BOARDING SCHOOL 37

281 38 0
                                    

Dua bulan telah berlalu, hubungan antara aku dan Jisu pun terbilang baik-baik saja. Hanya sahabat-sahabat dekat kami yang mengetahuinya. Mereka pun dengan senang hati merahasiakan hal ini dari para pembina asrama.

Dua Minggu lalu juga telah diadakan pemilihan ketua OSIS baru. Dan periode kali ini Jisu terpilih menjadi wakil ketua menggantikan aku. Sementara itu masa ujian kelulusan ku pun semakin dekat.

Sebenarnya ini yang aku khawatirkan sejak dulu. Aku khawatir akan sulit bertemu dengannya semasa ujian berlangsung dan juga saat aku telah lulus dari boarding school ini. Tapi sebelum itu aku telah berjanji padanya, saat aku lulus nanti aku akan menyempatkan waktu ku untuk menemui Jisu.

Di taman belakang asrama kami duduk bersantai di bawah sebuah pohon besar. Telah tersedia beberapa kaleng minuman dingin juga cemilan. Sebelum ujian ku benar-benar dimulai, aku ingin menghabiskan waktu bersamanya.

Angin yang berhembus menerbangkan helaian rambutnya yang membuat gadis itu terlihat semakin cantik. "Apa kamu yakin tidak akan ada yang melihat kita disini?" Tanya Jisu yang terlihat celingak-celinguk mengawasi tempat kami sekarang.

"Kau jangan khawatir. Tempat ini aman, percayalah pada ku." Aku tersenyum dan merapikan rambutnya yang menutupi sebagian wajahnya.

"Oh iya. Bagaimana persiapan ujian mu?"

"Semua sudah aku siapkan sejak awal. Aku hanya perlu mempelajari kembali mata pelajaran yang akan masuk di ujian nanti."

"Itu bagus, menyiapkan semuanya dari awal tidak akan membuat kamu kesulitan nantinya."

"Inikan berkat mu juga yang membantu ku mengurus nya."

Jisu tersenyum sangat manis, dan itu adalah senyuman favorit ku sepanjang masa. Namun senyum nya tidak bertahan lama. Jisu tiba-tiba murung dan menatap mata ku dengan nanar.

"Hei ada apa?" Tanya ku untuk memastikan.

"Aku khawatir kita akan sulit bertemu nanti." Gadis itu menunduk. Terdengar helaan nafas panjang dari Jisu.

Tidak ingin melihatnya terus-menerus bersedih. Aku pun menarik wajahnya untuk menatap ku. "Aku tau kita akan sulit bertemu di masa ujian ku nanti. Tapi tolong jangan sedih dan jangan khawatir. Itu hanya beberapa hari, dan setelah itu kita bisa menghabiskan waktu bersama. Oke."

"Baiklah, tapi kau harus janji padaku. Walaupun kau sibuk belajar, tolong tetap jaga kesehatan mu. Oke."

"Siap tuan putri."

Akhirnya Jisu kembali tersenyum. Aku mengambil dua kaleng minuman dingin yang kami bawa tadi. Membuka nya dan memberikan salah satunya pada Jisu, setelah itu aku membuka beberapa cemilan agar bisa membuat mood Jisu kembali membaik.

"Mari nikmati waktu kita hari ini dan lupakan semua beban di pikiran."

Jisu mengangguk lalu mendekat kan tubuhnya pada ku. Menyandarkan kepalanya di bahuku sambil meminum minuman yang tadi aku berikan.

Jika saja bisa, aku ingin selamanya hidup bersama nya. Menjadikan nya pendamping hidup ku. Namun apa daya. Disaat pasangan kekasih lain terpisah karena perbedaan, kami justru terpisah karena persamaan.

Jisu adalah penyemangat ku. Disaat aku letih, hanya dengan melihat saja sudah membuatku kembali bersemangat. Apa lagi ketika kami berpelukan, rasanya seperti aku mempunyai kekuatan sangat besar. Tapi tetap saja kami tidak bisa berpelukan di sembarang tempat.



.

Satu Minggu berlalu, hari ujian kelulusan ku telah tiba. Dan benar saja, sejak masa ujian di mulai aku jadi jarang untuk bertemu dengan Jisu. Kami para siswi kelas XII di jaga ketat dalam belajar. Rasanya seperti dipenjara. Untuk makan pun kami tidak lagi makan di ruang makan. Makanan akan di antar kan ke kamar masing-masing saat jamnya tiba. Begitu juga saat ingin ke kamar mandi. Siswi kelas XII tidak boleh melebihi waktu 15 menit di kamar mandi.

Boarding School [ Ryujin & Lia ] TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang