1- Royal Dinner
Jihyo mendesah pelan sambil memandangi bayangan dirinya lewat pantulan cermin di kamarnya. Ia tampak menwan sekali malam ini. Gaun putih yang indah membungkus dirinya, rambutnya digerai dengan tiara kecil menghiasi kepalanya. Bibirnya diberi pewarna merah muda tipis dan wajahnya diberi riasan sederhana yang cantik. Semua nampak sempurna kecuali satu. Raut wajahnya.
Putri bungsu Kerajaan Eunoia itu tidak terlihat senang. Sejak kemarin ia uring-uringan. Membuat semua pelayan kewalahan. Jihyo ingin sekali kabur saat ini. Tapi itu tidak mungkin, ia pasti akan tertangkap oleh pengawal di depan.
Tok! Tok!
Suara ketukan pintu terdengar, membuat Jihyo tersentak dari lamunannya.
"Ya?" Tanya Jihyo
"Tuan Putri, Baginda Raja dan Permasuri sudah menunggu." Itu suara salah satu pelayan.
Jihyo membuang napas. Baiklah, sepertinya ia memang tidak bisa menghindar.
Dengan malas, gadis itu menyeret kakinya dan segera menuju halaman depan istana. Di sana ayah dan ibundanya sudah menunggu dengan tidak sabar di sebelah kereta kuda.
"Jihyo, apa yang membuatmu begitu lama?" Ibundanya langsung berseru begitu melihat putrinya keluar dari istana.
"Astaga, lihatlah tiaramu miring. Dan cobalah tersenyum sedikit." Kata wanita paruh baya itu sembari merapikan penampilan Jihyo.
Sang ayah sekaligus Raja dari Kerajaan Eunoia itu tertawa pelan sambil mengusap lembut kepala Jihyo "Apakah putri kecilku ini gugup karena akan segera bertemu calon suaminya?"
Jihyo menahan diri untuk tidak mendengus di depan ayahnya. Inilah alasan kenapa sejak kemarin ia uring-uringan. Ia malas bertemu makhluk itu. Makhluk yang kedua orang tuanya sebut sebagai calon suaminya. Bagaimana bisa kedua orang tuanya "memaksa" atau sebutan lembutnya menjodohkan ia dengan putra bungsu Kerajaan Solasta. Jihyo belum ingin menikah, lagipula ia juga belum pernah bertemu dengan calon suaminya itu.
-0-
Kini Jihyo dan kedua orang tuanya sudah duduk di meja makan panjang di dalam Kerajaan Solasta. Seperti namanya, tempat ini benar-benar nampak bersinar. Segala interior dan perkakasnya nampak menawan. Namun keindahan tempat ini tidak mengurangi rasa kesal dan bosan Jihyo. Sekarang ayahnya dan Raja Solasta tengah berbincang mengenai sesuatu yang tidak ia pahami. Begitu pula ibundanya juga kini tengah asyik mengobrol dengan Permaisuri Solasta.
Jihyo mengalihkan pandangan dari kedua orang tuanya dan menatap obejk yang duduk di kursi seberangnya. Inilah laki-laki yang akan dijodohkan dengannya.
Jeon Jungkook. Tidak seperti dirinya, putra bungsu Kerajaan Solasta itu nampak senang dengan perjodohan ini. Terlalu senang bahkan.
"Astaga Ayah. Apakah itu calon istriku? Dia cantik sekali."
Itu kalimat pertama yang Jungkook ucapkan saat Jihyo baru turun dari kereta kuda. Bukannya tersipu, Jihyo justru langsung memutar bola matanya. Menurut Jihyo, Jungkook adalah tipikal laki-laki yang suka menggoda wanita.
Jihyo kembali memperhatikan jungkook. Saat ini dia tengah asyik bercerita -kalau tidak bisa dibilang menyombongkan, keahlian berkuda dan memanahnya.
"Kau tahu? Kemampuan berkudaku sangat hebat! Aku pernah bertanding dengan bebrapa putra mahkota dari kerajaan lain dan kemampuan mereka bahkan tidak sampai setengah dari kemampuanku." Ucap Jungkook dengan jumawa.
Jihyo hanya tersenyum sopan menanggapi cerita itu. Bukannya Jihyo meremehkan kemampuan Jungkook, tapi ia sungguh tidak suka dengan gaya Jungkook yang menurutnya terlalu sombong. Jungkook baru akan membuka mulutnya untuk bercerita lagi saat seorang laki-laki memasuki ruang makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Cup of Tea || Yoongi x Jihyo
Fanfictionone-shot collection of BTS' Yoongi and Twice's Jihyo. -written in Bahasa Indonesia