saat ini."

The Magical Academy [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang