2- Classic High School

3.1K 237 89
                                    

Yoongi menyusuri lorong sekolah yang sudah sepi seorang diri. Tentu saja sepi, sekarang sudah pukul tujuh malam. Pemuda itu baru saja menyelesaikan latihan basket seorang diri. Kompetisi antar sekolah tinggal menghitung hari. Dan karena tanggung jawabnya sebagai kapten serta sifat ambisiusnya, Yoongi merasa perlu menambah waktu latihan sendiri selain latihan bersama grup.

Tangan kanan Yoongi sibuk dengan ponselnya, sedangkan tangan kirinya masuk ke saku celana. Meskipun suasana sekolah saat ini nampak sedikit seram, Yoongi tidak memedulikannya. Dia sudah biasa pulang larut seorang diri. Langkahnya mantap menuju tempat parkir motor.

Lima langkah kemudian, terdengar suara langkah kaki lain. Dari iramanya, sepertinya sang pemilik langkah sedang terburu-buru. Yoongi mengangkat alisnya. Aneh. Tidak biasanya masih ada yang berada di sekolah selarut ini.

Laki-laki itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Nihil. Kosong.

Atau, itu bukan manusia?

Yoongi segera menggelengkan kepalanya. Mengusir bayangan-bayangan aneh yang menddak memenuhi pikirannya. Tidak. Itu pasti hanya penjaga sekolah yang sedang mengecek keamanan.

Pemuda itu kembali memantapkan langkahnya. Baru dua langkah, ia dikagetkan dengan kemunculan tiba-tiba sesosok berwarna putih dari lorong kelas sebelah kiri.

"AAAAAA!!!!!!!!"

"AAAAAA!!!!!!"

Dua teriakan kencang menggema dan mengisi lengang sekolah yang sudah kosong. Ponsel Yoongi yang sejak tadi ia genggam pun terlempar beberapa meter saking kagetnya dia.

Sungguh, jika ini terjadi saat sekolah masih penuh siswa, niscaya image Yoongi yang dingin akan runtuh seketika. Bayangkan saja, kapten basket andalan sekolah yang jarang tersenyum, selalu terlihat serius dan dingin itu tiba-tiba berteriak keras hingga jatuh terduduk.

Yoongi mengaduh karena pantatnya sakit. Sambil mengatur napas, ia langsung memungut ponselnya sambil merutuk dalam hati. Sial sekali dia, itu ponsel baru yang ia beli beberapa hari lalu dengan uang tabungannya. Laki-laki itu mengamati tiap sudut ponselnya, berharap tidak ada kelecetan berarti yang timbul.

"Aduhhh."

Rintihan pelan terdengar dari sosok putih yang tadi mengagetkan Yoongi. Ternyata sosok putih itu adalah seorang siswi perempuan yang mengenakan hoodie putih hingga menutupi kepalanya. Gadis itu juga sedang terduduk karena jatuh tadi.

"Lo nggak apa-apa?" Yoongi mendekati gadis.

Gadis itu mengangkat kepalanya dan Yoongi tidak bisa menyembunyikan kekagetannya saat tahu siapa gadis itu.

"Jihyo?!"

Sial, harus banget nih ketemu mantan?

-0-

"Kak Yoongi?" Jihyo tak kalah kaget.

"Kakak nagapain?"

"Kamu ngapain?"

Tanya keduanya bersamaan.

"Latihan." Jawab keduanya.

Seperti Yoongi yang menjadi kapten basket sekolah mereka, Jihyo sendiri adalah kapten pemandu sorak atau cheerleader. Dan seperti Yoongi, Jihyo pun tidak kalah ambisius. Malam ini misalnya, dia seorang diri baru saja selesai menyempurnakan gerakan untuk menyemangati tim basket yang mengikuti kompetisi tidak lama lagi.

Dulu saat masih berpacaran, mereka berdua digadang-gadang sebagai couple goals. Bagaimana tidak? Keduanya adalah kapten dari dua ekskul yang paling banyak menyumbang piala bagi sekolah. Selain prestasi, visual keduanya pun tidak diragukan lagi. Yoongi dan Jihyo adalah salah satu dari jajaran anak populer dan the most wanted di kalangan para siswa. Tak heran banyak siswa yang iri pada Yoongi dan banyak siswi yang sirik pada Jihyo.

A Cup of Tea || Yoongi x JihyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang