BOARDING SCHOOL 40

415 36 14
                                    

Acara kelulusan kelas XII berjalan lancar selama hampir 4 jam. Ryujin pun lulus dengan nilai yang memuaskan. Berbagai acara hiburan ditampilkan siswa-siswi asrama. Tak jarang dari mereka ada yang meneteskan air mata karena akan berpisah dengan sahabat dan teman-teman dekat mereka. Itu juga yang saat ini Ryujin rasakan, sedih karena akan berpisah dengan gadisnya. Berpisah dengan Jisu rasanya adalah sebuah mimpi. Beberapakali ia ingin menangis, hanya saja Ryujin tidak ingin menunjukkannya dan membuat Jisu khawatir.

Acara ditutup dengan penampilan spesial siswa-siswi kelas XII dengan membawakan lagu perpisahan mereka. Tidak semua siswa tampil, hanya perwakilan setiap kelas. Dan Ryujin salah satu yang mewakili kelasnya. Selama diatas panggung gadis manis itu terus-menerus menatap kearah Jisu dan kedua orang tuanya secara bergantian.


"Akhirnya hari ini selesai juga." Ucap Chaeryeong yang tampak sudah kepanasan dengan balutan toga yang dipakainya.

Yeji yang berdiri disamping gadis itu pun sudah melepas lebih dulu topinya untuk dijadikan kipas. "Iya, sudah begitu di ruangan tadi panas sekali."

Ryujin hanya tersenyum mendengar kedua sahabatnya. Menyadari ada yang tidak beres dari Ryujin, Yeji mulai memberi kode pada Chaeryeong. "Ada apa, Ryu? Wajahmu kusut sekali."

Ryujin menghela nafas panjang, "tidak ada apa-apa. Hanya saja-"

"Kamu memikirkan Choi Jisu mu itu?" Sanggah Chaeryeong cepat. Karena jawaban Chaeryeong benar, Ryujin pun mengangguk pelan.

"Ryujin." Suara dari eomma dan Appa nya membuat ketiga berkawan itu menengok.

"Eomma, Appa."

"Kami menunggu kamu di dalam ternyata kamu sudah disini. Kalian berdua juga, keluarga kalian mencari kalian."

"Ahh...benarkah eomma?" Tanya Chaeryeong.

"Iya, sebaiknya segera temui mereka. Kasian mereka sejak tadi menunggu kalian." Ucap Appa Shin.

"Kalau begitu kami pergi dulu." Yeji dan Chaeryeong memberi hormat. Tidak lupa menepuk bahu Ryujin untuk menyalurkan semangat pada sahabatnya itu.

"Barang-barang mu sudah selesai semua kan?" Tanya sang ibu pada anak gadisnya.

"Sudah, Eomma. Semuanya tinggal diangkat saja."

"Kalau begitu biar Appa ambil mobil dulu setelah itu kita angkut barang-barang kamu." Ryujin mengangguk, setelah itu Appa Shin menuju parkiran dan Ryujin bersama Eomma nya segera pergi lebih dulu ke asrama untuk mengambil barangnya.

Sejak acara benar-benar selesai Jisu tidak terlihat dimana pun. Mungkin saja ia sedang mengurus sesuatu pikir Ryujin. Namun apakah ia akan membiarkan Ryujin pulang tanpa berpamitan dengannya. Tentu saja tidak, karena gadis itu rupanya sudah tiba lebih dulu di asrama sebelum Ryujin dan Eomma nya.

"J-Jisu." Manik mata mereka saling bertemu. Ryujin bisa pastikan mata Jisu mulai berkaca-kaca dan mungkin saja gadis itu akan segera menangis.

"Ryujin." Benar saja, satu tetes air mata nya mulai jatuh. "Kau ingin mengangkat barang-barang mu kan? Ayo biar aku bantu."

Ryujin tidak tau ingin berkata apa, ia hanya bisa mengangguk dan segera membuka pintu. Eomma Ryujin yang ada disana pun hanya bisa terdiam.

Hanya ada dua kardus besar berisi buku dan perlengkapan Ryujin, serta satu tas berukuran sedang yang berisi baju-baju Ryujin. Sejak naik kelas XII Ryujin memang mengurangi barang-barang yang dibawa. Ia hanya membawa yang benar-benar diperlukan saja.

"Hanya ini kan Ryu?" Tanya sang ibu.

"Iya, Eomma."

"Kalau begitu ayo kita bawa."

Boarding School [ Ryujin & Lia ] TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang