DILEMMA

20

Empat mobil alphard berjalan beriringan, berhenti di depan sebuah gedung mewah yang sudah dihiasi banyak lampu taman indah. Pintu mobil keempatnya terbuka secara bersamaan, keluar seorang gadis manis yang namanya sekarang terdaftar sebagai orang terkaya pertama di Asia, siapa lagi jika bukan Viona Owais Ashmaan Xankar? Pewaris tunggal keluarga Xankar.

Vivi memandang ke sekeliling, pada beberapa tamu yang sedang memperhatikannya. Vivi menyipitkan mata, memastikan ini hanya pesta biasa, bukan jebakan atau sebagainya. Namun, hatinya belum sepenuhnya percaya pada Beby. Vivi menyuruh anak buahnya berjaga di depan gedung sebelum masuk.

Beberapa menit setelah anak buah Vivi bubar, muncul mobil Pajero Sport berwarna hitam, berhenti di tempat yang sudah disediakan untuk mobil. Dari pintu kemudi, keluar calon dokter muda bernama Kastara Azizi Raeesa, gadis tomboy yang manis itu berputar, membukakan pintu untuk kekasihnya, Tavilsha Ashelma Shaaistha Armagan.

Selain mereka berdua, di pintu belakang keluar gadis yang tidak kalah cantik, memiliki nama asli hanya dua huruf yaitu In, bersama satu temannya yaitu Marsha Arabella Cassiopeia Grizelle Hikaru Balqees Elladine Fakhirya Kashiefa Qaseema Dhiyaulhaq Izdihar Lathifah Maezurra Raqqila Syachira Wardhani Zalfaasha Andara Chikita Aubree Nori Shira Aquene Deswita Bratarini Nikeisha Fathia Gantari Luciana Patricia Mabella.

Indah menghentikan langkah mereka sebelum masuk gedung, gadis itu melirik ke langit, merasakan angin cukup kencang juga pergerakan awan yang sedikit cepat. Indah mengusap dagunya dan berkata, "Ada pertumbuhan awan dalam jumlah banyak akibat pengangkatan massa udara secara vertical dan gerakan massa udara secara horizontal yang mengakibatkan penumpukan awan di wilayah ini. Pola konvektif dan adveksi ini dari siang sampe sekarang, pesta harus selesai cepat karna hujan angin akan datang."

Marsha menyimpan telepak tangan di depan dada sebelum menjawab, "Biarkan hujan turun membasahi bumi, menyapu senyuman umat manusia yang pada siang hari berseri-seri, biarkan awan hitam menutupi langit dan mentari, biarkan kita sadar tidak selamanya cahaya akan menerangi. Oh bumi, biarkan hujan itu membasahi pertiwi, tamparlah kami agar kami selalu bersyukur dengan apa yang kami miliki."

Ashel menatap datar kedua temannya itu, "Udah?" tanyanya. Setelah mereka mengangguk, baru langkahnya dilanjut.

Tak lama dari sana, datang mobil Toyota Yaris berwarna merah, seorang gadis yang merupakan direktur dari perusahaan terkenal turun, siapa lagi jika bukan Crymsin Lidya Melantha, bersama kekasihnya Syahar Melody Duvessa.

"Emang gitu da kata aku mah, aku bukan ngomongin orang ya ini mah Lid, bukan sama sekali, amit-amit ya aku mah da gak suka ngomongin tetangga tapi ini mah ngomongin wakta weh, kemarin teh dia baru beli mobil baru coba padahal kan baru kerja di Indomaret 2 bulan, sok ari kamu pikir, dia dapet uang dari mana sok?" Melody terus melangkah tanpa berhenti berbicara.

Lidya tidak menjawab, hanya merangkul bahu Melody sambil berjalan, mendengarkan semua ucapan Melody yang masih tidak berhenti membicarakan tetangganya. Lidya mengedarkan pandangan ke sekeliling, design Kinal memang patut diacungi jempol.

Mobil BMW X3 melesat memasuki gerbang gedung yang menjulang tinggi lalu berhenti tepat di samping mobil Yaris. Dari jok kemudi, keluar seorang gadis manis yang sangat berjasa di pesta ini, yaitu Bara Kinal Idzihar bersama kekasihnya, Puri Jessica Veranda Armagan.

Bola mata Veranda tidak berhenti memperhatikan beberapa pria yang berdiri mengelilingi gedung ini, mereka adalah anak buah Vivi dan sebagian anak buah Beby. Kekhawatiran Veranda kembali datang, jika Shani benar-benar meminta bantuan Beby, sepertinya akan ada perkelahian yang jumlahnya cukup besar dan mematikan. Veranda harap, mimpi buruknya itu tidak terjadi.

Tepat setelah Veranda dan Kinal, Viny muncul dari gerbang, mendorong motornya yang tadi mogok di tengah jalan. Pipinya memerah karena terlalu lelah mendorong, keringat mengalir deras di pelipisnya.