Ryujin berjalan gontai memasuki asrama. Lorong-lorong mulai sepi, hanya terdapat beberapa siswi yang mungkin baru saja selesai membersihkan tubuh mereka di kamar mandi. Gadis berambut pendek itu berjalan dengan pikiran yang terus melayang kemana-mana. Setelah pertemuannya dengan Soobin beberapa waktu lalu, ia terus memikirkan ucapan terakhir Soobin sebelum akhirnya mereka berpisah.
Gadis itu hanya bisa terus-terusan menghirup udara dan menghembuskannya lagi. Ia butuh waktu untuk menenangkan dirinya.
Baru saja Ryujin ingin menginjak anak tangga pertama menuju kamarnya di lantai 2, tiba-tiba terdengar suara panik dari beberapa gadis di arah kamar mandi. Karena penasaran, Ryujin pun berlari mendekati suara itu.
"Cepat bawa dia ke kamarnya." Seru salah satu siswi yang tidak di ketahui siapa itu. Saat Ryujin datang benar saja, ada sekitar 5 siswi sedang berkumpul dan 1 siswi tampak tergeletak di lantai. Karena panik Ryujin segera mendekati mereka, dan betapa terkejutnya ia begitu mendapati Minju tengah pingsan.
"Minju." Teriak Ryujin. "Minju, bangun. Ada apa dengan nya?" Ryujin menatap siswi lain dan tidak ada diantara mereka yang memberikan jawaban.
"Saat kami datang dia sudah pingsan kak." Ucap salah satu diantara para siswi itu.
Wajah Ryujin semakin panik dan khawatir, ia menyentuh kening Minju yang terasa panas serta tubuh nya yang terasa dingin. Minju demam.
"Tolong bantu aku bawa dia ke kamarnya."
Di bantu oleh para siswi yang merupakan junior nya, Ryujin segera menggendong tubuh Minju menuju kamarnya. Setelah sampai, mereka segera membaringkan tubuh Minju di kasurnya.
"Terimakasih sudah membantu ku, kalian kembali lah ke kamar kalian." Ucap Ryujin pada para juniornya itu. Setelah semuanya keluar, Ryujin memandangi sekitarnya. Jisu dan Yuna belum kembali. Ryujin segera berdiri dan mencari minyak angin di rak obat Minju.
"Minju, bangun lah. Jangan membuat ku panik." Racau Ryujin sembari terus mengoleskan minyak angin pada kepala dan bawah hidung gadis yang sedang pingsan itu. "Tunggu sebentar, aku akan ambilkan kompres untuk mu." Ryujin segera berdiri dan keluar dari kamar itu untuk mencari kompres.
.
"Dia hanya kelelahan, mungkin belum terbiasa dengan padatnya kegiatan di asrama." Ucap wanita berjas putih dengan stetoskop di lehernya.
"Terimakasih dokter."
"Sama-sama. Dia sudah di infus, tadi juga sudah kamu kompres kan?" Tanya sang dokter yang di jawab anggukan oleh Ryujin. "Demamnya akan segera turun. Dia hanya perlu istirahat."
"Baiklah. Sekali lagi terimakasih, dokter." Ryujin kembali mengucapkan terimakasih sembari membungkuk dan dokter itu pun keluar dari kamar itu.
Ryujin kembali memandang Minju yang sejak tadi belum juga sadar. Jarum suntik menancap di tangannya menyalurkan cairan infus ke tubuhnya. Untung saja tadi ia bertemu Bu Taeyeon, jadi sang pembina segera memanggil dokter asrama.
Ceklek
Pintu terbuka, Jisu dan Yuna muncul dengan beberapa kresek di tangan mereka. Ryujin memandangi wajah panik keduanya. Tampaknya mereka sudah tau kabar Minju dari siswi lain yang mereka temui sebelum sampai di kamar. Keduanya segera meletakkan barang-barang yang mereka bawa, Ryujin tidak tau apa itu. Tapi sepertinya itu adalah keperluan sehari-hari mereka.
"Ada apa dengannya?" Jisu mendekat dan langsung melontarkan pertanyaan pada Ryujin.
"Entah lah, para junior menemukan nya pingsan di depan kamar mandi. Dan kata dokter dia kelelahan, tadi dia juga sedikit demam." Jawab Ryujin dengan suara pelan masih memandangi Minju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boarding School [ Ryujin & Lia ] Tamat
FanfictionBercerita tentang seorang gadis bernama Shin Ryujin yang mengingat pertemuannya dengan adik kelasnya bernama Choi Jisu atau orang-orang biasa memanggilnya Lia saat mereka berada di boarding school. ⚠️Peringatan⚠️ Cerita ini hanya fiktif belaka dan m...