Aku kembali ke kamar begitu jam pelajaran selesai. Selama beberapa hari terakhir ini aku benar-benar merasa ada yang aneh dengan kedua sahabat ku. Di kelas pun mereka tidak mengajak aku bicara sedikit pun, diruang makan mereka hanya makan berdua sampai-sampai aku harus bergabung dengan kelas Jisu untuk makan. Saat bel pulang sekolah berbunyi mereka keluar lebih dulu tanpa menungguku, dalam kegiatan OSIS pun begitu, Yeji hanya mengajak aku bicara kalau ada sesuatu yang benar-benar perlu di bicarakan atau dia akan menyuruh pengurus OSIS yang lain untuk bicara pada ku. Dan sekarang, aku pikir mereka sudah berada di kamar, tapi sepertinya mereka belum kembali. Sampai aku mendengar suara tawa yang sangat asik dari luar kamar.
"Yak, dasar kamu bodoh." Itu suara Yeji. Tidak lama setelah itu pintu terbuka hingga dua orang yang sedang asik bercanda muncul dari sana. Mempertemukan pandangan kami dan aku tersenyum pada mereka, tetapi sama seperti tadi, mereka tetap mengabaikan aku.
Aku menarik nafas panjang dan mulai berdiri mendekati mereka, "yak! Ada apa dengan kalian beberapa hari ini? Kenapa kalian mendiami aku?"
Mereka hanya berbalik sekilas dan melanjutkan aktivitas mereka sebelumnya, "Yeji, Chaeryeong. Jangan diam seperti itu, katakan kalau aku membuat kesalahan."
Mereka masih tidak merespon, aku mendekati Yeji yang sedang berdiri di depan lemari pakaiannya. Memutar bahu si gadis monolid, "apa yang terjadi pada kalian, Ji? Jangan mendiami aku seperti ini." Air mata ku hampir saja menetes.
Aku adalah tipe orang yang sangat sensitif terhadap sahabat, "aku mohon katakan jika aku salah." Aku menoleh ke arah Chaeryeong yang berada di pojok kamar. Chaeryeong juga hanya terdiam di depan ranjangnya.
"Kalian seperti ini membuat hati ku sakit." Kali ini air mata ku sudah menetes. Yeji yang berada di hadapan ku mulai menarik nafas dalam-dalam.
"Coba tanyakan pada diri mu sendiri, Ryujin." Yeji mendorong tubuhku hingga menjauh darinya.
"Yak! Apa maksudmu? Katakan dengan jelas, aku tidak mengerti."
Yeji berbalik lagi untuk menatap ku, "apa kamu masih tidak mau jujur pada kami soal hubungan menjijikan mu dengan Lia? Ha?"
Mata ku terbelalak, nafasku tersengal mendengar perkataan Yeji tadi. Jadi mereka mengetahuinya. Apa karena ini, malam saat Jisu membawakan aku makanan mereka menatap ku juga Jisu dengan tatapan aneh.
"Kami tau semuanya, Ryujin. Kami mendengar nya malam itu. Dan kamu tau itu sangat gila juga menjijikan." Sahut Chaeryeong.
"Ini sudah kedua kalinya. Saat kita kelas satu kamu melakukan hal yang sama pada kak Heejin, tapi aku bersyukur dia pindah sekolah sebelum semuanya terlambat. Dan sekarang kamu mengulangi dengan seorang adik kelas. Bahkan kalian berpacaran." Sambung Yeji lagi.
Aku masih terdiam mendengar perkataan mereka dan perlahan air mata ku menetes, "jadi karena ini kalian menjauhi aku? Kalian jijik padaku? Aku pikir kalian adalah sahabat terbaikku yang bisa menerima segala kekurangan ku termasuk orientasi seksual ku."
"Justru karena kami sahabat mu, kami tidak ingin kamu semakin jauh, Ryujin." Bentak Yeji padaku. Pintu yang kebetulan masih sedikit terbuka membuat para siswi yang lewat jadi penasaran dengan perdebatan kami.
Aku tersenyum getir, "tapi apakah kalian harus melakukan ini? Membuat aku merasa sakit?"
"Sudahlah,aku tidak mau berdebat dengan mu lagi. Sebaiknya pikirkan baik-baik resiko yang akan terjadi jika hubungan gila mu dan Lia di ketahui oleh penghuni asrama yang lain."
Author POV
Setelah perdebatan itu, Ryujin tidak lagi melanjutkan ucapannya. Ia memutuskan pergi ke roof top gudang tempat biasa ia memenangkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boarding School [ Ryujin & Lia ] Tamat
FanfictionBercerita tentang seorang gadis bernama Shin Ryujin yang mengingat pertemuannya dengan adik kelasnya bernama Choi Jisu atau orang-orang biasa memanggilnya Lia saat mereka berada di boarding school. ⚠️Peringatan⚠️ Cerita ini hanya fiktif belaka dan m...