"Sanskar apa yang kau bawa?"tanya Sahil.
Sanskar menaruh kardus di lantai lalu dia menatap Sahil dengan penuh amarah. Sanskar sekarang sadar kalau dia sudah mencintai Swara. Sanskar tak merasa takut lagi karena dia memang harus memberi pelajaran pada Sahil. Sanskar menarik kerah baju Sahil.
"Sanskar apa salahku padamu sampai kau marah seperti ini padaku?"tanya Sahil bingung.
"Kenapa di kamarku banyak foto Swara. Bukankah kau tau kalau Swara sudah menjadi istrimu," kata Sanskar marah.
"Sejak kapan kau menganggapnya sebagai istrimu. Aku sudah tau kebenarannya kalau kau dan Swara terpaksa menikah. Tak ada rasa cinta diantara kalian berdua. Jadi kau tak berhak melarangmu untuk menaruh foto Swara di kamar ku," kata Sahil membuat Sanskar melepaskan kerah baju Sahil.
"Aku sudah menyadari kalau aku mencintainya. Jadi aku harap kau bisa menjaga sikapmu padanya," kata Sanskar.
"Sampai kapan pun aku akan tetap mencintainya dan kau tak berhak untuk mencegah diriku mendapatkannya," kata Sahil membuat Sanskar sangat marah dan langsung memukul Sahil. Dengan pukulan beberapa kali dari Sanskar, Sahil tersungkur dilantai karena dia sama sekali tak melawannya.
"Jangan pernah dekati istriku lagi atau kau akan tau akibatnya Sahil," kata Sanskar lalu pergi dengan membawa kardus tadi.
Sanskar sampai diluar rumah Sahil. Sanskar lalu memasukkan kardus tadi ke dalam bagasi. Sanskar kemudian masuk ke dalam mobil. Sanskar berusaha menelpon Swara tapi dia sama sekali tak mengangkatnya.
"Ayo angkatlah Swara," kata Sanskar.
Disisi lain terlihat Swara yang masih memasak di dapur ditemani Nikhil. Nikhil dari tadi terus menatap Swara tanpa Swara sadari. Tapi tiba-tiba seorang pelayan datang dan membuat Nikhil kesal tapi dia menyembunyikan kekesalannya itu karena ada Swara disana.
"Tuan ponsel yang ada dimeja tamu terus berbunyi. Sepertinya ada hal penting jadi saya membawa ponselnya kesini," kata pelayan.
"Berikan padaku, setelah itu kau pergi," kata Nikhil. Pelayan memberikan ponsel Swara pada Nikhil lalu dia pergi.
"Swara sepertinya ini ponselmu,"kata Nikhil.
"Iya Sahil. Itu memang ponselku. Lihatlah siapa yang menelpon ku," kata Swara.
Sebelum Nikhil mengeceknya ada panggilan masuk dari seseorang. Nikhil segera melihat nama penelpon itu.
"Siapa yang meneleponku Nikhil?"tanya Swara.
"Yang menelponmu namanya Tuan Pemarah," kata Nikhil.
"Kau tidak perlu mengangkatnya. Sekarang lebih baik kau matikan ponselku saja agar dia tak mengganggu kita," kata Swara dan Nikhil menuruti perkataannya.
"Swara tapi sebenarnya siapa itu Tuan Pemarah?"tanya Nikhil.
"Dia adalah Sanskar suamiku," kata Swara.
"Apa!!"kata Nikhil terkejut.
"Sudahlah Nikhil jangan bahas dia lagi. Aku ingin fokus memasak," kata Swara lalu melanjutkan memasak.
Sedangkan Sanskar sangat kesal karena Swara tak mengangkatnya. Sanskar lalu memutuskan untuk pulang walaupun dia sadar kalau dia pulang tanpa Swara pasti Ibunya akan sangat marah apalagi setelah kejadian tadi pagi dimana dia dan Swara membuat rumah berantakan. Sanskar akhirnya sampai di rumah, terlihat Ibunya yang menunggu nya di ruang tamu. Sujata segera menghampiri Sanskar dengan membawa sapu lalu memukul Sanskar dengan pelan menggunakan sapu tadi. Sedangkan Sanskar hanya diam saja dan tak bereaksi apapun membuat Sujata bingung. Sujata lalu berhenti memukul Sanskar.
![](https://img.wattpad.com/cover/270114182-288-k218567.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MOHABBAT
FanfictionSwara dan Sanskar tak pernah akur. Kedua belah keluarga akhirnya memutuskan untuk menjodohkan mereka berdua karena mereka sudah muak melihat pertengkaran mereka setiap hari.Swara dan Sanskar terpaksa menikah karena kedua keluarga terus memaksa mere...