Marah

63 18 1
                                    

Swara masuk ke dalam kamarnya dan saat dia akan menutup pintu Sanskar menahannya. Sanskar menatap Swara dengan penuh cinta.

"Pergilah Sanskar aku sangat marah padamu. Saat aku mengatakan perasaanku kau malah membuatku kesal dengan menyuruhku menyingkir. Seharusnya kau tadi menahan rasa sakit saat aku menginjak kakimu tapi kau tidak melakukan itu," kata Swara lalu duduk diranjang dan Sanskar segera menghampirinya.

"Swara maafkan aku. Aku memang salah tapi aku masih benar-benar mencintaimu Swara. Selama ini aku hanya berpura-pura tak mencintaimu agar kau menungkapkan perasaanmu itu padaku Swara," kata Sanskar.

"Kau jahat Sanskar," kata Swara mengambil bantal dan memukul Sanskar dengan bantal itu.

"Maafkan aku sayang," kata Sanskar dan membuat Swara berhenti memukul Sanskar.

"Baiklah aku memaafkanmu tapi jangan diulangi lagi," kata Swara.

"Iya sayang," kata Sanskar mengambil bantal dari Swara lalu melemparnya ke ranjang. Sanskar kemudian memeluk Swara dengan erat.

"I love you Swara," kata Sanskar.

"I love you too Sanskar," kata Swara.

Sanskar segera melepaskan pelukannya saat melihat ada yang akan membuka pintu. Swara bingung melihat sikap Sanskar itu. Ternyata Kavita yang membuka pintu dan langsung menghampiri mereka berdua.

"Swara aku tidak peduli kau dekat dengan siapapun. Aku ingin kau jangan menggangguku dan Kavita saat aku sedang bersama dengannya. Aku membencimu Swara,"tegas Sanskar.

"Itu lebih baik dan aku juga tidak peduli denganmu. Aku juga membencimu Sanskar," kata Swara.

"Kavita apakah kau bisa pergi sekarang karena aku sedang bertengkar dengan Swara? Nanti aku akan menemuimu nanti dan jika kau datang kemari tolong ketuk pintu dulu," kata Sanskar.

"Iya Sanskar," kata Kavita lalu pergi.

Sanskar segera mengecek keluar kamar dan ternyata Kavita benar-benar pergi. Sanskar lalu menutup pintu dan juga menguncinya. Sanskar kemudian menghampiri Swara. Sanskar memegang tangan Swara tapi Swara menghempaskannya.

"Kenapa kau bersikap seperti  ini padaku Swara?" tanya Sanskar.

"Kenapa kau tadi bersikap seperti itu padaku Sanskar? Apa kau mengerjaiku dengan mengatakan kalau kau masih mencintaiku?" tanya Swara sedih.

"Swara benar-benar mencintaimu tapi aku hanya tak ingin ada orang yang tau. Jadi biarkan kita saja yang tau tentang perasaan kita," kata Sanskar.

"Apa kau malu mengakui cintamu di depan semua orang?" tanya Swara.

"Aku tidak malu Swara. Biarkan orang lain berkata apa dan bukankah menyenangkan jika kita tetap menyembunyikan perasaan kita dari keluarga kita. Saat kita bersama dengan mereka kita harus bersikap seperti biasa yaitu selalu bertengkar dan tak akur. Tapi saat kita berdua kita bisa melakukan hal sesuka kita," kata Sanskar.

"Itu artinya kau akan tetap terus berpura-pura mendekati Kavita," kata Swara.

"Apa kau cemburu?" tanya Sanskar.

"Tentu saja Sanskar. Istri mana yang enggak cemburu melihat suaminya dekat dengan wanita lain," kata Swara.

"Tenang saja Swara aku akan tetap menjaga jarak dengannya. Aku juga akan memintanya untuk pergi dari rumah ini agar tak ada yang mengganggu kita saat kita berdua. Sekarang tersenyumlah sayang," kata Sanskar membuat Swara tersenyum.

"Baiklah aku setuju denganmu kalau lebih baik kita menyembunyikan perasaan kita dari keluarga kita. Aku rasa itu akan sangat menyenangkan," kata Swara.

MOHABBATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang