Keesokan harinya, Sujata akan pergi ke dapur tapi dia melihat Sanskar yang tidur diruang tamu. Dengan segera dia menghampiri Sanskar lalu membangunkannya.
"Sanskar bangun ini sudah pagi," kata Sujata dengan memegang pundak Sanskar dan membuat Sanskar terbangun lalu dia membenarkan posisinya menjadi duduk.
"Ibu apa ini sudah pagi?"tanya Sanskar.
"Iya Sanskar. Tapi kenapa kau bisa tidur disini?" kata Sujata.
"Jangan tanya Bu. Ibu juga sudah tau kenapa aku bisa ada disini," kata Sanskar.
"Apa Swara yang mengusirmu dari kamar?"tanya Sujata.
"Tepat sekali. Yaudah Bu aku ke kamar dulu," kata Sanskar lalu pergi dengan membawa selimut dan bantal.
"Sampai kapan Swara dan Sanskar akan seperti ini? Sepertinya aku harus bicara pada Ram tentang kelanjutan hubungan mereka karena mereka sama sekali tak berubah," batin Sujata.
Sanskar sampai di depan kamarnya. Sanskar membuka pintu tapi ternyata pintunya masih dikunci. Di dalam kamar terlihat Swara yang sedang duduk di depan cermin sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk.
"Swara buka pintunya ini aku Sanskar," kata Sanskar.
Swara berhenti mengeringkan rambutnya lalu membukakan pintu untuk kamar tanpa bicara sedikit pun dengan Sanskar. Setelah membuka pintu kamar Swara segera duduk kembali di depan cermin. Sedangkan Sanskar masuk ke dalam kamar dan dia juga menutup pintu kamar lalu Sanskar menaruh selimut dan bantal di ranjang. Setelah itu Sanskar menghampiri Swara.
"Sayang aku minta maaf atas kejadian semalam. Setelah aku pikir-pikir tadi malam ternyata apa yang kau katakan benar Swara dan aku menyadari kalau Kavita hanya bersandiwara. Tolong jangan marah padaku seperti ini," kata Sanskar.
"Aku tak akan memaafkanmu semudah ini Sanskar," batin Swara.
"Sayang maafkan aku atau setidaknya bicaralah padaku dan jangan mendiamiku seperti ini," kata Sanskar tapi Swara masih diam saja dan membuat Sanskar kesal.
"Aku sudah minta maaf padamu dan aku sudah menyadari kesalahanku tapi kau tak mau memaafkanmu atau berbicara padaku. Sekarang terserah padamu dan aku tak peduli lagi. Aku sudah minta maaf dan jika kau tak memaafkanmu itu tak masalah bagiku," kata Sanskar kesal.
"Aku hanya mendiamimu sebentar tapi kau malah kesal padaku. Seharusnya kau bersikap romantis atau membujuk ku bagaimanapun caranya agar aku bisa memaafkanmu. Tapi baru sebentar saja kau langsung seperti ini. Kau itu memang tak pernah berubah," kata Swara kesal.
"Kau itu yang tak pernah berubah Swara. Kau selalu membesar-besarkan masalah kecil diantara kita," kata Sanskar.
"Kenapa kau selalu menyalahkanku Sanskar? Bukankah kau juga salah karena bukannya langsung meminta maaf atas kesalahanmu tapi kau malah melawanku," kata Swara lalu pergi dari sana.
"Sanskar kau harus pengertian padanya, kau sudah tau kan sifatnya bagaimana. Jadi kau harus selalu mengalah dan bersabar dalam menghadapinya. Sekarang kesabaranmu diuji Sanskar. Tapi jika dia terus menyalahkanku aku tak terima dan biarkan pertengkaran ini berlanjut. Jika dia tak meminta maaf padaku atas sikapnya tadi aku tidak akan meminta maaf padanya lagi," kata Sanskar.
Swara sampai diruang tamu lalu dia duduk disana dan mulai memainkan ponselnya. Tak beberapa lama setelah itu bel rumah berbunyi dan Swara segera membukakan pintu. Saat membuka pintu tiba-tiba orang itu segera memeluk Swara dan membuat Swara heran.
"Aku sangat merindukanmu Kak," kata pria itu.
"Kakak, aku bukan Kakakmu," kata Swara melepaskan pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOHABBAT
FanfictionSwara dan Sanskar tak pernah akur. Kedua belah keluarga akhirnya memutuskan untuk menjodohkan mereka berdua karena mereka sudah muak melihat pertengkaran mereka setiap hari.Swara dan Sanskar terpaksa menikah karena kedua keluarga terus memaksa mere...