13] Penghianat Kecil

3.4K 261 5
                                    

Jangan lupa Vote & Coment💕
Mengandung kekerasan dan kata-kata kasar.

Happy reading

Chapter 13

🌲🌲

Suasana hati Nara sedang tidak baik hari ini, lebih tepatnya sedang kedatangan tamu bulanan. Dengan malas ia berjalan kekamar mandi untuk siap-siap berangkat sekolah.

"Males banget sekolah, mana hari ini pelajaran Pak botak lagi," Ujar Nara kesel, soalnya tuh guru kalo udh ngoceh, gk berhenti-henti.

Setelah selesai ia menyambar kunci mobilnya, dan melajukannya dengan kecepatan diatas rata-rata. Tak pwlu waktu lama ia sudah sampai di sekolah, dengan keadaan masih sepi.

Nara melangkahkan kakinya, melewati koridor untuk menuju kelasnya. Sampai kelas ia meletakan tasnya dan menelungkupkan kepalanya.

Terasa sudah lama ia tertidur, benar saja sudah ada banyak murid berdatangan dan memasuki kelas mereka.

"Tumben lu Nar pagi-pagi udh dateng," Ujar Manda tak biasanya Nara datang pagi.

Dira meletakan tasnya dan melirik Nara, "Ho'oh, tumben lo." timpal Dira duduk di sebelah Nara.

"Hm" balas Nara sungguh ia sangat badmood hari ini. Manda yang melihat Nara seperti itu tersadar dan membuka layar hpnya.

"Pantesan tu anak mukanya kusut, PMS dia," bisik Manda pada Dira.

"Yaudah biarin aja dulu, ntr ngamuk tau rasa lo," setelah Dira mengatakan hal itu, ia dan Manda kembali ke tempat duduk mereka.

Tak di sangka sekarang ada guru yang datang ke kelaa mereka, tampak raut tak mendukung dari Orang-orang dikelas, sebab mereka mengira hari ini Free kelas.

"Selamat pagi anak-anak, hari ini kita akan membahas tentang rumus segitiga pitagoras, silakan buka buku kalian," dengan malas mereka membuka buku mereka, sudah 15 menit mengajar guru itu tersadar ada murid yang tak mendengarkan penjelasannya.

"ITU YANG DI BELAKANG NGAPAIN TIDUR, KELUAR!!" bentak guru itu.

"Duh nyari masalah tu guru, bisa-bisa di pecat tuh," bisik Dira pada Manda.

"Tau tuh, bangunin singa tidur, habis dah tu guru," timpal Manda.

Tak dapat respon dari Nara guru tersebut menggebrak meja sehingga membuat Nara Menatap guru itu tajam.

"KAMU KALO GK NIAT SEKOLAH, JANGAN SEKOLAH MENGERTI TIDAK!?" bentak Guru itu.

"Kalo bapak memang tidak niat untuk mengajar, saya akan membantu bapak keluar dari sekolah ini," Nara berbicara dengan Nada dinginnya, lalu meninggalkan kelas tersebut.

Tak selang beberapa lama, Nara meronggoh saku bajunya untuk mengambil ponselnya, lalu menelpon seseorang.

"Pecat seseorang yang tak saya suka."

Tut.

setelah mengatakan itu terdapat panggilan melalui spiker sekolah.

Kepada guru matematika bapak nugroho silakan mendatangi ruangan kepa sekolah.

Nara tersenyum sinis, lain halnya drngan dua sahabatnya.

"Nah lo kan bener, baru juga gue bilang," Ucapan Manda menjadi kenyataan, bukan hal besar bagi Nara untuk melakukan sesuatu.

Di rooftop kini ia menenangkan dirinya, ia merasa sangat buruk hari ini. Ia mengisap rokonya dan menghembuskannya ke udara. Tanpa Nara sadari ada seseorang yang mengamatinya sambil tersenyum.

ANARA | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang