Keesokan harinya, Swara bangun dan dia melihat ke arah sofa tapi disana dia tak melihat Sanskar. Swara segera turun dari ranjang dan melihat sekeliling kamar. Tapi tidak ada Sanskar disana. Swara lalu mengecek ke kamar mandi dan Sanskar juga tidak ada disana. Swara lalu melihat ke arah jam dinding dan dia tak bangun kesiangan
"Apakah dia sudah berangkat ke kantor? Tapi ini kan masih jam 7 pagi. Apa dia sedang membuat teh di dapur seperti kemarin? Lebih baik aku mandi dulu sebelum dia datang kemari,"kata Swara lalu pergi ke kamar mandi dengan membawa baju ganti.
Diluar rumah terlihat Sanskar yang sedang duduk sambil meminum teh. Sanskar lalu menaruh cangkir itu dimeja. Dia mulai mengingat kejadian romantis bersama Swara yang tidak sengaja terjadi karena pertengkaran mereka. Sanskar tersenyum saat mengingat itu semua. Ponselnya berbunyi dan membuatnya kesal.
"Siapa sih yang nelpon pagi-pagi kayak gini? Mengganggu saja," kata Sanskar segera mematikan ponselnya agar tak ada yang menghubunginya. Sanskar lalu kembali mengingat kejadian romantis bersama dengan Swara.
Swara sudah selesai mandi dan juga mengganti bajunya. Swara keluar dari kamar mandi dan dia tak melihat Sanskar disana. Swara duduk di depan cermin dan mulai dia mulai memikirkan Sanskar.
"Kemana sih Sanskar? Kenapa dia tidak kembali ke kamar? Oh iya aku baru ingat kalau Sanskar ingin aku menjauh darinya, tapi dia yang malah menjauhiku. Tapi kenapa aku ingin di dekatnya? Aku lebih suka bertengkar dengannya daripada seperti ini. Mungkin aku harus membuat masalah padanya agar ada pertengkaran diantaraku dan dirinya," kata Swara.
Setelah mengeringkan rambut dan memakai make up dengan sederhana Swara pergi ke balkon untuk mencari udara segar. Swara sampai di balkon dan dia menatap ke bawah. Dia melihat Sanskar yang senyum-senyum sendiri. Swara mempunyai sebuah ide untuk membuat masalah padanya. Swara kembali ke kamarnya lalu dia mencari kertas tapi dia malah menemukan sebuah kertas yang ada di lantai. Swara mengambil kertas itu dan meremas kertas itu. Swara kembali ke balkon dan dia segera melempar kertas itu tepat di kepala Sanskar.
"Siapa sih yang melempar kertas ke kepalaku," kata Sanskar lalu dia melihat ke arah balkon dan dia melihat Swara.
"Hei Tuan Pemarah, kau itu sepertinya sudah gila ya karena kau senyum-senyum sendiri," kata Swara.
"Itu bukan urusanmu," kata Sanskar lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Kenapa dia enggak marah kayak biasanya sih? Padahal aku berharap dia akan marah seperti biasanya dan pertengkaran ku dengannya akan di mulai tapi dia tidak melakukan itu,"batin Swara bingung dan dia mulai memikirkan sesuatu untuk membuatnya marah atau kesal padanya.
Sanskar lalu masuk ke dalam rumah dan dengan segera Swara pergi untuk menghampirinya. Sanskar duduk di ruang tamu dan tak lama Swara datang kesana. Adars juga datang kesana.
"Sanskar tadi aku datang ke kamarmu tapi kau ada dikamar dan aku kira kau sedang mandi tadi," kata Adars.
"Kakak tadi yang ada dikamar mandi pasti Swara karena dari tadi aku ada diluar," kata Sanskar.
"Iya Kak. Tadi aku yang sedang mandi tadi," kata Swara.
"Emangnya ada apa sih Kak?"tanya Sanskar.
"Tadi aku ke kamarmu untuk menunjukkan beberapa dokumen untuk meeting hari ini. Tapi ternyata ada salah satu kertas yang ada di dalam dokumen itu hilang dan mungkin ada di kamarmu karena tadi aku membukanya disana dan tak sengaja aku membuat dokumen itu jatuh dan kertas yang ada di dalamnya berantakan di lantai. Mungkin saat tadi aku mengambilnya ada salah satu yang tertinggal di kamarmu," kata Adars.
"Swara apa kau melihat kertas di kamar?"tanya Sanskar dan Swara menepuk keningnya sendiri. Swara lalu segera pergi keluar rumah untuk mengambil kertas yang tadi dia lemparkan pada Sanskar.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOHABBAT
FanfictionSwara dan Sanskar tak pernah akur. Kedua belah keluarga akhirnya memutuskan untuk menjodohkan mereka berdua karena mereka sudah muak melihat pertengkaran mereka setiap hari.Swara dan Sanskar terpaksa menikah karena kedua keluarga terus memaksa mere...