BOARDING SCHOOL 17

314 38 4
                                    

Setelah apa yang terjadi pada ku dan Jisu kemarin aku memutuskan untuk membiarkannya istirahat dan tidak menemuinya seharian. Sebenarnya aku merasa sangat khawatir dan sangat merindukannya, tapi aku tidak boleh mementingkan ego ku, Jisu juga butuh waktu untuk menenangkan dirinya. Beruntung ada Yuna juga kedua sahabat ku yang selalu memberikan kabar tentang Jisu.

Gadisku itu mulai sadar dan juga makan sedikit demi sedikit meskipun harus disuapi. Aku tau pasti dia masih merasa sakit di sekujur tubuhnya.

Mengenai hubungan ku dengan nya?

Aku sudah memikirkan itu semalaman, dan hari ini aku akan menemuinya untuk membicarakan semua.

"Ryu." Aku berbalik mendengar namaku di panggil. Panggilan itu membuat aku tersenyum tipis.

"Hum?"

"Bagaimana kondisi kamu? Sudah jauh lebih baik."

"Sudah lumayan. Terimakasih kalian sudah mau merawat ku." Jawabku pada mereka. Iya, mereka adalah Yeji dan Chaeryeong.

"Terimakasih juga karena kalian sudah mau menerima aku lagi."

"Kita sudah bersahabat sejak lama. Sebesar apapun kesalahan mu kami akan tetap memaafkan kamu, Ryu." Sambung Chaeryeong.

"Terimakasih teman-teman."

"Ah.. kondisi Lia sekarang sudah jauh lebih baik. Tadi kami lihat dia sedang ngobrol dengan Yuna dan teman-temannya yang lain." Ujar Chaeryeong lagi

"Hum.. syukurlah kalau dia memang sudah jauh lebih baik. Aku lega mendengarnya."

"Lalu.. apa yang kamu rencanakan selanjutnya?" Sekarang Yeji bertanya.

"I-itu.. kalian akan tau nanti." Aku menunduk setelah mengucapkan itu, "aku akan menemuinya setelah makan malam."

"Hum...baiklah, kami mengerti kalau kamu belum bisa menceritakan semuanya." Ucap Yeji sambil mengusap bahuku.



.

Jisu POV

Sebenarnya aku merasa tubuhku masih sangat sakit karena bekas hantaman rotan kemarin. Tapi aku harus bisa menahan rasa sakit ini demi bisa bertemu dengan Ryujin. Sejak aku berada diruang kesehatan kemarin kami sama sekali tidak bertemu. Tapi aku bersyukur masih bisa mengetahui kabar tentang kekasih ku itu dari Yuna, kak Yeji dan kak Chaeryeong.

Sejak kemarin Yuna terus menemani aku di ruang kesehatan. Bahkan dia bercerita bagaimana aku bisa sampai di atas ranjang ini. Rupanya Soobin yang menggendong ku saat aku pingsan. Aku merasa tidak enak dengan Soobin, maka dari itu saat aku sembuh nanti aku akan menemui laki-laki tinggi itu untuk berterima kasih.

"Aku jadi merasa tidak enak pada Soobin." Aku menunduk dan memainkan ujung Hoodie pink yang aku kenakan.

Yuna meraih tangan ku dan mulai menggenggam nya erat, "Tidak apa Lia. Kan tidak mungkin Ryujin yang gendong kamu dalam keadaan tubuhnya juga sedang kesakitan."

Aku menghembuskan nafas berat, "Ryujin."

Saat mengucapkan nama itu, jujur ada sedikit kesedihan yang aku rasakan. Mengingat apa yang telah terjadi, bagaimana gadis berambut biru itu melindungi tubuhku dari siraman air kotor.

"Lia-ya, ada apa?" Tanya Yuna yang jawab hanya dengan anggukan dan senyum tipis.







Malam telah tiba, para siswi pun mulai memenuhi ruang makan. Begitupun dengan aku, meskipun masih terasa sakit pada tubuh ku tapi aku harus bisa menahan rasa sakit itu untuk bertemu Ryujin malam ini.

Di ruang makan aku mengedarkan pandanganku keseluruh sudut ruangan tersebut. Tapi sayang sekali sosok yang aku cari tidak terlihat dimanapun. Sampai aku melihat dua sahabatnya sedang bersiap untuk duduk dan makan. Dengan keberanian yang telah aku kumpulkan, aku mulai mendekati mereka. "Hum.. kak Yeji, kak Chaeryeong." Mereka berbalik begitu mendengar panggilan ku.

Boarding School [ Ryujin & Lia ] TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang