Entah mengapa aku ingin menghabiskan waktu hari ini berdua bersama Jisu. Sejak jam istirahat sekolah sampai pulang sekolah aku ingin selalu disampingnya. Aku memiliki firasat yang sangat tidak enak hari ini. Apa lagi setelah Jisu pingsan tadi.
Kami jalan berdua menuju asrama, berusaha untuk tidak memperdulikan mata-mata jahat yang menatap kami seperti sedang melihat penjahat.
"Jisu-ya." Panggil ku padanya.
"Hum? Kenapa Ryu?"
"Besok kan jadwal pulang ke rumah. Apa kamu sudah menghubungi orang tua mu?"
"Ya ampun, aku lupa." Jisu memukul kening nya dan itu terlihat lucu di mataku, "aku belum menghubungi siapapun."
"Kamu ini. Ya sudah, kalau begitu telepon siapapun keluarga mu pakai handphone ku saja." Lanjut ku sambil menyerahkan handphone ku pada Jisu. Aku baru bisa memegang handphone karena besok hari libur, di hari biasa handphone akan di titipkan pada pembina asrama. Jika tidak, bisa-bisa handphone yang ketahuan akan di sita atau lebih buruknya di hancurkan.
Setelah Jisu mengambil handphone ku, dia segera menjauh untuk langsung menghubungi keluarganya. Selang beberapa menit ia kembali dengan wajah yang terlihat tidak senang.
"Hei, ada apa? Kenapa cemberut begitu, hum?" Sahutku kemudian mengusap puncak kepalanya.
"Sepertinya aku tidak pulang kali ini." Jawabannya dengan wajah sedih.
"Eh? Kenapa? Apakah Eomma Appa mu tidak bisa menjemput?" Ia mengangguk.
"Kata Eomma, dua hari lalu Appa berangkat ke Canada karena ada pekerjaan disana. Dan Eomma tidak bisa menjemput karena sedang di rumah nenek." Aku mendengus dan mendekat kearah Jisu lalu memeluk gadis itu.
"Jangan khawatir, kamu bisa ikut dengan aku ke rumah. Setelah itu kita bisa menikmati liburan bersama. Bagaimana? Kamu mau?"
"Kamu serius? Aku bisa ikut dengan kamu?" Aku mengangguk lagi.
"Baiklah, aku akan telepon eomma lagi buat kasih tau ini." Seketika ekspresi wajahnya menjadi sangat bahagia, aku senang melihatnya kembali tersenyum. Aku tidak sabar ingin menghabiskan waktu besok dengan Jisu.
.
Keesokan harinya, satu persatu siswa-siswi sudah di jemput oleh keluarga mereka. Kami mendapat waktu libur dua hari. Kedua room mate ku pun sudah pulang sejam yang lalu, sementara aku masih menunggu jemputan bersama Jisu. Jisu diizinkan untuk ikut dengan ku ke rumah. Syukurnya kabar hubungan ku dengan Jisu hanya menyebar di kalangan siswa-siswi. Mungkin kalau ada pembina atau guru yang tau Jisu tidak akan di izinkan ikut dengan aku.
Selang beberapa menit menunggu di depan asrama, Appa ku datang. Aku melambaikan tangan lalu berlari memeluk Appa, "akhirnya Appa datang juga. Ryu sudah menunggu sejak tadi."
"Maafkan Appa sayang. Tadi jalanan sangat ramai." Appa mengusap puncak kepala ku.
"Gwencana Appa. Lagi pula Appa sudah ada disini." Aku tersenyum, "Eomma dimana?"
"Eomma dirumah, dia sudah menunggu mu. Oh iya, katanya kamu mengajak teman?"
Aku hampir lupa pada Jisu. Untuk saja Appa menanyakannya, "iya." Aku melihat sekeliling untuk mencari Jisu, rupanya kekasih ku itu sedang berdiri dipintu asrama melihat aku bermanja-manja dengan Appa. Ia tersenyum lalu memberi hormat pada Appa.
Lalu aku memanggilnya untuk mendekat pada ku dan Appa, "Appa, perkenalkan dia Jisu. Dia adik kelasku."
Appa tersenyum pada Jisu, "halo, Jisu."
"Annyeong haseyo, abonim." Jisu kembali memberikan hormat pada Appa ku, "saya Jisu." Mendengar cara Jisu berbicara appa kembali tersenyum, mungkin beliau berpikir Jisu gadis yang sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boarding School [ Ryujin & Lia ] Tamat
FanfictionBercerita tentang seorang gadis bernama Shin Ryujin yang mengingat pertemuannya dengan adik kelasnya bernama Choi Jisu atau orang-orang biasa memanggilnya Lia saat mereka berada di boarding school. ⚠️Peringatan⚠️ Cerita ini hanya fiktif belaka dan m...