17] Gagal lagi

3K 235 3
                                    

Jangan lupa Vote & Coment💕
Mengandung kekerasan dan kata-kata kasar.

Happy reading

Chapter 17

🌲🌲

BRAK...

"NARA." teriak sahabatnya melihat mobil itu menabrak pohon, untung saja Nara tak apa-apa.

Raja langsung menghampiri Nara, melihat kondisi kekasihnya itu, terlihat Nara tak apa-apa membuat hatinya sedikit lega.

"Nar lo gppkan ada yang sakit, atau perlu gue anter kerumah sakit?" tanya Dira khawatir.

Nara berdecak, "gue gpp Dira," Jawab Nara santai.

"Oh iya tadi gue liat lo dibantuin sama seseorang siapa Nar?," tanya

Nara mendadak lupa sebab orang itu memakai pakaian serba hitan tak lupa juga masker dan kaca mata, jadi ia tak sempat melihat mukaknya.

"Gue gk tau, mukanya gk jelas," jelas Nara, apa untungnya orang itu membantu Nara, itu yang sedang ia pikirkan.

"Udh gk usah dipikirin, yang penting kamu gpp kan ra?," tanya Raja.

Nara mengangguk, "Aku gpp kok, kamu gk usah khawatir, kamu tau kan siapa aku?" tanya Nara.

"Iya-iya, intinya aku gk mau kamu kenapa-napa sayang," Jawab Raja.

Para sahabatnya itu sampai sudah terbiasa dengan pasangan bucin itu.

"Heh di jalan masih aja sayang-sayangan," tegur Nanda.

"Bilang aja lu iri kan Nan," Ujar Kelvin, "Lo juga jomblo goblok," kesal Nanda.

Dari kejauhan ada seseorang yang sedang menahan amarahnya, terkihat dari matanya yang menahan emosinya, mengapa rencananya selalu gagal untuk menyingkirkan Nara, sepertinya ia harus lebih licik dalam bermain.

"Gue gk akan nyerah buat bikin lo, menderita Anara," ucap Amel dengan senyum smriknya.

Dan ada seseorang yang sedang memperhatikan Amel dari seberang jalan, lalu tersenyum miring, betapa bodohnya Amel jika melakuakn sebuah rencana.

"Lo gk akan pernah bisa nyelakain dia Amelia," setelah mengucapkan itu, ia pergi meninggalkan tempat itu tanpa jejak sedikitpun.

***

Setelah kecelakaan yang hampir menimpanya, ia memutuskan untuk peegi kemarkas untuk menemui Rio.

Masih ingat Anak yang ditemui Nara, kalo lupa cek part

Sesampainya di markas ia tak melihat keberadaan Rio, ia memanggil salah satu anggotanya untuk menanyakan keberadaan Rio.

"Dimana Rio?" tanya Nara kepada anggotanya itu.

"Dia sedang berada di taman belakang Mis," Jawab anggotanya itu.

"Lanjutkan aktivitasmu," Ucap Nara, lalu anggotanya itu mengangguk dan pergi.

Nara berjalan kearah taman belakang, karena halaman belakang jauh, ia memutuskan untuk memakai mobil golf yang ia sediakan di markasnya itu. Sampai disana ia melihat anak kecil yang sedang bermain, namun bukan bermain mobil-mobillan namun sebuah pedang.

ANARA | SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang