"Ada masalah dengan tanganmu, Claryn? Kau takut aku melukai mu?"
Tanyaku dengan nada mencekam, berharap gadis ini akan memberitahu ku apa yang terjadi.
.
.
.-Evan Pov-
"Kenapa aku harus takut padamu? Kau tidak akan bisa melukai ku."
Jawab Claryn dengan penuh percaya diri.
Yang dikatakannya benar, tidak ada gunanya aku melukai nya, lagipula ia memiliki kemampuan regenerasi yang cukup kuat saat ini.
Claryn, ia telah mengetahui segalanya yang akan aku lakukan kali ini.
"Kau akan terus memegang tanganku atau apa?"
Suara dari Claryn membuat ku menyadari bahwa aku memegangi tangannya dalam waktu yang cukup lama.
Dengan cepat aku menahan tangannya, seperti dugaan ku, Claryn mencoba untuk melepas tangannya dariku.
"Tetap genggam tanganku, aku tidak ingin kau hilang layaknya anak kecil yang tersesat."
Claryn hanya terdiam, ia tidak punya pilihan selain tetap menggenggam tanganku dan mengikuti arahan ku.
Perlahan, sebuah portal terbentuk di hadapan kami, seperti dugaan ku membuka portal akan lebih mudah dibandingkan sebelumnya.
Gadis ini, telah mempermudah terbukanya portal di Immortal. Energi kuat yang mengalir di dalam dirinya, membantu ku untuk membuka portal di sekitarnya.
"Kita akan kembali ke Northluzt, dengan begitu akan lebih mudah untuk mempersiapkan segalanya di sana."
Aku melangkah menuju ke dalam portal, begitu pula dengan gadis dengan surai putihnya.
"Aku bahkan tidak bertanya…"
Gumamnya pelan tidak lama setelah kami memasuki portal.
"Aku terlalu banyak bicara, bukan?"
Tanyaku sembari menggenggam kedua tangannya.
Claryn hanya diam, tangannya terus mengalir kan energi yang cukup kuat.
Ia seakan mengetahui apa yang aku butuhkan saat ini.
.
.
.Northluzt
Sebuah cahaya dengan jalan keluar terlihat jelas di hadapan ku saat ini. Kuarahkan tanganku menuju cahaya tersebut.
Dingin… Hanya itu yang aku rasakan. Seperti dugaan ku, portal ini membawa kami ke Northluzt dengan baik.
Aku melangkah kan kaki keluar dari portal, tidak lupa dengan gadis yang sedari tadi kugenggam tangannya.
"Kita berada di sini, itu semua berkat dirimu."
Ujarku untuk mengapresiasi sebuah bantuan yang Claryn berikan.
"Apa maksudmu?"
Aku mengerutkan alisku, masih tidak percaya dirinya tidak menyadari apa yang ia lakukan barusan.
"Kau membantuku membuka portal, kau menyalurkan energi mu melalui genggaman tanganmu. Itu, sebuah bantuan yang layak diapresiasi."
"Menurutmu begitu? Kurasa kau berhutang padaku."
Claryn membuka jubahnya, memperlihatkan wajahnya dengan senyuman kekanak-kanakan.
'Jiwa yang suci, ia memperlihatkan senyumannya setelah banyaknya penderitaan yang ia lalui.'
KAMU SEDANG MEMBACA
The Magical Academy [On Going]
FantasyManusia atau Penyihir? Dua jiwa ini bersatu di dalam seorang gadis Seperti es yang membeku, ia cukup dingin terhadap orang lain Terkadang memiliki Empati seperti manusia... Terkadang ia kurang berempati layaknya penyihir ...