43- Vengeance (pt. 2)

510 76 45
                                    

Trigger Warning❗

This story contains: violance, torture, murder, bloods, mentions of trauma, explicit mature languages, explicit mature contents, nudity, and sex.

you've been warned!

🌙


Yoongi terbangun dengan tubuh sedikit pegal, sepertinya karena semalam ia tidur dengan posisi kurang benar. Namun begitu mengingat bahwa semalam ia tidur sambil memeluk Jihyo, seulas senyum seketika muncul di bibirnya.

Laki-laki itu menoleh dan mendapati bahwa Jihyo sudah tidak ada di sampingnya. Samar-samar ia mendengar suara panci yang beradu dengan sendok sayur dari dapur. Sambil menguap dan melemaskan otot-ototnya, Yoongi berjalan ke kamar mandi untuk menyegarkan wajahnya dan menyusul Jihyo ke dapur.

Di sana, seperti pagi biasanya, Jihyo tengah sibuk berkutat dengan kuali berasap yang menguarkan aroma lezat. Sepertinya gadis itu belum menyadari kehadiran Yoongi, ia masih asyik bersenandung sambil mengaduk isi panci.

Yoongi tersenyum kecil, merasa lega karena suasana hati Jihyo sekarang sudah membaik. Semoga saja dia sudah lupa akan mimpi buruknya semalam. Yoongi melangkahkan kakinya mendekat, ia berdiri tepat di sebelah Jihyo.

"Kau memasak apa?" Tanya Yoongi.

Mendengar suara Yoongi yang tiba-tiba ada di dekatnya, Jihyo sedikit terlonjak. Ia menoleh dan menatap Yoongi yang tersenyum ke arahnya. Namun kemudian, gadis itu buru-buru mengembalikan fokusnya pada panci di depannya.

"Tumis daging." Jawab Jihyo pendek.

Yoongi mengangguk sebagai tanggapan, setelahnya ia masih betah berdiri di sebelah Jihyo. Asyik mengamati sang gadis yang sejak tadi sibuk sendiri.

"Kenapa tidak membangunkanku sekalian tadi? Aku bisa membantumu memasak." Yoongi kembali membuka percakapan.

Entah apa pasal, pipi bulat Jihyo merona. Ia kemudian mencoba menyembunyikan wajahnya dengan rambut panjangnya.

"Kau tidur nyenyak sekali. Aku tidak tega membangunkanmu." Jawab Jihyo. Kemudian ia menyingkir dari sisi Yoongi, dan berjalan menuju rak penyimpanan alat makan.

Senyum geli muncul di wajah Yoongi. Ia tahu,  gadis itu sedang malu dan salah tingkah karena apa yang terjadi semalam. Dan tingkahnya saat ini justru membuat Yoongi gemas sendiri.

Diperhatikannya Jihyo yang agak berjinjit untuk mengambil mangkok bersih. Lemari itu tidak begitu tinggi sebenarnya, dan Jihyo pun sebenarnya bisa meraih mangkok itu dengan mudah. Tapi ide jahil mendadak muncul di kepala Yoongi.

"Kau mau mengambil yang mana?" Tanya Yoongi yang kini sudah berdiri tepat di belakang Jihyo.

Untuk satu detik, gadis itu membeku karena suara berat Yoongi terasa amat dekat dengan telinganya. Tangan kiri laki-laki itu tersandar pada dinding lemari, sementara tangan kanannya terangkat —siap mengambil mangkok yang Jihyo maksudkan.

"Jihyo. Kenapa melamun? Kau mau mengambil mangkok yang mana?" Yoongi memanggil Jihyo lagi. Sekuat mungkin ia berusaha menahan tawanya. Jihyo benar-benar menggemaskan sekarang.

"Ummm, yang mana saja boleh." Jawab Jihyo akhirnya.

Namun alih-alih mengambilkan mangkok, Yoongi justru meletakkan kedua tangannya pada bahu Jihyo dan memutar tubuh gadis itu. Punggung gadis itu kini bersandar pada lemari, dan maniknya membulat kaget menatap Yoongi.

"Y —Yoongi...?"

Yoongi menampilkan senyum kecil, lalu menundukkan kepalanya sedikit, agar wajahnya sejajar dengan wajah Jihyo. "Nah, kau baru mau menatapku sekarang. Kenapa dari tadi kau menghindari tatapanku hmm?"

A Cup of Tea || Yoongi x JihyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang