Cemburu

101 16 2
                                    

Swara dan Sanskar sampai dirumah Sahil. Sahil berdiri di depan rumah karena Swara sudah memberitahunya kalau dia akan ke rumahnya. Swara dan Sanskar turun dari mobil. Sahil lalu menghampiri Sanskar dan Swara.

"Swara aku sangat merindukan," kata Sahil yang langsung memeluk Swara. Sanskar sangat terkejut melihat hal itu karena dia kira kalau tak mungkin ada pria manapun yang mau memeluknya. Sebenarnya Sanskar cemburu tapi dia membantah hal itu.

"Kenapa saat kau bertemuku selalu memelukku dan mengatakan hal yang sama aku ," kata Swara melepaskan pelukan Sahil.

"Swara kau kan tau dari dulu aku mencintaimu tapi kau menganggap ku hanya sebagai sahabatmu dan aku menerima itu semua dengan senang hati," kata Sahil.

"Apa? Kau mencintai Swara. Apa kau sudah kehilangan akalmu? Kau mencintai wanita yang hanya bisa membuat masalah dan dia juga tak bisa melakukan apapun dengan benar," kata Sanskar lalu tertawa, sedangkan Swara menatap Sanskar dengan tatapan marah.

"Cinta itu datang dengan sendirinya tak memandang kekurangan atau kelebihan seseorang. Aku mencintai Swara dengan tulus dan aku mencintai Swara apa adanya. Aku tidak peduli orang mau bicara apapun tentang diriku, tapi aku tidak suka jika kau menjelekkan Swara di depanku walaupun kau itu calon suaminya," tegas Sahil membuat Sanskar berhenti tertawa.

"Wah Swara, kau itu mempunyai orang yang mencintaimu dengan tulus tapi kau menolaknya mentah-mentah. Itu artinya kau tertarik padaku dan kau mau menikah denganku pasti karena cinta kan," kata Sanskar.

"Sanskar jika aku mempunyai pilihan lain aku juga tidak mau menikah denganmu," kata Swara.

"Kalau begitu kau menikah saja dengan Sahil dan aku akan bilang pada orang tuaku kalau Swara sebenarnya sudah mempunyai kekasih dan dia ingin menikah dengan kekasihnya itu," kata Sanskar.

"Hei Sanskar, jika kau mengatakan itu pada keluarga kita. Bukannya aku akan menikah dengan Sahil, melainkan aku yang akan menikah denganmu dihari setelah kau  mengatakan itu pada mereka. Jika aku tak percaya kau bisa mencobanya," kata Swara.

Swara menarik tangan Sahil dan mereka masuk ke dalam rumah Sahil. Sanskar masih berdiri menatap kepergian mereka berdua.

"Sepertinya Swara benar karena jika aku mengatakan itu pasti keluargaku akan mengira kalau aku hanya mencari alasan saja untuk tidak menikah dengan Swara. Tapi kenapa ya dengan diriku, saat Swara dipeluk dan dia juga menarik tangan Sahil rasanya aku tidak menyukai hal itu. Entah ada apa denganku akhir-akhir ini terus memikirkannya sejak dia datang ke kamarku waktu itu. Sanskar kau harus menjaga perasaanmu jangan sampai jatuh cinta padanya," batin Sanskar lalu dia masuk ke dalam rumah Sahil.

Diruang tamu terlihat Swara sedang memilih saree yang Sahil belikan untuknya. Sebenarnya Sahil ingin memberikan seree itu saat Swara akan menikah. Tapi dia lupa menyembunyikan itu karena dia terlalu  senang mendengar Swara akan datang. Sanskar sampai diruang tamu lalu dia duduk disebelah Swara. Swara kemudian menoleh ke arah Sanskar.

"Sanskar kenapa kau duduk disampingku? Sekarang kau pindah dan jangan duduk disampingku karena aku tak menyukainya," tegas Swara.

"Swara aku tidak mau pindah dan apa salahnya aku duduk disampingmu. Lagipula aku adalah calon suamimu," kata Sanskar.

"Terserah kau saja," kata Swara kesal.

"Swara kau kan sudah membeli saree lalu untuk apa kau memilih kain saree ini," kata Sanskar.

"Biarkan saja Sanskar. Lagipula aku memang membeli kain saree ini untuk Swara. Tapi aku tadi sedang memilihnya disini bersama Ibuku mana yang bagus untuk Swara tapi kalian datang dan aku tadi lupa memindahkan ini semua," kata Sahil.

"Kalau begitu dimana Ibumu sekarang," kata Sanskar.

"Tadi sebelum kau dan Swara datang Ibu pergi keluar untuk membeli sesuatu," kata Sahil.

"Sahil semua kain saree ini bagus-bagus sekali dan aku bingung mau pilih yang mana," kata Swara.

"Swara kau bisa mengambil semua kain saree ini," kata Sahil.

"Tidak dan Tidak. Sahil hentikan dramamu ini dan jangan sok baik pada Swara. Pasti kau punya maksud lain dibalik ini semua kan. Swara lebih baik kita pergi sekarang dan kau tak perlu mengambil kain saree itu karena aku akan membelikan lebih dari itu," kata Sanskar menarik tangan Swara lalu mereka pergi keluar dan Sahil mengejar  mereka. Sanskar melepaskan pegangannya saat mereka sampai halaman lalu membukakan pintu untuk Swara. Sahil segera menghampiri mereka.

"Swara cepat masuk," tegas Sanskar.

"Tunggu sebentar. Sahil aku minta maaf atas sikap Sanskar yang tidak sopan padamu," kata Swara.

"Tidak papa Swara," kata Sahil.

"Terima kasih Sahil," kata Swara lalu masuk ke dalam mobil.

Sanskar menutup pintu mobil lalu dia menghampiri Sahil.

"Jangan pernah ganggu calon istriku atau merebutnya dariku. Jika kau melakukan itu kau akan tau akibatnya," ancam Sanskar tapi Sahil hanya tersenyum mendengar itu.

Sanskar masuk ke dalam mobil lalu melajukan mobil pergi dari rumah Sahil. Sahil senang karena ternyata Sanskar sebenarnya mencintai Swara dari sikapnya itu yang cemburu. Di mobil terlihat Swara yang menatap Sanskar dengan marah.

"Sanskar sebenarnya apa masalah mu padaku dan juga Sahil? Kau itu menuduh Sahil yang tidak-tidak, sedangkan kau baru pertama kali bertemu dengannya. Sikapmu itu seperti orang yang sedang cemburu saja. Tapi aku tidak peduli dengan itu. Aku ingin kita pulang sekarang dan aku tidak peduli tentang pernikahan kita. Mau nikah nanti, besok atau 4 hari lagi aku tidak peduli dan drama perdamaian kita sampai disini. Karena kau itu hanya bisa membuat masalah saja. Untung saja Sahil tidak marah atas perbuatanmu tadi. Sekarang kau dan aku musuh," kata Swara marah.

"Sanskar kenapa tadi kau tidak bisa mengendalikan emosimu dan kenapa kau juga bersikap berlebihan seperti itu tadi? Kau itu sudah bersikap seolah-olah seperti orang yang mencintai Swara saja dan cemburu terhadap Sahil. Tapi kau tak perlu memperdulikan itu lagi Sanskar karena sekarang kau dan Swara sudah tidak berdamai lagi. Jadi kau harusnya bahagia dan berhentilah memikirkannya," batin Sanskar.

"Sanskar apa kau mendengarkan ku?"tanya Swara.

"Swara aku dengar dan aku setuju denganmu kali ini. Lagi pula mau kita nikah nanti, besok atau 4 hari lagi. Kita akan tetap menikah dan kita tak perlu melakukan drama bodoh seperti hari ini," kata Sanskar.

Akhirnya Swara dan Sanskar sampai di rumah. Swara dan Sanskar turun dari mobil. Swara mengambil belanjaannya lalu masuk ke dalam rumahnya. Sanskar juga masuk ke dalam rumahnya. Shekar yang melihat Swara pulang langsung menghampirinya.

"Swara ini kan masih sore, kenapa kau pulang. Bukankah Ayah dan Ram sudah meminta kau dan Sanskar untuk pulang nanti malam. Jika tidak Ayah akan menikahkan kau dan Sanskar besok," kata Shekar.

"Aku tidak peduli," kata Swara lalu pergi ke kamar.

Karena rencana Shekar dan Ram tak berhasil. Akhirnya mereka memutuskan untuk menikahkan Swara dan Sanskar sesuai dengan keputusan awal yaitu 4 hari lagi.

MOHABBATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang