Menyesal

40 15 1
                                    

Sudah larut malam tapi Swara belum tidur karena masih memikirkan tentang nasib pernikahannya dengan Sanskar. Swara membenarkan posisinya menjadi duduk lalu dia melihat ke arah Sanskar yang sekarang masih tidur dan menghadap ke arah Swara. Swara menatap Sanskar dengan sedih.

"Baiklah jika itu yang kau inginkan Sanskar. Aku akan menerimanya karena tak ada gunanya jika aku bicara padamu karena kau sama sekali tak mau mendengarkanku. Aku akan berusaha hidup tanpamu Sanskar," kata Swara menangis tanpa mengeluarkan suara sedikit pun.

Keesokan harinya, Sanskar bangun pagi sekali dan melihat ke arah depan dimana Swara tidur. Tapi dia tak melihatnya lalu Sanskar membenarkan posisinya menjadi duduk. Dia melihat sekeliling kamar tapi dia tak menemukan Swara. Sanskar melihat dokumen perceraiannya dengan Swara yang ada dimeja dan sebuah kertas. Sanskar berdiri lalu duduk disofa dan dia mengambil dokumen itu. Sanskar melihat dokumen itu dan sedih melihat Swara yang sudah menandatangani dokumen itu.

"Aku memang tak pantas untukmu Swara tapi sampai kapanpun aku hanya akan mencintaimu," kata Sanskar.

Sanskar menaruh dokumen itu lalu mengambil kertas yang ada disamping dokumen itu. Sanskar lalu membaca isi kertas itu.

"Untuk suamiku atau lebih tepatnya mantan suamiku karena kita akan bercerai. Sanskar aku tak tau apakah kau benar-benar mencintaiku atau kau hanya mempermainkan perasaanku saja. Tapi aku meyakini kalau kau benar- benar mencintaiku. Sanskar aku juga sangat mencintaimu. Selama ini kau yang menyuruhku untuk menyembunyikan hubungan kita dan sekarang kau juga yang mengakhirinya. Tapi aku sangat berterima kasih padamu atas hari-hari yang sudah kita habiskan bersama. Aku tak akan melupakan hal itu. Aku akan selalu mencintaimu Sanskar. Aku akan berusaha hidup tanpamu. Maafkan aku jika aku punya banyak salah padamu Sanskar. I love you dan I miss you. Dari Swara Gadodia orang yang tak kau inginkan," kata Sanskar membaca kertas itu dan menangis.

Sanskar menyadari kalau semua ini salahnya. Sanskar lalu merobek-robek dokumen perceraiannya dengan Swara lalu dia mencari Swara. Sanskar mencari Swara dikamar mandi tapi Swara tak ada disana. Sanskar membuka lemari dan benar saja tak ada pakaian Swara disana. Tapi hanya ada kertas disana lalu Sanskar mengambilnya. Sanskar kemudian membaca isi kertas itu.

"Maaf aku harus pergi karena kita akan bercerai dan aku tak ingin keberadaanku hanya mengusikmu. Walaupun sebenarnya aku ingin selalu ada disini bersamamu, bercanda tawa dan bertengkar. Oh iya aku minta maaf karena pergi tanpa memberitahu. Dan satu hal lagi Sanskar aku membawa hadiahmu itu bersamaku agar aku selalu ingat denganmu. Jangan marah ya dan jangan lupa bertengkarlah denganku," kata Sanskar membaca isi kertas itu.

Disisi lain terlihat Swara yang ada dikamarnya. Swara memegang foto pernikahannya dengan Sanskar dan dia menangis. Swara mengingat sesuatu lalu dia menghapus air matanya. Swara lalu meletakkan foto itu ke dalam kotak kemudian memasukkan kotak itu ke dalam lemari.

"Swara seharusnya kau tak perlu menulis itu untuk Sanskar. Karena dia akan menganggapku wanita yang tak tau diri," kata Swara kesal pada dirinya sendiri.

Swara berlari keluar kamar tapi saat itu juga Sanskar sampai disana dan tepat di depan Swara. Hal itu membuat mereka jatuh, tubuh Swara diatas tubuh Sanskar. Mereka berdua saling menatap satu sama lain dengan penuh arti. Karan tak sengaja lewat dan melihat mereka.

"Ciee Ciee yang lagi kasmaran dan pastinya batal cerai nih," goda Karan. Membuat Swara dan Sanskar sadar lalu mereka segera berdiri.

"Salah Kak. Kami akan bercerai dan dia yang salah karena dia menghalangi jalanku .Jadinya aku menabraknya dan kami terjatuh," kata Swara.

"Benarkah lalu dimana dokumen perceraiannya? Kakak ingin melihatnya," kata Karan.

"Dikamar Sanskar," kata Swara.

MOHABBATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang