Terpesona

96 16 0
                                    

Sanskar selesai membuat teh, lalu dia pergi ke kamarnya dengan membawa nampan yang berisi secangkir teh. Sanskar sampai di kamar nya dan tak melihat Swara di dalam kamar. Sanskar yakin kalau Swara masih ada di dalam kamar mandi. Sanskar menaruh nampan yang dia bawa dimeja.

"Kenapa dia lama banget sih di kamar mandi? Apa dia saja yang mau mandi?"kata Sanskar kesal.

"Swara berapa lama lagi kau didalam. Aku juga ingin mandi dan ingat ini kamarku bukan kamarmu. Jadi sekarang cepatlah keluar atau aku akan masuk ke dalam," teriak Sanskar lalu mengetuk- mengetuk pintu kamar mandi.

"Iya Sanskar aku akan keluar," teriak Swara dari dalam kamar mandi.

Swara keluar dari kamar mandi. Kekesalan Sanskar hilang seketika karena dia terpesona dengan kecantikan Swara yang memakai saree. Sanskar menarik tangan Swara dan membuat Swara jatuh di pelukan Sanskar tapi Swara menahan pelukan Sanskar dengan kedua tangannya. Sanskar mempererat pelukannya dan membuat Swara terkejut dengan sikapnya itu yang menurut Swara aneh.

"Sanskar lepaskan aku dan berani-beraninya kau memelukku. Bukankah kau tadi bilang kau tak akan menyentuh seorang wanita tanpa seizinnya. Ternyata omonganmu itu hanya omong kosong," kata Swara marah tapi Sanskar hanya terus menatap Swara dengan senyuman yang penuh dengan arti.

"Hei Sanskar. Apa kau mendengarkan ku? Kau itu hanya suka membuatmu marah dan kesal. Tadi aku sudah berpikir kalau kau adalah pria yang tak seperti aku pikirkan tentang dirimu. Tapi kenyataannya kau sama seperti apa yang aku pikirkan," kata Swara.

"Apa kau sudah selesai bicara Swara? Kau menanyakan kenapa aku memelukmu tanpa seizinmu. Aku berhak atas dirimu karena aku adalah suamimu. Apakah aku salah jika memeluk istriku sendiri? Tidak kan," kata Sanskar.

"Tuan Pemarah berhentilah bersandiwara di depanku karena kau tak mungkin mengharapkan aku menjadi istrimu. Kau tadi juga bilang kalau kau hanya membenciku," kata Swara.

"Tataplah mataku Swara dan dengarkan apa yang akan aku katakan padamu," kata Sanskar dan Swara hanya menurutinya saja. Swara dan Sanskar kini menatap satu sama lain.

"Swara kau terlihat sangat cantik memakai kain saree itu. Aku sangat terpesona dengan kecantikanmu yang apa adanya seperti ini tanpa memakai make up. Sekarang aku sadar kalau aku sebenarnya mencintai dirimu Swara. Aku sangat beruntung bisa menikah denganmu dan kita bisa memulai awal yang baru dengan hubungan kita ini," kata Sanskar membuat Swara tersenyum bahagia mendengar itu dari Sanskar.

"Apa kau benar-benar mencintaiku Sanskar?"tanya Swara.

Sanskar melepaskan pelukannya dan membuat Swara bingung. Sanskar memegang kedua tangan Swara. Hal itu membuat Swara yakin kalau Sanskar benar-benar mencintainya.

"Aku tidak mencintaimu Swara dan ini masih balasan atas apa yang kau lakukan padaku tadi malam. Jadi jangan pernah berharap lebih dariku. Ekspresimu itu membuatku merasa senang karena kau berhasil aku kerjai Swara," kata Sanskar melepaskan pegangannya lalu tertawa dengan rasa sama sekali tak bersalah.

"Aku juga tau Sanskar kalau kau itu hanya bersandiwara dan mengerjaiku. Jadi jangan kau pikir aku mengharapkan dirimu Tuan Pemarah," kata Swara berbohong padahal dia tadi benar-benar percaya apa yang dikatakan Sanskar.

Tak bisa dipungkiri kalau sebenarnya Swara ingin mengakhiri pertengkaran mereka. Tapi Sanskar selalu membuat masalah padanya dan membuatnya mau tak mau harus membalasnya. Sanskar berhenti tertawa dan dia bingung karena untuk pertama kalinya Swara tak marah atas apa yang tadi dia perbuat dengan mengerjainya. Sanskar hanya melihat senyuman dan kebahagian Swara hilang seketika.

"Swara apa kau baik-baik saja?"tanya Sanskar yang bingung dengan sikap Swara.

"Aku baik-baik saja Sanskar dan aku akan membalas perbuatanmu hari ini. Jadi tunggu saja pembalasan ku," tegas Swara.

MOHABBATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang