Keesokan harinya, Swara pergi ke dapur untuk memasak pagi- pagi sekali karena jika Sujata tau kalau dia memasak pasti Sujata tak akan mengizinkannya setelah apa yang sudah terjadi beberapa hari yang lalu. Swara lalu memasak makanan untuk Sanskar. Akhirnya Swara selesai memasak dan dia menaruh makanan yang dia buat diatas nampan.
"Kira-kira masakanku kali ini enak enggak ya. Kalau sampai enggak enak aku kalah dalam taruhan," kata Swara.
"Apa yang sedang kau pikirkan Swara?"tanya Yash yang baru datang.
"Kebetulan sekali kau datang Yash. Aku butuh bantuanmu," kata Swara.
"Katakan padaku Swara apa yang bisa aku bantu?"tanya Yash.
"Tolong kau coba masakanku ini karena aku takut masakanku tidak enak," kata Swara mengambil sisa masakan yang tadi dia buat lalu menaruhnya di piring. Yash lalu memakan masakan yang dibuat Swara itu.
"Bagaimana rasanya Yash?"tanya Swara.
"Sangat enak Swara dan bolehkan aku menghabiskan makanan yang ada dipiring ini," kata Yash.
"Tentu saja Yash. Tapi apa masakanku benar-benar enak?"kata Swara.
"Aku tak mungkin berbohong Swara. Kau bisa mencobanya sendiri," kata Yash lalu menyuapi Swara. Tapi disaat itu Sanskar datang kesana dan melihat Yash menyuapi Swara. Sanskar cemburu dan kesal melihat itu lalu dia pergi tanpa menghampiri mereka.
"Enak kan Swara," kata Yash.
"Iya enak," kata Swara.
"Swara tapi kau membuat makanan ini untuk siapa?"tanya Yash.
"Untuk diriku sendiri. Aku jarang masak jadi aku ingin kau mencobanya dan mengatakan apa pendapatmu. Yaudah aku ke kamarku dulu," kata Swara lalu pergi dengan membawa nampan yang berisi makanan yang sudah dia buat.
"Swara kau ini aneh tapi kau sangat menarik, unik dan tak seperti kebanyakan wanita yang lain. Aku sangat menyukai sikap dan sifatmu. Aku mencintaimu Swara,"kata Yash.
"Kau mencintainya wanita seperti Swara," kata Kavita yang baru datang. Kavita tak percaya kalau Yash mencintaimu Swara.
"Terserah aku mau mencintai siapa? Lagi pula siapa kau yang berhak- hak mengatur hidupku. Jangan menjelekkan Swara karena lebih baik kau itu bercermin dan kau akan lihat kalau Swara itu lebih dan lebih dari dirimu," tegas Yash.
"Dasar pria aneh membandingkan ku dengan Swara. Swara itu tak sepadan denganku," kata Kavita.
"Kau yang tak sebanding dengannya. Kau itu sangat jauh jika dibandingkan dengan Swara. Swara itu cantik, baik, perhatian, punya sopan santun dan tak membeda bedakan orang. Dan yang paling penting dia menjadi dirinya sendiri. Kalau kamu itu enggak cantik, enggak baik, sombong, enggak punya sopan santun dan suka cari perhatian. Aku yakin enggak ada yang akan mau menjadi kekasihmu apalagi suami," kata Yash lalu tersenyum.
"Enggak ada gunanya bicara sama orang yang enggak punya sopan santun kayak kamu. Aku membencimu," kata Kavita marah.
"Kau yang tidak punya sopan santun bukan aku. Aku juga membencimu," kata Yash marah. Kavita dan Yash saling menatap dengan tatapan marah. Tak lama setelah itu mereka pergi ke kamar mereka masing-masing.
Swara sampai di kamar nya dan dia melihat Sanskar yang sedang duduk di sofa sambil memainkan ponselnya. Swara menaruh nampan itu dimeja. Swara lalu menutup pintu dan menguncinya agar tak ada yang tau tentang taruhan mereka. Kemudian Swara duduk di sofa dengan menjaga jarak dengan Sanskar. Sanskar yang menyadari keberadaan Swara langsung menaruh ponselnya dimeja lalu melihat ke arah Swara.
"Sesuai taruhan aku sudah memasak makanan untukmu," kata Swara.
"Aku enggak mau makan apalagi kau memberikan makanan itu juga pada Yash dan kau juga disuapi olehnya. Jadi berikan saja untuknya," kata Sanskar.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOHABBAT
أدب الهواةSwara dan Sanskar tak pernah akur. Kedua belah keluarga akhirnya memutuskan untuk menjodohkan mereka berdua karena mereka sudah muak melihat pertengkaran mereka setiap hari.Swara dan Sanskar terpaksa menikah karena kedua keluarga terus memaksa mere...