Perjodohan

139 14 0
                                    

Ketika Swara berjalan untuk menaruh teh itu meja. Sanskar menaruh kakinya tepat dimana Swara akan berjalan. Sebenarnya niat Sanskar untuk membuat Swara terjatuh karena dia selalu terburu-buru. Swara hampir saja terjatuh saat dia tersandung kaki Sanskar tapi untung saja dia bisa menjaga keseimbangan. Swara lalu melirik tajam ke arah Sanskar sebentar kemudian menaruh nampan itu dimeja. Sanskar tersenyum bahagia bisa mengerjai Swara. Ragini datang dan menaruh nampan yang dia bawa dimeja kemudian dia duduk.

"Swara kau harus hati-hati?" kata Sharmishta.

"Iya Bu," kata Swara.

Swara lalu membagikan teh itu satu per satu pada setiap orang. Kini giliran Sanskar yang terakhir. Saat Sanskar akan menerimanya, Swara tersenyum lalu menumpahkannya di baju Sanskar.

"Swara apa kau tidak bisa hati-hati," kata Sanskar berdiri dan marah.

"Maaf Sanskar aku benar-benar tak sengaja," kata Swara yang pura-pura tak sengaja.

"Aku tidak butuh maafmu. Pasti kau sengaja kan melakukan ini padaku," tegas Sanskar.

"Sanskar kau juga membuatku tadi hampir terjatuh dan itu balasannya," tegas Swara.

"Swara kenapa kau selalu membuat masalah padaku? Perasaan aku sama sekali tak membuat salah padaku," kata Sanskar.

"Sanskar apa kau lupa kalau kau adalah biang dari semua masalah yang aku hadapi. Siapa yang akan betah menjadi istrimu? Pasti dia tak akan betah sedetik pun bersamamu," kata Swara.

"Hei jaga bicaramu Swara. Kau sudah melewati batasanmu," kata Sanskar dengan menunjuk ke arah Swara.

"Sudah cukup," bentak Shekar membuat mereka berdua diam seketika dan berhenti bertengkar.

"Ayah aku akan pulang dan mengganti bajuku yang basah ini," kata Sanskar akan pergi.

"Silahkan pulang saja Tuan pemarah dan jangan kembali lagi kesini. Dahh," kata Swara tersenyum dengan melambaikan tangannya.

"Tidak Sanskar. Sekarang kau duduk,"tegas Ram dan membuat Sanskar duduk.

"Paman biarkan dia pergi saja karena dia disini hanya mengganggu saja," kata Swara membuat Sanskar menatap Swara tajam.

"Swara kau duduk disebelah Sanskar," kata Shekar.

"Apa? Duduk disebelahnya. Aku enggak mau Ayah duduk sama dia," tolak Swara.

"Emangnya aku mau duduk sama kamu? Enggak kali," kata Sanskar.

"Tuan pemarah aku enggak tanya sama kamu," kata Swara.

"Swara cepat kau duduk," tegas Shekar.

"Tidak mau Ayah," tolak Swara.

"Swara," kata Shekar menatap tajam ke arah Swara dan membuat Swara terpaksa duduk disebelah Sanskar.

Yang lain hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Swara dan Sanskar.  Swara dan Sanskar hanya saling menyiku satu sama lain karena mereka berdua tak akan bisa diam jika bersama.

"Kedatanganku kesini bersama keluarga ingin menjodohkan Swara dan Sanskar," kata  Durga membuat Swara dan Sanskar terkejut dan mereka langsung berdiri.

"Apa? Dijodohkan," kata Swara dan Sanskar bersamaan dan menatap satu sama lain.

"Aku setuju dengan niat baikmu itu untuk menjodohkan mereka," kata Shekar.

"Ayah membayangkan saja aku tidak pernah apa lagi jadi kenyataan. Aku akan dijodohkan dengan pria sepertinya. Tidak dan tidak," kata Swara.

"Apa kau pikir aku mau dijodohkan denganmu Swara? Tidak sama sekali. Paman Durga dan Ayah aku rasa apa yang kalian putuskan ini salah besar. Pokoknya aku tidak mau dijodohkan dengannya apalagi sampai menikah," tegas Sanskar lalu pergi.

"Aku juga tidak mau dijodohkan dengannya dan ini adalah keputusan terakhirku," tegas Swara lalu pergi.

"Lebih baik kita langsung putuskan tanggal pernikahannya saja dan kita tak perlu memperdulikan apa perkataan mereka," kata Ram.

"Aku setuju dan kita akan menikah kan mereka berdua secepat mungkin," kata Shekar.

"Bagaimana kalau satu minggu lagi? Lebih cepat lebih baik kan," kata Durga.

"Jika Kakak merasa itu waktu yang baik aku setuju," kata Ram.

"Aku juga setuju," kata Shekar.

"Ayah apa kau ingin menikahkan Kak Swara dengan Sanskar tanpa persetujuan mereka?"tanya Ragini karena ini menyangkut masa depan Kakaknya.

"Kau dan Laks yang harus membujuk mereka untuk setuju bagaimana pun caranya," kata Shekar.

"Aku dan Laks, aku rasa mereka tak akan setuju Ayah bagaimana pun kami membujuknya," kata Ragini.

"Ragini jangan ambil keputusan sebelum kita mencobanya," kata Laks.

Mereka kemudian berbincang-bincang untuk mempersiapkan pernikahan Swara dan Sanskar. Swara ada dikamarnya dan menatap dirinya di cermin.

"Apa kurangnya aku sampai Ayah menjodohkanku dengan pria yang tidak waras itu? Semenit pun aku tak betah dengannya apalagi seumur hidupku. Aku rasa semua orang dirumah ini dan keluarganya sudah kehilangan akalnya sampai mereka tak bisa berpikir jernih," kata Swara.

Swara mulai membayangkan bagaimana jika dia sampai menikah dengan Sanskar. Swara lalu membayangkan saat setelah mereka menikah.

"Swara cepat kau tidur diluar dan kau jangan masuk ke kamarku. Ini rumahku dan kau harus bekerja disini seperti pelayan. Kau hanya istri diatas kertas dan tak akan ada yang menganggapmu sebagai istriku du rumah ini. Aku akan membuat hidupmu menderita"kata Sanskar lalu tertawa penuh kemenangan.

Swara pun sadar dan dia hanya menggelengkan kepalanya dan mengharapkan hal itu tak akan pernah terjadi.

"Tidak dan tidak. Aku tidak akan membiarkan hal itu sampai terjadi. Mana mungkin aku membiarkan dia menguasai diriku karena seharusnya aku yang menguasainya jika aku dan dia benar-benar menikah," kata Swara.

Disisi lain Sanskar telah selesai mandi dan juga ganti pakaian. Sanskar masih tak percaya kalau keluarganya ingin menjodohkannya dengan Swara.

"Aku tidak ingin dijodohkan dengannya karena dia hanya bisa membuat masalah dan tidak bisa melakukan apapun selain itu. Hidupku akan menderita jika sampai aku menikah dengannya. Aku juga tak habis pikir kenapa keluargaku ingin menjodohkanku dengan Swara. Padahal diluar sana masih banyak wanita yang lebih baik darinya. Sudah Sanskar jangan pikirkan itu lagi. Lebih baik kau tidur dan jangan kau pikirkan itu lagi. Anggap saja itu sudah berlalu dan tak akan pernah terjadi," kata Sanskar lalu berbaring di tempat tidur dan tidur.








MOHABBATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang