Jisu POV
Dengan wajah yang memerah karena malu aku hanya bisa menutupi rasa gugup ku dengan berpura-pura fokus pada buku novel yang aku baca. Sementara itu, gadis yang lebih tinggi dari ku, siapa lagi kalau bukan Yuna. Ia terus menerus menyerang ku dengan berbagai pertanyaan setelah apa yang dilihatnya tadi pagi saat baru bangun. Itu benar-benar membuatku malu, mengingat bagaimana posisi ku dan dia saat kami terbangun tadi.
Flashback
"Oh my God." Suara ribut terdengar samar-samar di telinga ku, tapi aku masih belum mau terbangun dari tidur ku yang terasa sangat nyaman sejak semalam. Entah mengapa guling yang aku peluk saat ini terasa sangat nyaman sehingga aku ingin terus-menerus memeluknya.
"Yak! Julia Choi, wake up." Suara yang sangat tidak asing di pendengaran ku. Siapa lagi kalau bukan Yuna. Anak itu pagi-pagi sudah membuat keributan saja, bisa gawat kalau sampai pembina datang.
"Ryujin, bangun." Suara lain pun ikut terdengar. Tapi apa ini? Kenapa suara itu memanggil nama Ryujin.
Perlahan aku membuka mataku, dan samar-samar aku lihat seseorang tengah tertidur di samping ku bahkan ia memeluk ku. Jadi yang sedari tadi aku peluk adalah Ryujin, dan bukan guling.
Astaga, bagaimana aku bisa lupa kalau sejak semalam kami tidur di satu ranjang.
Spontan aku mendorong tubuh Ryujin hingga ia terjatuh dari ranjang. Melihat ia menahan sakit pada bokong nya membuat ku merasa bersalah.
"Akhh, sakit."
"Ryu-Ryujin, maaf."
Ryujin yang mulai sadar pun menatap ku, wajahnya panik dan terkejut kala melihat aku, Yuna, dan Minju.
"Apa yang kalian lakukan semalam? Kenapa kalian bisa tidur bersama?" Tanya Yuna yang mulai penasaran.
"K-kami, kami tidak melakukan apapun." Jawab ku dengan cepat.
"Ah, yang benar?" Yuna lagi-lagi bertanya penuh curiga.
"Benar kok, kami tidak melakukan apapun." Sekarang Ryujin yang menjawab. Setelah itu ia langsung berdiri dan menghampiri Minju, "bagaimana kondisi kamu?"
"Aku sudah lebih baik."
"Bagus lah. Kalau begitu aku kembali ke kamar ku dulu. Aku mau mandi untuk bersiap-siap ke sekolah." Jelas Ryujin pada gadis itu, sementara yang di ajak bicara hanya mengangguk dan memberikan senyuman pada Ryujin.
Flashback end.
Aku masih mencoba fokus pada novel ku, tapi sulit karena Yuna masih saja bertanya pada ku. "Lia-ya. Sebenarnya apa yang terjadi semalam?"
Aku menghela nafas panjang dan menatap Yuna yang duduk di samping ku. "Sebenarnya apa yang ingin kamu ketahui, Shin Yuna-ssi?"
"Aku ingin tau, bagaimana kamu dan Ryujin bisa tidur bersama bahkan kalian saling berpelukan."
"Biarlah itu menjadi rahasia kami."
"Aaa, ayo lah ceritakan pada ku. Lia, ayo cerita." Yuna berucap lagi dengan mengeluarkan jurus andalannya, yaitu aigyo.
"Tidak mau."
"Ayo ceritakan pada ku."
"Aku ingin membaca Yuna."
"Ceritakan dulu pada ku. Setelah ini aku janji tidak akan mengganggu kamu."
Aku memijat pelipis ku, Yuna tidak akan berhenti mengganggu kalau dia belum menemukan jawabannya.
"Oke oke, aku akan ceritakan."
Wajah Yuna seketika terlihat sangat bahagia dan ia semakin terlihat semangat. Si jangkung itu pun mulai menarik kursinya untuk lebih dekat dengan ku. "Jadi semalam saat aku bangun ingin ke toilet, aku melihat Ryujin belum tidur karena menjaga Minju. Setelah aku memberinya selimut dan bantal, aku ingin pergi ke toilet, tapi Ryujin bilang dia ingin pergi bersama jadi kami ke toilet bersama. Saat aku sedang mencuci tangan tiba-tiba lampu mati. Karena takut, aku terus memeluk Ryujin dan meminta dia menemani aku tidur."
Yuna mengangguk tampak puas setelah mendapat jawaban dari ku, "sudah jelas kan? Sana jangan ganggu aku."
"Baiklah baiklah. Sepertinya kamu senang yah bisa tidur bersama nya, sampai-sampai berpelukan seperti tadi pagi."
"Yak...Shin Yuna. Sebaiknya kamu lanjutkan saja PR mu itu."
Yuna mendengus dengan wajah kesal dan cemberut, "oke oke."
Jisu POV end
.
Ryujin POV
Saat ini aku bersama Minju, Yeji dan Chaeryeong sedang sarapan di kantin. Jam masuk akan tiba sekitar 15 menit lagi. Sembari sarapan 3 orang lain yang sedang bersama ku tampak asik mengobrol, sedangkan aku hanya terus-terusan memikirkan kejadian semalam hingga pagi tadi. Ada rasa gugup sekaligus bahagia di hati ku. Semalam aku begitu dekat dengan nya, dengan Jisu.
Aku terus melamun sampai-sampai tidak sadar saat Minju memanggil ku, "Ryujin."
Begitu tersadar, aku memandangi wajah ke tiga orang itu. "Kau ini, Minju dari tadi memanggil mu. Apa kau tidak dengar?"
"Hah? Minju memanggil ku? Maaf aku tidak tau."
Minju menggenggam tanganku, "Kau memikirkan apa sampai-sampai saat aku panggil kau tidak dengar?"
"T-tidak ada." Jawab ku sembari berusaha melepaskan genggaman Minju.
"Setelah dia kembali dari kamar mu, otaknya sepertinya terkena gangguan." Ejek Chaeryeong yang di respon tawa oleh Yeji juga Minju.
"Yak, tidak begitu."
"Lalu apa yang terjadi memang?" Tanya Yeji. Aku bingung ingin menjawab bagaimana. Memikirkan nya saja sudah membuatku gugup, apalagi saat membahasnya.
"Kamu memikirkan yang tadi pagi yah?" Pertanyaan Minju membuat aku dan kedua sahabat ku itu menatapnya. Tidak ku sangka ia akan tau apa yang ada di pikiran ku.
"Tadi pagi? Apa yang terjadi tadi pagi?"
"Aa...i-itu...Bukan apa-apa. Sebaiknya kita ke kelas. Sebentar lagi masuk." Jawabku dengan cepat dan lekas berdiri mendahului mereka.
Mata pelajaran pertama di kelas ku hari ini adalah pelajaran komputer. Mata pelajaran yang cukup sulit, tapi aku suka. Biasanya guru yang mengajar akan memberikan kami kebebasan untuk mengakses sosial media setelah mata pelajarannya selesai. Biasanya kesempatan ini aku manfaatkan untuk membuka akun novel online ku dan membalas komentar-komentar atau pesan dari para pembaca novel ku.
~Bersambung~
Hallo.
Cie yang habis ngedate😆
KAMU SEDANG MEMBACA
Boarding School [ Ryujin & Lia ] Tamat
FanfictionBercerita tentang seorang gadis bernama Shin Ryujin yang mengingat pertemuannya dengan adik kelasnya bernama Choi Jisu atau orang-orang biasa memanggilnya Lia saat mereka berada di boarding school. ⚠️Peringatan⚠️ Cerita ini hanya fiktif belaka dan m...