Halo! Terima kasih ya sudah mampir, semoga cerita ini bisa menghibur💛 Jangan lupa tinggalkan komentar/pesan supaya aku tahu apakah kalian suka atau tidak dengan cerita ini hehe. Komentar kalian bikin aku semangat lho, jadi jangan sungkan untuk berkomentar ya 🌸
✨✨✨
Jihyo bangun dari tidurnya karena cahaya matahari yang masuk lewat sela-sela tirai terasa menyilaukan. Gadis itu sudah akan bangkit dari tidurnya untuk duduk, saat ia merasakan sebuah lengan tengah memeluk pinggangnya. Menyadari itu Jihyo langsung tersentak.
ASTAGA! APA-APAAN?
Jihyo seketika langsung terduduk, dengan perasaan was-was ia menoleh ke sosok pemilik lengan yang masih tertidur pulas di sampingnya. Dan mata Jihyo nyaris keluar dari tempatnya saat ia menyadari siapa itu.
YOONGI?
ASTAGA! IA DAN YOONGI TIDUR BERSAMA?!
Mata Jihyo bergulir dari wajah pulas Yoongi ke-
HAH? YOONGI TIDAK PAKAI BAJU?
Jihyo panik. Dengan degup jantung menggila ia menunduk untuk memeriksa tubuhnya sendiri. Mendadak kepalanya pusing sekali. Ya Tuhan! Ia juga tidak mengenakan apa-apa dibalik selimutnya. Dengan segera ia merapatkan selimutnya hingga leher.
Jihyo memegangi kepalanya. Apakah? Apakah ia dan Yoongi melakukannya semalam? Bagaimana mungkin? Ia dan Yoongi kan sudah berprinsip tidak akan melakukannya sampai mereka resmi menikah. Yoongi juga pria yang sopan, ia tidak pernah melampaui batas wajar selama hubungan tiga tahun mereka.
Apakah semalam mereka mabuk? Jihyo berusaha mengingat-ingat, namun otaknya macet dan tidak bisa berpikir. Namun Jihyo tahu, Yoongi memiliki toleransi terhadap alkohol yang cukup tinggi. Tidak mungkin laki-laki itu mabuk dengan mudah. Atau semalam mereka memang mabuk begitu berat sampai Jihyo tidak ingat apa-apa?
Kepala gadis itu menengok kesana kemari. Dilihat dari interiornya, sepertinya mereka sedang ada di sebuah kamar hotel. Astaga. Ia dan Yoongi benar-benar gila jika mereka melakukannya. Jihyo mengacak-acak rambutnya frustasi.
Tidak! Tidak! Tidak!
Gadis itu mulai merasakan matanya memanas, entah kenapa ia merasa sedih dan kecewa. Yeah, dia tahu dia dan Yoongi sudah cukup dewasa untuk melakukannya, tapi tetap saja. Itu seperti melawan prinsip yang selama ini ia pegang. Mendadak ia terbayang wajah orang tuanya, mungkin mereka akan kecewa berat jika tahu.
Air mata mengalir di pipi Jihyo, tanpa gadis itu kehendaki. Kedua tangannya menangkup wajahnya, ia menangis dalam diam. Entah apa yang nanti akan dia katakana pada Yoongi, saat laki-laki itu bangun.
"Kau sudah bangun?"
Suara berat dan serak khas bangun tidur terdengar dari sisi Jihyo. Disusul dengan lengan Yoongi yang merengkuh pinggang Jihyo.
"AAAAAAA, LEPAS!"
Pekikan Jihyo membuat Yoongi membuka mata dan langsung terduduk. Raut kaget dan heran menghiasi wajahnya yang masih mengantuk dengan rambut berantakan.
"KENAPA? KENAPA?"
"LOH? KAU MENANGIS? KENAPA?" Yoongi panik, tangannya menjulur untuk mengusap kepala gadisnya itu. Namun segera ditepis oleh Jihyo yang kini menatap sang laki-laki dengan pandangan terluka yang tajam.
"Kenapa kau melakukannya?" Tanya Jihyo dengan suara tercekat.
Dahi Yoongi mengernyit "Memang apa yang aku lakukan?"
"Kau jangan pura-pura bodoh Min Yoongi!"
"Sungguh aku tidak paham Jihyo. Tolong langsung katakan saja."
Wajah Jihyo memerah, ia berang sekali. Tidak disangkanya Yoongi ternyata sebrengsek ini. Ia telah mengambil apa yang dijaga Jihyo selama ini, lalu sekarang pura-pura bersikap bodoh?
"Apa? Apa yang sudah kulakukan?" Yoongi mengulang pertanyaannya.
Jihyo yang tidak tahu harus menjelaskan bagaimana, maka ia hanya melirik ke arah badan Yoongi dan badannya berulang-ulang. Wajahnya langsung memerah seketika.
Yoongi yang mengikuti arah pandang mata Jihyo langsung paham apa maksud sang gadis.
"Ahhh." Kini wajah Yoongi ikut memerah, ia menggaruk tengkuknya salah tingkah. Membuat Jihyo bingung.
"Maaf, apa kau tidak menyukainya? Apakah sakit?" Tanya Yoongi dengan lembut.
Mendadak air mata kembali mengalir dari manik Jihyo, membuat Yoongi semakin bingung dan panik.
"Astaga! Astaga maaf. Maaf ya kalau aku menyakitimu semalam."
Jihyo menangis lebih keras, dengan suara terbata-bata ia berkata setengah berteriak "Apa yang harus aku katakan pada orang tuaku, Yoongi?!"
"Eh? Kenapa kau harus memberitahu orang tuamu?" Yoongi yang semakin bingung.
"Apa yang harus aku katakan sebagai alasan aku tidak pulang semalaman? Bagaimana kalau mereka tahu apa yang kita lakukan? Aku takut membuat mereka kecewa dan sedih." Gadis itu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Mendengar apa yang dikatakan Jihyo, raut kebingungan di wajah Yoongi memudar.
"Jihyo." Panggil Yoongi.
Jihyo tetap bergeming.
"Hei, Nyonya Min." Panggil Yoongi lagi.
Jihyo mengangkat kepalanya, dan dengan ketus ia berkata "Ini bukan waktunya bercanda Yoongi."
"Siapa yang bercanda? Aku serius Nyonya Min."
"Namaku Park Jihyo. Berhenti memanggilku Nyonya Min! I'm not!" Jihyo terdiam sebentar ".....yet."
Yoongi terkekeh "But you already are." Kata Yoongi sambil menunjukkan cincin di jari manis tangan kirinya. Lalu dengan tangan kananya, ia mengangkat tangan kiri Jihyo, dan menunjukkan cincin serupa melingkar di jari manis sang gadis.
Jihyo memandang cincin di jari manisnya dan jari manis Yoongi secara bergantian. Otaknya dengan perlahan mencerna informasi yang ia peroleh. Mulut gadis itu membulat, kesadaaran penuh baru menghampirinya.
Namun, sebelum ia sempat mengungkapkan kebodohannya, Yoongi sudah terlebih dahulu berteriak frustasi,
"KITA BARU SAJA MENIKAH KEMARIN, BODOH! BAGAIMANA BISA KAU LUPA??!!"
FIN
.
.
.author's note!
Halo ketemu lagi! Rekor nih aku seminggu update dua kali 😂😂
Jadi ini sebenernya nggak ada di rencana list chapter A Cup of Tea 😅 Dan ini kayak cuma ide mendadak aja semalem sebelum tidur, dan rasanya gabisa tidur nyenyak kalo belum diketik 😂
Maka jadilah cerita ngebut yang terinspirasi oleh tweet gemes salah satu netijen 😁 Ini tweetnya👇😂😂
Anggep aja obat setelah chapter sebelumnya cukup menguras perasaan 👀
Semoga menghibur ya hehe💛 Selamat hari Minggu, selamat bersenang-senang✨
See you🍓
KAMU SEDANG MEMBACA
A Cup of Tea || Yoongi x Jihyo
Fanfictionone-shot collection of BTS' Yoongi and Twice's Jihyo. -written in Bahasa Indonesia